Produksi Biomassa Singkong 0.4 2.3 1.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

20

4.3. Produksi Biomassa Singkong

Produksi biomassa singkong ditetapkan secara keseluruhan, kemudian dipisahkan berdasarkan empat bagian organ tanaman, yaitu : umbi bersih, batang, daun, dan kulit. Data produksi biomassa singkong pada ketiga tanah disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Produksi biomassa singkong pada tiga tanah. Berdasarkan Gambar 1, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa produksi biomassa singkong berat kering 65ÂșC, pada tiga tanah berbeda dimana produksi tertinggi ditemukan pada Latosol Cikarawang yaitu sebesar 29.8 tonha, diikuti oleh Andisol Sukamantri dan Regosol Sindang Barang yaitu sebesar 16.3 tonha dan 9.0 tonha. Pemisahan produksi biomassa menjadi umbi bersih, batang, daun dan kulit umbi, menunjukkan pola yang berbeda dengan produksi keseluruhan. Sebagaimana disajikan pada Gambar 1, terlihat bahwa produksi umbi bersih singkong tertinggi terdapat pada Latosol Cikarawang yaitu 27.1 tonha dibandingkan dengan Andisol Sukamantri dan Regosol Sindang Barang yang mempunyai produksi umbi bersih 11.4 tonha dan 4.9 tonha. Produksi Singkong tertinggi pada Latosol Cikarawang diduga berkaitan dengan kadar P tersedia yang terkandung di dalam tanah tersebut, 27.1

1.5 0.4

0.8 29.8

4.9 2.3

1.0 0.8

9.0 11.4

3.2 1.3

0.4 16.3

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 Umbi bersih Batang Daun Kulit total Pr oduk si to n ha Latosol Regosol Andisol 21 karena unsur P mempunyai fungsi untuk mempercepat pematangan pada umbi Suprapti, 2005. Rendahnya umbi singkong pada Andisol Sukamantri dibandingkan dengan tanah Latosol Cikarawang disebabkan karena pada Andisol Sukamantri memiliki ketinggian tempat altitut yang lebih tinggi dan kondisi iklim yang berbeda dari pada Latosol Cikarawang yang membuat proses pembesaran umbi menjadi terhambat serta rendahnya P tersedia pada tanah tersebut sehingga pembesaran umbi tidak optimum seperti pada Latosol Cikarawang, sedangkan rendahnya produksi umbi pada Regosol Sindang Barang dibandingkan kedua tanah lainnya disebabkan karena faktor struktur yang dominan berpasir sehingga penyerapan hara pada akar umbi tidak optimum selain itu faktor kesesuaian tanaman singkong yang tidak optimum pada tanah yang dominan berpasir. Biomassa batang singkong tertinggi pada tanah Andisol Sukamantri mencapai 3.2 tonha diikuti oleh tanah Regosol Sindang Barang dengan biomassa 2.3 tonha dan terendah pada Tanah Latosol Cikarawang dengan biomassa hanya 1.5 tonha. Batang singkong tersebut dikarenakan, mengandung holoselulosa yang tinggi dapat digunakan untuk produksi alkohol. Produksi biomassa daun tertinggi terdapat pada Andisol Sukamantri sebesar 1.3 tonha diikuti dengan Regosol Sindang Barang dan Latosol Cikarawang yang produksi biomassa daunnya 1.0 tonha dan 0.4 tonha. Produksi kulit tertinggi terdapat kesamaan pada Latosol Cikarawang dan Regosol Sindang Barang yaitu 0.8 tonha dan Andisol Sukamantri yang memiliki produksi kulit 0.4 tonha. Hasil produksi biomassa daun dan kulit tersebut akan didata untuk mengetahui berapa biomassa yang dikembalikan ke dalam tanah. Berdasarkan hasil biomassa di atas dapat disimpulkan Latosol Cikarawang memiliki biomassa total yang jauh lebih tinggi dari dua tanah lainnya. Tingginya produksi biomassa pada Latosol Cikarawang terkonsentrasi pada umbi singkongnya yaitu sekitar 91, sementara pada Andisol Sukamantri hanya 70 dan pada Regosol Sindang Barang 54 dari produksi total. 22

4.4. Kandungan Senyawa Organik Umbi dan Batang Singkong