Analisa Komposisi Artificial Diet Perilaku Larva Boktor dalam Artificial Diet

Tabel 3 Hasil Rata-rata Pertambahan Tiap Parameter Pengamatan Dalam Artificial Diet dengan Serbuk Sengon Tabel 3 menunjukkan hasil rata-rata pertambahan tiap parameter pengamatan dalam artificial diet dari jenis serbuk kulit dan batang. Terlihat jelas bahwa yang memiliki rata-rata tertinggi terbanyak terhadap ke-4 parameter diatas adalah provenan Salomon untuk serbuk batang, sedangkan pada serbuk kulit tidak menunjukkan pola yang jelas.

4.1.3 Analisa Komposisi Artificial Diet

Dalam penelitian kali ini, komposisi artificial diet tidak menggunakan serbuk selulosa murni tambahan, hanya menggunakan serbuk sengon sebagai bahan selulosa utama. Dapat dilihat perbandingan penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang pada Tabel 4. Jenis Serbuk Parameter pengamatan Berat konsumsi makanan Larva Panjang larva Berat larva Diameter kepala larva Serbuk kulit Tertinggi KSH KKH KSH KKH Terendah KKH KKK KKK KSK Serbuk batang Tertinggi BSK BSH BSH BSK Terendah BKK BKH BKH BSH Tabel 4 Perbandingan Pengaruh Komposisi Artificial Diet pada Pengamatan Terakhir dengan Data Penelitian Sebelumnya yaitu Provenan Salomon Kondisi Sehat Penelitian Tahun Perlakuan Berat Larva mg Panjang larva mm Diameter Kepala larva mm Berat Makanan mg Listyorini 2007 Menggunak an selulosa 240 4,3 1,3 6230 Nuban 2010 Tidak menggunaka n selulosa 30 2 0,5 2790 Keterangan : Berat Larva BL = BL akhir – BL awal Panjang Larva PL = PL akhir - PL awal Diameter kapala larva DK = DK akhir – DK awal Berat makanan = total berat makanan selama pengamatan Tabel 4 menunjukkan bahwa pada pengamatan terakhir total makanan yang dikonsumsi oleh larva pada komposisi artificial diet pada tahun 2007 sangat baik dibandingkan dengan penelitian tahun 2010. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pengurangan selulosa berpengaruh pada minat makan boktor. Pertumbuhan larva boktor selama penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya larva boktor mengalami pertumbuhan karena adanya faktor kondisi yang menguntungkan seperti tersedianya jumlah makanan yang cukup tiap pengamatan. Tetapi pada kondisi tertentu, larva juga mengalami kematian. Salah satu kemungkinan penyebab kematian larva adalah adanya jamur pada artificial diet. Setelah diamati dengan mikroskop didapati jenis jamur Aspergilus sp.

4.1.4 Perilaku Larva Boktor dalam Artificial Diet

Berdasarkan pengamatan selama lima kali untuk serbuk batang dan kulit sengon di laboratorium dengan menggunakan makanan buatan, terlihat bahwa perilaku makan larva boktor sama seperti perilaku makan larva boktor pada batang pohon di lapangan. Perilaku makan larva boktor pada pohon menyebabkan bentuk kerusakan seperti yang terlihat dalam Gambar 6. a b Gambar 6 Perilaku Makan Larva Boktor pada Artificial Diet a dengan bentuk Kerusakan Pohon Sengon di Lapangan b. Larva memakan dengan cara mulai menggerek dari bagian pinggir atas lalu terus menggerek ke arah bawah dengan pola sedikit memutar sehingga membentuk pola seperti sebuah saluran. Larva terus memakan hingga ke bagian tengah artificial diet. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Provenan Sengon dan Kondisi Sengon Terhadap