Analisis Data Uji Coba di Kolam Percobaan BDP

KM = KB+BM ………………………………………………………………. 11 Keterangan : KB = Jarak lunas dengan titik apung m BM = Jarak titik apung ke metacentre m l Jarak titik apung ke metacenter BM : ……………………………………………………………….… 12 Keterangan : I = Momen inertia ∇ = Volume displacement m 3 m Jarak titik apung ke titik metacenter longitudinal BM L : ………………………………………………………………. 13 Keterangan : I L = Inertia longitudinal ∇ = Volume displacement m 3 n Jarak metacenter longitudinal KM L : KM L = KB + BM L ……………………………………………………………. 14 Keterangan : KB = Jarak lunas dengan titik apung m BM L = Jarak titik apung ke titik metacenter secara longitudinal m 3 Pengolahan Data Tahanan Gerak Model Perahu Katir Pengolahan data menggunakan pendekatan matematis yaitu dengan menghitung rata-rata dari nilai tahanan yang diperoleh dari 10 kali ulangan pada tiga tingkat kecepatan. Nilai rata-rata tersebut akan disajikan ke dalam bentuk tabel dan grafik agar mudah diinterpretasikan dan dianalisis.

3.6 Analisis Data

Analisis data yang digunakan berupa deskriptif- numerik meliputi : 1 Analisis rasio dimensi utama Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kemampuan perahu dalam melakukan olah gerak. Rasio dimensi utama yang digunakan meliputi perbandingan panjang dengan lebar L PP B, lebar dengan dalam BD, serta panjang dengan dalam L PP D. Nilai rasio L PP B dapat menunjukkan besarnya tahanan gerak yang dimiliki model perahu, nilai rasio BD dapat menunjukkan kestabilan model perahu sedangkan nilai L PP D dapat menunjukkan kekuatan memanjang dari model perahu. 2 Analisis parameter hidrostatis Dianalisis dengan metode numerik yang merupakan simulasi dari data yang diperoleh melalui perhitungan-perhitungan secara teoritis. Dalam memplotkan nilai parameter hidrostatis, digunakan 3 WL yang akan ditentukan setelah data terkumpul. Analisis ini digunakan untuk memplotkan nilai parameter hidrostatis kedalam kurva. 3 Analisis tahanan gerak Hasil perhitungan disajikan kedalam bentuk grafik, dimana tingkat kecepatan sebagai variabel bebas dan tahanan gerak sebagai variabel tak bebasnya, grafik tersebut dapat menjelaskan perbandingan tahanan gerak di berbagai tingkat kecepatan model perahu. Kurva hasil percobaan eksperimental tersebut akan dibandingkan dengan kurva model simulasi metode Froude.

3.7 Uji Coba di Kolam Percobaan BDP

Model yang sudah dibuat diujicobakan di kolam percobaan BDP untuk mendapatkan nilai tahanan gerak pada tiga tingkat kecepatan. Ketiga tingkat kecepatan tersebut diatur inverter pada dinamo penggulung untuk menarik model perahu. Nilai tahanan gerak didapat dengan membaca besarnya gaya reaksi neraca pegas yang dikaitkan dengan katrol yang telah terhubung dengan dinamo penggulung dan haluan model perahu. Pengambilan data tahanan gerak dan kecepatan linier model perahu dilakukan 2 orang pengamat. Panjang kolam untuk pengamatan pengambilan data tahanan gerak dan kecepatan linier di bagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama berukuran panjang 5 meter dan memliki fungsi sebagai jarak tempuh awal model perahu, pada bagian ini model perahu akan mendapat kesempatan tempuh mencapai kecepatan konstan dari posisi diam. Bagian kedua berukuran panjang 10 meter, pada bagian ini pengamat mulai menyalakan stopwatch ketika haluan model perahu memasuki batas awal bagian ini dan menentukan waktu tempuh t ketika haluan model perahu memasuki batas akhir. Ukuran kolam bagian kedua ini digunakan sebagai jarak tempuh model perahu S. Pada bagian ini pula pengamat lainnya mencatat besarnya tahanan gerak perahu. Ketika model perahu memasuki bagian terakhir yang berukuran panjang 5 meter, dinamo penggulung dimatikan. Tujuannya agar model perahu tidak menabrak dinding kolam. Tabel di bawah ini digunakan untuk pengambilan data tahanan gerak pada masing-masing tingkat kecepatan model perahu. Tabel 1 Data tahanan gerak pada tiga tingkat kecepatan linier model perahu Kecepatan ms Ulangan V1 V2 V3 1 2 . . . 10 Rata-rata Selanjutnya dari data pada Tabel 1 dilakukan pengolahan dan analisis. Data yang diolah adalah hubungan kecepatan model perahu dengan besarnya tahanan gerak model perahu sehingga dapat diketahui persamaan regresinya, koefisen korelasi dan juga koefesien determinasinya. Data tersebut juga akan dianalisis menggunakan metode Froude, yaitu kecepatan linier model yang berfungsi untuk mengestimasi tahanan gesek model perahu. Setelah dapat mengestimasi besarnya tahanan gesek model perahu, maka dapat pula mentukan besarnya tahanan sisa model perahu. Keseluruhan data pada model perahu akan digunakan untuk mengestimasi tahanan gerak pada perahu yang sebenarnya. Beberapa rumus yang digunakan dalam metode Froude agar antara model dengan prototype sebenarnya dianggap terdapat kesamaan geometris dan kinematis. skala panjang skala massa jenis spesifik skala kecepatan maju skala massa skala percepatan faktor skala Disini gaya gravitasi akan ambil bagian, karena gaya ini menentukan pembentukan gelombang. Dalam hal ini g = percepatan karena gravitasi = skala untuk percepatan karena gravitasi Jika diinginkan kesamaan dinamis maka rasio dari gaya inersia dan gaya gravitasi yang manapun untuk model harus mempunyai harga yang sama dengan yang untuk skala penuh. atau dan Yang memberikan dan Dapat ditulis ulang sebagai berikut Atau = atau = = F n F n adalah angka Froude. Dengan adanya kesamaan kesamaan geometris dan kinematis serta harga angka Foroude yang sama, maka gaya yang manapun yang diukur pada model dapat dikonversikan ke gaya yang bersangkutan pada skala penuh memakai skala gaya : Berdasarkan hukum kesamaan dan hasil pengamatan mengenai pola gelombang yang ditimbulkan oleh berbagai model yang bentuknya sama tetapi ukurannya berbeda maka William Froude pada tahun 1868 menyatakan “hukum perbandingannya” sebagai berikut; “tahanan sisa berbagai kapal yang mempunyai kesamaan geometris berada dalam rasio dari kubik ukuran liniernya jika kecepatan berada dalam rasio akar kuadrat ukuran liniernya “. Kecepatan demikian itu disebut kecepatan yang bersangkutan. Jika tahanan sisa dianggap tidak tergantung tahanan gesek maka percobaan model dapat dilakukan dengan cara berikut. Mengikuti hukum Froude untuk model berarti dan masing- masing adalah kecepatan model dan kecepatan kapal dan adalah rasio skala. Gaya gravitasi kemudian direduksi ke suatu proporsi tertentu dan gaya vislositas ke proporsi lain. Hal ini tidak menimbulkan masalah apapun jika gaya viskositas baik untuk model maupun untuk kapal dapat dihitung kedua- duanya. Tahanan total model diukur pada sejumlah harga kecepatan . Tahanan ini kemudian dipisahkan ke dalam dua bagian = adalah tahanan gesek model dan adalah tahanan sisa model. Jika telah dihitung maka harga tahanan sisa darat dihitung dengan menggunakan persamaan diatas. Komponen tahanan model ini dapat dikonversi dengan mengalikan skala gaya Jika maka tahanan sisa akan menjadi Dengan memakai asas yang sama dengan yang dipakai untuk menghitung tahanan sisa kapal , yaitu asas yang dipakai ketika menghitung , maka tahanan total kapal dapat dihitung dengan = = = Gambar 7 Ilustrasi pengambilan data tahanan gerak dan kecepatan linier model perahu tampak atas Gambar 8 Ilustrasi pengambilan data tahanan gerak model pada tepi kolam tampak samping 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Model Perahu