Maluku. Pada tahun 1871 tanaman ini dimasukkan ke Jawa dan tepatnya ditanam di Kebun Raya Bogor, kemudian disebarkan ke berbagai daerah mulai dari Sumatra
hingga Irian Jaya Atmosuseno, 1998. Penyebarannya yang sangat luas disebabkan mudahnya pohon ini tumbuh
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tanaman sengon tumbuh secara alami di Salomon, Papua Nugini, dan Indonesia. Daerah penyebaran di Indonesia meliputi
Maluku, Sulawesi Selatan, seluruh Jawa dan Irian Jaya. Sengon sudah tersebar luas hingga ke Srilangka, India, Malaysia, Filipina, Fiji, dan Samoa Atmosuseno,
1998.
2.1.5 Kegunaan Kayu Sengon
Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan
harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu
sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, dan bahan baku industri pulp
dan kertas Atmosuseno, 1998.
2.2 Hama Boktor
2.2.1 Taksonomi
Hama boktor dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum
: Animalia Kelas
: Insecta Ordo
: Coleoptera Famili
: Cerambycidae Subfamili
: Cerambycinae Genus
: Xystrocera Species
: Xystrocera festiva Nama lokal
: Boktor, Uter-uter Sunda, Wowolan Jawa
2.2.2 Biologi dan Cara Penyebaran
Menurut Husaeni 2001, kumbang X. festiva tergolong serangga nokturnal, yaitu serangga yang aktif pada malam hari. Kumbang ini melakukan aktifitas pada
malam hari, termasuk ketika bertelur dan melakukan perkawinan. Kumbang X. festiva melakukan perkawinan dan bertelur beberapa jam setelah kumbang keluar
dari lubang gerek. Telur diletakkan secara berkelompok pada celah kulit batang atau cabang dengan maksud mencegah telur dari kekeringan atau gangguan
musuhnya. Sejak larva keluar dari telur yang baru beberapa saat menetas, larva sudah
merasa lapar dan segera melakukan aktivitas penggerekan ke dalam jaringan kulit batang di sekitar lokasi larva diletakkan. Bahan makanan yang disukai larva boktor
adalah bagian permukaan kayu gubal xylem dan bagian permukaan kulit bagian dalam floem. Adanya serbuk gerek halus yang menempel pada permukaan kulit
batang bagian luar merupakan petunjuk terjadinya gejala serangan awal Anonim, 2010c.
Larva yang baru menetas berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna coklat kehitaman. Bentuk tubuh larva silindris dengan ukuran bagian
tubuh semakin dekat toraks semakin membesar dan tubuhnya bersegmen-segmen. Larva dewasa mendekati pupasi dapat mencapai panjang 5,5 cm Suharti, et al.,
1994. Menurut Husaeni 2001, panjang tubuh pupa 3 cm dan diameter tubuh 1
cm, berwarna kuning gading. Warna ini berangsur-angsur berubah menjadi coklat seiring dengan perkembangan pupanya.
Imago berwarna coklat kemerahan, sisi-sisi elytra dan protoraksnya berwarna hijau kebiruan, panjang tubuh 3,3 cm dan lebar 0,7-0,9 cm. Ukuran tubuh
kumbang jantan agak lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh kumbang betina. Panjang antena kumbang jantan adalah 1,5 kali panjang tubuh dengan kaki lebih
panjang dan lebih kokoh dibandingkan dengan kumbang betina. Panjang antena kumbang betina kurang lebih sama dengan panjang tubuh Husaeni, 2001.
2.2.3 Siklus Hidup