2.2.3 Siklus Hidup
Siklus hidup X. festiva dapat beragam, tergantung antara lain pada kondisi iklim dan makanannya, sedangkan nilai rata-rata siklus hidup dipengaruhi oleh
banyaknya individu yang diamati. Pada kondisi laboratorium dan dengan menggunakan makanan buatan Insecta Nippon Nosan, waktu yang diperlukan
untuk kelangsungan hidup mulai dari telur sampai imago adalah 174 hari atau 6 bulan, terdiri dari stadium telur 30 hari kisaran 28-32 hari, larva 118 hari, pupa
15-17 hari Suharti, et al., 1994. Dengan menggunakan makanan buatan yang sama, Matsumoto 1994, juga melakukan pemeliharaan dengan menggunakan telur
yang berasal dari lapangan dan dari laboratorium. Larva-larva yang dipelihara dapat berkembang dengan baik namun pada saat akan berkepompong banyak mengalami
kematian sehingga persentase pengepompongannya relatif rendah. Hanya 3 individu yang berhasil menjadi kumbang seekor jantan, 2 ekor betina dan waktu
diperlukan untuk kelangsungan hidupnya adalah 195 hari stadium telur 26 hari, larva 153 hari dan pupa 16 hari.
2.2.3 Penyebaran dan Tanaman Inang
a b
c d Gambar 1. Morfologi X. festiva a. Kelompok telur X.
festiva b. Larva X. festiva. c. Pupa X. festiva. d. Kumbang X. festiva.
X. festiva menyerang berbagai jenis pohon yang tergolong family Leguminosae. Menurut Notoatmodjo 1963 dalam Husaeni, et al., 2001, selain
menyerang sengon X. festiva menyerang pula Albizzia chinensis A. stipulata, A. lebbecks, A. sumatarana, Phitecelobium lobatum, Samanea saman, Inga vera, dan
Acacia auriculiformis. Pada tahun 1986 hama ini pernah ditemukan menyerang Calliandra callothyrsus di Bogor dan A. decurens di Sukabumi Husaeni, 2001.
Dalam penelitianya antara tahun 1991-1994, Matsumoto 1994 menambahkan lagi pohon-pohon inang yang diserang X. festiva yaitu A. mangium, hibrid A. mangium
x A. auricoliformis, A. vera, A. Arabica, A. catechu, Pithecelobium jiringa, P.dulce, Parkia speciosa, dan Enterolobium cyclocarpum. Sengon, jengkol dan
petai merupakan tiga jenis pohon yang sering ditanam di kebun milik rakyat. Penularan boktor ke tegakan-tegakan sengon di dalam kawasan hutan sering
dimulai dari kebun-kebun milik rakyat tersebut.
2.2.4 Pengendalian