Rancangan Percobaan BAHAN DAN METODE

3

2.2. Prosedur Penelitian

2.3.1. Perlakuan dan Pemeliharaan Ikan Uji

Sterilisasi tempat dan peralatan menggunakan kaporit dengan dosis 20 mgL, kemudian peralatan direndam menggunakan tiosulfat dengan dosis 8 mgL untuk menetralisir sisa kaporit. Akuarium dan peralatan yang sudah dinetralisir kemudian dijemur dan dikeringkan. Sumber air yang digunakan adalah air sumur yang ditampung ke dalam tandon dan diaerasi selama 1 hari sebelum digunakan. Setelah itu, akuarium 90x40x40 cm 3 diisi air sebanyak 100 L dan untuk akuarium 20x10x15 cm 3 diisi air sebanyak 1 L. Pada percobaan kali ini digunakan 2 jenis wadah akuarium selama pemeliharaan, yaitu akuarium berdimensi 90x40x40 cm 3 100 L dan akuarium berdimensi 20x10x15 cm 3 1 L. Penggunaan 2 jenis akuarium untuk memudahkan penghitungan tingkat kelangsungan hidup larva patin. Percobaan pemberian artemia dan pakan campuran dilakukan selama 3 hari. Kemudian pemeliharaan dilanjutkan hingga hari ke-18 untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi pakan tersebut. Penghitungan nilai sintasan dan panjang mutlak larva dilakukan pada hari ke-3 dan hari ke-18. Hari ke-3 dilakukan penghitungan pada wadah akuarium 1 L dan hari ke-18 dilakukan penghitungan pada wadah 100 L. Pemberian pakan artemia dilakukan secara at-satiation atau sekenyangnya dan untuk pakan campuran diberikan sesuai dengan dosis perlakuan. Kontrol dijadikan patokan untuk jumlah pemberian pakan artemia pada tiap perlakuan. Artemia yang akan diberikan terlebih dahulu ditimbang, kemudian artemia sisa dari pemberian ditimbang kembali dan dihitung nilai selisihnya untuk mengetahui jumlah artemia yang diberikan. Jumlah pakan artemia kontrol dikonversi 100 perlakuan I, 75 perlakuan II, dan 50 perlakuan III. Pakan campuran diberikan dengan dosis 27 mL perlakuan I, 33.75 mL perlakuan II, dan 40.5 mL perlakuan III. Nilai jumlah pemberian pakan campuran diatas merupakan angka yang digunakan pada pemeliharaan larva udang. Penggunaan pakan campuran pada pemeliharaan larva patin sendiri belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, pemberiaannya menggunakan dosis yang biasa digunakan pada larva udang. Larva ikan patin yang digunakan pada perobaan berasal dari hasil penyuntikan antara induk jantan dan induk betina. Larva ditebar sebanyak 5 000 ekor per akuarium besar kepadatan 50 ekorL dan 50 ekor untuk akuarium kecil. Awal perlakuan adalah larva pada wadah akuarium besar 100 L dan akuarium kecil 1 L diuji selama 3 hari dengan pemberian komposisi pakan artemia dan pakan campuran yang berbeda. Setelah 3 hari, dilakukan penghitungan nilai sintasan akuarium kecil. Sedangkan untuk larva pada akuarium besar dipelihara selama 18 hari hingga ukuran kurang lebih 34 inchi untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidupnya. Selama pemeliharaan dilakukan penggantian air setiap hari, kecuali pada fase larva. Pada hari ke-4 mulai dilakukan pergantian air, jumlah air yang diganti disesuaikan dengan kondisi ikan, yaitu dilihat dari tingkah laku, pergerakan, dan nafsu makan ikan. Sampai dengan hari ke-10 jumlah maksimum penggantian air adalah 50 dari total volume. Setelah lewat dari 10 hari, jumlah pergantian air 4 bisa ditambah hingga 100. Penggantian air dilakukan antara pagi dan siang hari saat keadaan suhu tandon dan suhu akuarium relatif sama. Penetasan siste artemia dilakukan pada air bersalinitas 20 gL dalam wadah ember bervolume 20 L dengan artemia sebanyak 30 g dan diberi aerasi. Setelah ±24 jam siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen. Artemia dipanen dengan cara disaring menggunakan scoopnet. Kemudian ditampung dalam wadah berisi air dengan salinitas yang sama. Artemia yang telah ditampung, siap untuk diberikan. Frekuensi pemberian pakan artemia adalah sebanyak 10-12 kali per hari disesuaikan dengan laju pengosongan lambung. Sebelum diberikan, artemia terlebih dahulu ditimbang kering menggunakan timbangan digital dan diencerkan kembali dengan menggunakan air saat diberikan ke ikan. Pemberian pakan campuran selalu disertai dengan artemia, hanya frekuensi pemberiannya berbeda. Frekuensi pemberian pakan campuran adalah 5 kali dalam 1 hari. Perlakuan I akuarium besar diberikan pakan campuran dengan dosis 27 mL. Perlakuan II diberikan pakan campuran dengan dosis 33.75 mL. Perlakuan III diberikan pakan campuran dengan dosis 40.5 mL. Metode pemberian pakan artemia dan pakan campuran untuk akuarium kecil 1 L dilakukan dengan cara mengencerkan terlebih dahulu jumlah pakan yang diberikan pada akuarium besar menjadi 100 mL, lalu hasil pengenceran pakan campuran diambil sebanyak 1 mL untuk setiap wadah akuarium kecil. Pada hari ke-4, larva ikan patin sudah sepenuhnya diberikan pakan cacing sutera. Pemberian pakan cacing sutera diawali dengan dilakukan penyincangan terlebih dahulu sampai halus dan dibilas bersih sampai tidak ada lagi sisa darah. Setiap 30 menit setelah pemberian pakan dilakukan penyifonan untuk membersihkan sisa pakan.

2.3.2 Parameter yang Diamati

Parameter yang diuji meliputi tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, dan parameter kualitas air suhu, pH, DO dan amonia. Tingkat Kelangsungan Hidup Menurut Effendie 1978, tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung dengan cara membagi jumlah larva pada akhir periode pemeliharaan dengan jumlah larva pada awal penebaran. Penghitungan tingkat kelangsungan hidup dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada hari ke-3 untuk akuarium 1 L dan hari ke-18 untuk akuarium 100 L . SR = x 100 SR = Kelangsungan hidup No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan ekor