1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal merupakan sarana yang digunakan manusia untuk melakukan aktifitas di perairan. Di antara aktifitas-aktifitas tersebut adalah eksplorasi, pelayaran,
pengangkutan barang, penelitian ekosistem laut, militer kelautan, dan tentu saja penangkapan ikan untuk kebutuhan pangan. Dengan adanya kegunaan dan
aktifitas kapal yang berbeda-beda, kapal memiliki ukuran dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan operasinya tersebut. Di dalam perikanan
tangkap, kapal merupakan salah satu bagian dari unit penangkapan yang penting karena memiliki fungsi antara lain sebagai alat transportasi dari fishing base ke
fishing ground dan sebaliknya, sarana untuk melakukan metode penangkapan ikan
dan tempat menampung hasil tangkapan. Kapal perikanan berbeda dibandingkan kapal penumpang biasa.
Keistimewaan pokok yang dimiliki oleh kapal ikan antara lain : kecepatan, olah gerak, layak laut, navigable area, hull structure, propulsion engine, perlengkapan
storage dan alat penangkapan ikan Ayodhyoa, 1972. Di Indonesia sebagian
besar kapal perikanan dibangun secara tradisional yaitu terbuat dari kayu dan dibangun tanpa perencanaan gambar ataupun perhitungan secara matematis
sehingga pembuatan kapal hanya berdasarkan pengetahuan turun-menurun. Oleh karena itu kapal-kapal tersebut belum diketahui parameter hidrostatisnya.
Walaupun demikian kapal-kapal tersebut telah memberikan kemudahan kepada para nelayan dalam pengopersian penangkapan ikan, hal itu terbukti dari sebagian
besar hasil tangkapan yang didaratkan di Indonesia didaratkan oleh kapal tradisional.
Dalam pengopersiannya, kapal bergerak melalui media air karena adanya gaya dorong dari sistem penggerak kapal. Air memiliki pengaruh terhadap kapal
karena akan memberikan gaya perlawanan resistant force dari pergerakan kapal yang disebut ship resistance. Bagian kapal yang tidak tercelup air juga akan
mengalami tahanan yang berasal dari angin. Namun air memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pergerakan kapal karena tahanan dari air memiliki nilai
yang lebih besar dibandingkan dari udara Djatmiko et all 1983.
Salah satu kapal tradisional yang banyak digunakan nelayan di Indonesia adalah perahu katir. Perahu ini beroperasi di sekitar pantai dan biasanya
membawa alat tangkap yang bersifat aktif maupun pasif. Pengoperasian perahu ini umumnya digerakkan oleh motor tempel. Metode penangkapan yang besifat aktif
menuntut perahu tesebut bergerak dengan kecepatan yang tinggi, namun pada umumnya nelayan tidak memperhatikan efisiensi dari pergerakan perahu dengan
daya yang dihasilkan motor tempel. Efisiensi tersebut berkaitan erat dengan besarnya ship resistance yang terjadi pada perahu saat melaju. Dengan gaya
dorong yang sama, semakin besar tahanan yang dimiliki kapal maka kecepatan kapal akan berkurang Djatmiko, et all 1983.
Pada dasarnya tahanan gerak kapal dapat diestimasi menggunakan suatu pendekatan analisis data hirdostatik yang diolah dengan model simulasi, namun
pada pada akhirnya percobaan secara eksperimental juga diperlukan karena memiliki tingkat keakuratan data yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut,
penelitian mengenai tahanan gerak perahu katir perlu dilakukan. Namun pada kenyataannya pengujian tahanan gerak dengan menggunakan perahu dengan
ukuran yang sebenarnya sulit dilakukan. Oleh sebab itu, model ikonik—suatu model perahu berukuran kecil yang memiliki skala terhadap perahu sebenarnya—
diperlukan untuk dijadikan sebagai media uji. Pengujian model perahu merupakan salah satu tahapan yang dilakukan dalam perancangan dan pembangunan pada
industri pembangunan kapal.
1.2 Tujuan Penelitian