dipakai  untuk  membandingkan  keterandalan  modelImodel  dari  beberapa  model yang memiliki banyak variabel bebas yang berbeda Draper dan Smith 1981.
Pada tebel 8 dan 9 tersebut dapat dilihat bahwa model dengan nilai R² dan R²
adj
tertinggi  serta  nilai  RMSE  yang  terendah  didapatkan  pada  model eksponensial nomor 5, dengan hubungan antara biomassa dengan
HV baik  pada  citra  ALOS  PALSAR  resolusi  50  m  maupun  12,5  m.  Hasil  tersebut
sesuai  dengan  penelitianIpenelitian  sebelumnya  yang  umumnya  menyimpulkan bahwa  polarisasi  HV  mampu  menjelaskan  dengan  baik  pendugaanIpendugaan
biomassa di lapangan Rauste 2007; Awaya 2009.
Setelah dilakukan pemilihan model maka pada tahap selanjutnya dilakukan validasi model pada model terbaik dengan menggunakan uji t berpasangan untuk
menguji keterandalan model tersebut. Validasi model bertujuan untuk mengetahui apakah  model  yang  telah  terpilih  dapat  digunakan  untuk  menduga  biomassa  di
lapangan. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi pada model terpilih.
Tabel  10  Validasi  model  terbaik  dengan  hubungan  antara  biomassa  dengan citra ALOS PALSAR
Resolusi  Polarisasi Model
t
hit
t
α2
sig
50 m HV
Y =  EXP 9,291 + 0,38X₁ 0,444
2,064 0,857
12,5 m HV
Y =  EXP 8,811 + 0,302X₁ 0,745
2,064 0,463
Keterangan: Y = biomassa; X₁=
Pada  Tabel  10  tersebut  dapat  dijelaskan  bahwa  model  terbaik  pada  kedua citra tidak berbeda nyata antara hasil pengukuran di lapangan dengan hasil model
terpilih. Hal tersebut dapat di lihat dari nilai t
hitung
yang lebih kecil dari t
α2
. Dan signifikansi  lebih  kecil  dari  0,05.  Dengan  demikian  model  terbaik  yang  telah
terpilih  bisa  digunakan  untuk  pendugaan  nilai  biomassa  atas  pendugaan  tegakan jati di lapangan.
5.3.2 Penyusunan Model  Pendugaan Biomassa Berdasarkan dan
Umur
Pada  tahap  kedua  disusun  model  dengan  menggunakan  tiga  variabel  yaitu biomassa sebagai variabel respon y serta
dan umur sebagai variabel prediktor  x.  Model  terbaik  pada  jenis  regresi  ini  nantinya  akan  digunakan
sebagai model untuk penyusunan peta sebaran biomassa mengingat data variabel umur  pohon  tersedia  pada  seluruh  areal  pengamatan.  Berikut  merupakan  tabel
penyusunan model dengan menggunakan variabel prediktor dan umur
pohon.
Tabel  11  Model  regresi  antara  biomassa  dengan  variabel dan    umur
pohon pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m
Polarisasi No
Model
R² R²
adj
RMSE
HH 1
Y = 143 + 13,6X₁ + 1,75X₂ 78,1
76,8 32,9
2 Y =  EXP 4,964 + 0,122X₁ + 0,013X₂
76,2 74,7
34,3 3
Y = 134 I 1,32X₁² + 0,0189X₂² 79,0
77,7 32,2
HV 4
Y = 216 + 13,5X₁ + 1,65X₂ 79,9
78,7 31,5
5 Y =  EXP 5,882 + 0,14X₁ + 0,013X₂
78,8 77,5
32,4
6 Y = 173 ? 0,686X₁² + 0,0181X₂²
82,1 81,0
29,7
Keterangan: Y = biomassa; X₁ = ; X₂ = umur
Tabel  12  Model  regresi  antara  biomassa  dengan  variabel dan    umur
pohon pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m
Polarisasi No
Model
R² R²
adj
RMSE
HH 1
Y = 129 + 9,25X₁ + 1,74X₂ 79,0
77,8 32,2
2 Y =  EXP 5,087 + 0,117X₁ + 0,013X₂
79,4 78,1
31,9 3
Y = 120 I 0,637X₁² + 0,019X₂² 79,6
78,4 31,8
HV 4
Y = 178 + 8,35X₁ + 1,71X₂ 80,0
78,7 31,5
5 Y =  EXP 6,108 + 0,136X₁ + 0,013X₂
82,1 81,0
29,8
6 Y = 150 I 0,333X₁² + 0,0187X₂²
81,7 80,6
30,2 Keterangan Y = biomassa; X₁=
; X₂= umur
Tabel di atas menjelaskan bahwa model terbaik pada citra ALOS PALSAR resolusi  50  m  didapatkan  pada  model  kuadratik  nomor  6.  Pada  model  nomor  6
didapatkan  nilai  R²,  R²
adj
yang  lebih  tinggi,  dan  RMSE  yang  lebih  rendah  dari model lainya. Nilai R² dan R²
adj
pada model ini yaitu 82,1 dan 81 serta nilai RMSE  sebesar  29,7.  Pada  citra  ALOS  PALSAR  resolusi  12,5  m  didapatkan
model  terbaik  pada  nomer  nomor  5  dengan  jenis  model  eksponensial.  Dengan nilai R² 82,1, R²
adj
81,02 dan RMSE 29,8. Dari hasil yang didapatkan kembali dapat dilihat bahwa variabel citra yang
diguanakan  memiliki  hubungan  paling  erat  pada HV.  Hal  tersebut
didukung karena seluruh model pendugaan dengan menggunakan HV
sebagai  variabel  bebas  menunjukkan  pola  hubungan  yang  lebih  baik  jika dibandingkan  dengan  hubungan  biomassa  dengan
HH.  Hal  ini dikarenakan  polarisasi  HV  memiliki  sensitifitas  lebih  baik  terhadap  komponen
penyusun  biomassa  yaitu  batang  dan  tutupan  tajuk.  Selain  itu  juga  variabel lapangan  berupa  umur  pohon  turut  memberi  pengaruh  yang  cukup  besar
mengingat  korelasi  yang  cukup  besar  antara  biomassa  dan  umur  pohon,  yaitu berkisar  antara  0,7–0,8.  Variabel  ini  juga  merupakan  salah  satu  variabel  yang
mudah diketahui dilapangan. Penyusunan model dengan lebih dari satu variabel prediktor rentan terhadap
terjadinya  multikolinearitas.  Multikoliniearitas  rentan  terjadi  antar  variabel prediktor  yang  memiliki  korelasi  lebih  besar  dari  0,7.  Dalam  pemodelan  ini
variabel  prediktor dan  umur  pohon  memiliki  nilai  koefisien  korelasi
berkisar  antara  0,3–0,4  sehingga  dapat  diduga  bahwa  multikolinearitas  pada model ini tidak terjadi.
Kemudian  pada  model  terpilih  tersebut  dilakukan  validasi  model  untuk mengetahui  kelayakan  dari  model  tersebut  sebagai  model  penduga  biomassa
lapangan.  Validasi  model  dilakukan  dengan  menggunakan  ujiIt  berpasangan. Hasil dari validasi model ditampilkan pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13 Hasil validasi model terpilih pada citra ALOS PALSAR dengan variabel dan umur
Resolusi  Polarisasi Model
t
hit
t
α2
sig 50 m
HV Y = 173 I  0,686X₁² + 0,0181X₂²
I1,128 2,064
0,271 12,5 m
HV Y =  EXP 6,108 + 0,136X₁ + 0,013X₂
I1,228 2,064
0,231 Keterangan: Y = biomassa; X₁ =
; X ₂= umur
Berdasarkan  hasil  dari  validasi  model  terpilih  didapatkan  bahwa  seluruh model  terpilih  valid  untuk  digunakan.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  nilai  t
hitung
yang lebih kecil dari t
α2
dan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian  model  terbaik  yang  telah  terpilih  bisa digunakan  untuk  pendugaan  dan
pemetaan nilai sebaran biomassa atas pendugaan tegakan jati di lapangan.
5.3.3 Penyusunan Model Pendugaan Biomassa Berdasarkan dan