Biomassa Bioetanol TINJAUAN PUSTAKA

6

2.4. Biomassa

Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area atau volum tertentu. Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas Brown, 1997. Biomassa adalah bagian yang dapat didegradasi secara biologis dari produk, limbah dan residu pertanian, kehutanan, industri dan limbah rumah tangga. Biomassa, meliputi hewan, sisa-sisa binatang dan bagian tumbuhan yang dapat dimakan edible. Oleh karena itu, jika akan memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi kadang-kadang harus berhadapan dengan sumber bahan kebutuhan hidup lainnya. Sebagai contoh, banyak tumbuhan yang diharapkan dapat menjadi bahan baku biofuel ternyata diperlukan untuk bahan pangan, misalnya jagung, singkong, dan kelapa sawit. Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan biofuel mengingat begitu besarnya sumber daya hayati yang tersedia, baik di darat maupun di perairan. Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, 2006, Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain : • Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti solar minyak diesel • Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti premium. • Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai sumber pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan.

2.5. Bioetanol

Etanol C 2 H 5 OH adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Karena berbahan dasar dari sisa kehidupan maka sering disebut sebagai bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. 7 Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol BPPT, 2006. Adapun manfaat pemakaian gasohol di Indonesia yaitu : memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair, mengurangi impor BBM, menguatkan keamanan pasokan bahan bakar, meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan antar daerah, meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara bahan bakar ramah lingkungan dan berpotensi mendorong ekspor komoditi baru. Untuk pengembangan bioetanol diperlukan bahan baku diantaranya : • Nira bergula sukrosa : nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete. • Bahan berpati : tepung-tepung sorgum biji, jagung, cantel, sagu, singkong umbi singkong, ubi jalar, ganyong, garut, suweg, umbi dahlia. • Bahan berselulosa lignoselulosa : kayu, jerami, batang pisang, bagas, batang singkong. Adapun konversi biomasa berbagai tanaman menjadi bioetanol disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Konversi Biomasa menjadi Bioetanol Biomasa kg Kandungan gula kg Jumlah hasil bioetanol Liter Biomasa : Bioetanol Singkong 1.000 250-300 166.6 6.5 : 1 Ubi jalar 1.000 150-200 125 8 : 1 Jagung 1.000 600-700 400 2.5 : 1 Sagu 1.000 120-160 90 12 : 1 Tetes 1.000 500 250 4 : 1 Sumber : BPPT,2006 8 Pemanfaatan Bioetanol : • Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk murni 100 B100 atau diblending dengan premium EXX • Gasohol sampai dengan E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi. Pengujian pada kendaraan roda empat di laboratorium BPPT menunjukkan bahwa tingkat emisi karbon dan hidrokarbon Gasohol E-10 yang merupakan campuran bensin dan etanol 10 lebih rendah dibandingkan dengan premium dan pertamax. Pengujian karakteristik unjuk kerja yaitu daya dan torsi menunjukkan bahwa gasohol etanol 10 identik atau cenderung lebih baik daripada pertamax. Etanol mengandung 35 oksigen sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran BPPT, 2006. Singkong merupakan tanaman pangan dan perdagangan. Sebagai tanaman perdagangan, singkong menghasilkan pati, gaplek, tepung, etanol, gula cair, sorbitol, tepung aromatik, dan pellet. Sebagai tanaman pangan, singkong merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Singkong merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain perharinya Yakinudin, 2010. Data nilai kalori disajikan pada Tabel 3. Dan data potensi beberapa tanaman sebagai bahan baku etanol disajikan pada Tabel 4. Tabel 3. Nilai Kalori berbagai Tanaman Karbohidrat No Jenis Tanaman Nilai Kalori kalhahari 1 Singkong 250 x 10³ 2 Jagung 200 x 10³ 3 Beras 176 x 10³ 4 Sorgum 114 x 10³ 5 Gandum 110 x 10³ Sumber : Yakinudin,2010 9 Tabel 3, menunjukkan bahwa nilai kalori tertinggi diantara 5 tanaman karbohidrat tersebut adalah singkong, yang menunjukkan bahwa tanaman tersebut menghasilkan energi tertinggi dibandingkan tanaman lainnya. Selain itu singkong juga memiliki kemudahan dalam penanamannya yang tidak perlu banyak mengeluarkan biaya, karena singkong merupakan tanaman yang kuat dalam proses pertumbuhannya karena dapat tumbuh di daerah subur ataupun tidak subur akan tetapi tanaman tersebut memiliki sifat yang rakus terhadap unsur hara dalam tanah. Tabel 4 menunjukkan potensi beberapa tanaman sebagai bahan baku etanol. Tabel 4. Potensi Beberapa Tanaman sebagai Bahan Baku Etanol No Jenis tanaman Hasil panen tonhatahun Etanol literhatahun 1 Bit 20 – 100 3000 - 8000 2 Jagung 1 – 6 400 - 2500 3 Kentang 10 – 35 1000 - 4500 4 Singkong 10 – 50 2000 - 7000 5 Sorgum 3 – 12 1500 - 5000 6 Sorgummanis 20 – 60 2000 - 6000 7 Tebu 40 – 120 3000 - 8500 8 Ubi jalar 10 – 40 1200 - 5000 Sumber : Yakinudin,2010 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari berbagai tanaman yang umum singkong merupakan tanaman penghasil etanol ketiga setelah bit. Hal ini menunjukkan bahwa singkong memiliki potensi yang cukup bagus sebagai tanaman bahan baku etanol. Bit tidak dipertimbangkan karena tidak dapat berproduksi optimal di Indonesia sehingga tidak ekonomis. Keunggulan singkong dibanding tebu adalah masa panen singkong relatif lebih singkat dan biaya produksi lebih murah. Singkong yang akan digunakan sebagai bahan Fuel Grade Ethanol FGE disarankan memiliki kadar pati yang tinggi, potensi hasil tinggi, tahan cekaman biotik dan abiotik, dan fleksibel dalam usaha tani dan umur panen Yakinudin, 2010. 10

2.6. Sifat dan Ciri Umum Tanah Latosol, Regosol, dan Andisol