11
latosol bereaksi sedang bahkan hingga sangat masam. Tanah-tanah itu biasanya memberikan respon baik terhadap pemupukan dan pengapuran. Soepardi, 1983.
2.6.2. Regosol
Buringh 1983 mendefinisikan Regosol sebagai tanah yang sangat muda, hampir tanpa perkembangan tanah. Soepraptohardjo 1961 menyatakan bahwa,
Regosol mempunyai solum tipis-tebal tanpa horizon. Menurut PPT 1983, Regosol adalah tanah lain yang bertekstur kasar dari
bahan albik, tidak mempunyai horizon diagnostik, atau horizon apapun kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru selain horizon A okrik, horizon histik
atau sulfuric serta berkadar fraksi pasir 60 atau lebih pada kedalaman antara 25-100 cm dari permukaan tanah mineral.
Soepraptohardjo 1961 mengemukakan bahwa Regosol mempunyai porositas sedang sampai terlalu baik, bertekstur pasir kasar sampai lempung, konsistensi lepas
sampai gembur, pH antara 6 sampai 7, serta kandungan P dan K cukup sedangkan N kurang. Buringh 1983 menambahkan Regosol mempunyai kapasitas menahan air
yang rendah dan secara keseluruhan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang paling besar pada Regosol adalah kekurangan air. Sifat-sifat kimia Regosol dicirikan
oleh kandungan bahan organik rendah, KB bervariasi, daya jerap rendah dan permeabilitas tinggi.
2.6.3. Andisol
Kata Andisol berasal dari kata ando, yang berarti tanah hitam. Tanah ini adalah tanah-tanah yang gembur, ringan dan porous, tanah bagian atasnya berwarna
gelap atau hitam, bertekstur sedang, terasa licin seperti semir apabila dipirit, dan secara khusus terbentuk dari bahan piroklastik yang kaya gelas volkan, baik yang
masih lepas dan belum terangkut seperti abu volkan dan tephra, maupun yang sudah mengalami transportasi seperti endapan lahar dan alluvium volkanik Subagyo et al.,
2004. Sesuai dengan sifat-sifat tanah yang berkembang dari bahan piroklastik hasil kegiatan volkanisme, penyebaran Andisol umumnya terbatas pada wilayah sekitar
12
atau dekat dengan daerah volkan gunung api. Selain secara dominan menyebar di dataran tinggi, sebagian Andisol dapat juga terbentuk di dataran dan perbukitan
volkan. Luas seluruhnya diperkirakan 5.39 juta ha, atau sekitar 2.9 wilayah dataran Indonesia. Berdasarkan urutan luasannya, penyebaran Andisol yang cukup luas
terdapat berturut-turut di Sumatera Utara 1.06 juta ha, Jawa Timur 0.73 juta ha, Jawa Barat 0.50 juta ha, Jawa Tengah 0.45 juta ha, dan Maluku 0.32 juta ha Puslittanak,
2000. Dari tujuh subordo dalam kelompok Andisol, yang termasuk tanah-tanah
pertanian utama adalah Udands yaitu Andisols berdrainase baik di wilayah beriklim humit, dengan rejim kelembaban tanah udik; Aquands : Andisols basah, dengan air
tanah berada pada atau dekat permukaan tanah; Ustands ; Andisols yang berada di wilayah agak kering sampai kering, dengan rejim kelembaban tanah ustik; dan
Vitrands yaitu Andisol yang bertekstur agak kasar, dengan kandungan gelas volkan yang tunggi. Oleh karena umumnya menempati wilayah dataran tinggi sekitar 700
mdpl, atau lebih tinggi, maka penggunaan utama baik udands, ustands, maupun vitrands umumnya untuk pertanian pangan lahan kering, hortikultura, serta tanaman
perkebunan. Aquands secara khusus dimanfaatkan untuk persawahan, dan tanaman sayuran. Areal Andisols yang tidak di usahakan untuk pertanian umumnya ditutupi
hutan sekunder, pinus dan semak belukar. Subagyo
et al. 2004 melaporkan data analisis tanah Andisol dari berbagai wilayah, menunjukan bahwa Andisol memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat
30-60 liat, sampai berlempung kasar 10-20, namun sebagian besar tergolong berlempung halus sampai berlempung kasar. Reaksi tanah umumnya agak masam
5.6-6.5. Kandungan bahan organik lapisan atas sedang sampai tinggi, dan lapisan bawahnya umumnya rendah; dengan rasio CN tergolong rendah 6-10. Kandungan
P dan K-potensial bervariasi sebagian sedang sampai tinggi, dan sebagian lagi rendah sampai sedang. Jumlah basa-basa dapat ditukar tergolong sedang sampai tinggi, dan
didominasi oleh ion Ca dan Mg, sebagian juga K. Kapasitas tukar kation tanah, sebagian besar sedang sampai tinggi, dengan kejenuhan basa umumnya sedang.
13
Potensi kesuburan alami Andisol, dengan demikian dinilai termasuk sedang sampai tinggi.
Andisol memiliki sifat andik yaitu memiliki kandungan C-organik 25, dan kandungan bahan amorf dalam bentuk alofan, imogolit, ferrihidrit, atau senyawa
kompleks humus alumunium dalam jumlah yang cukup signifikan bobot isi 0.90 gcm
2
atau kurang, retensi fosfat 85 atau lebih dan jumlah persentase Al dan ½ Fe ekstraksi NH
4
– oksalat 2.0 atau lebih Subagyo et al: 2004.
14
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pertanaman singkong yang diteliti terletak di Desa Cikarawang, Sindang Barang, dan Sukamantri Kabupaten Bogor. Analisis tanah dan tanaman
dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor IPB. Analisis karbohidrat, protein, lemak, holoselulosa dan lignin
dilakukan di Laboratorium Pengujian Hasil Hutan, Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Oktober 2011.
3.2. Bahan dan
Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong Manihot esculenta dan tanah yang diambil dari tiga lokasi tersebut di atas. Bahan dan alat
yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini adalah beberapa alat lapang, seperti timbangan, plastik, pisau dan alat-alat laboratorium seperti gelas piala, gelas
ukur, erlenmeyer, shaker, botol kimia, kertas label, sentrifuse, labu takar, dan lain- lain.
3.3. Metode Pengambilan Sampel Analisis Tanah dan Tanaman
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pengamatan lapang dan analisis laboratorium. Proses pengamatan lapang dilakukan pada pertanaman
singkong milik petani yang siap panen dengan umur panen sekitar 9 bulan. Dalam pengamatan ini diamati ciri morfologi tanaman dan mengukur produksi biomassa
singkong. Pengelolaan pertanaman yang diamati dilakukan tanpa proses pemupukan atau perlakuan sehingga, penelitian dilakukan hanya dengan mendata berat masing-
masing komponen tanaman seperti: umbi bersih, batang, daun, dan kulit umbi. Pada saat pengambilan contoh tanah dan tanaman, dilakukan pengamatan pengelolaan
pertanaman secara langsung dan wawancara dengan petani.