1. Panjang gelombang microwave yang digunakan band X,C,S,L dan P 2. Polarisasi HH,HV,VV,VH
3. Sudut pandang dan orientasi, 4. Resolusinya
Sedangkan faktor  yang  mempengaruhi backscatter dalam  yang berasal dari sistem target, yaitu :
1. Kekasaran, ukuran dan orientasi objek termasuk di dalamnya biomassa 2. Konstanta  dielektrik  antara  lain  dapat  berupa  kelembaban  dan
kandungan air 3. Sudut kemiringan atau slope dan orientasinya sudut pandang lokallocal
incident angle. JICA dan Fakultas Kehutanan IPB 2011
Gelombang  radar  yang  lebih  panjang  menghasilkan  nilai yang
tinggi pada penetrasi batang, percabangan, permukaan tanah dan tajuk. Sedangkan gelombang  yang  lebih  pendek  menghasilkan  nilai
yang  tinggi  hanya pada tajuk saja. Kemampuan gelombang panjang untuk mempenetrasikan kanopi
hutan dengan lebih baik menjadi dasar kemampuan dari sistem SAR untuk secara langsung  mengestimasi  kuantiti  dari  struktur  tegakan.  Dalam  hal  ini  yang
berkaitan  dengan  biomassa  dimana  sebagian  besar  biomassa  berada  pada  batang dan  percabangan  rantingIranting  besar.  Banyak  studi  yang  telah  dilakukan  dan
menemukan hubungan yang kuat antara biomassa dan hamburan balik pada SAR Mitchard 2009
2.3 ALOS PALSAR
ALOS  adalah  satelit  milik  Jepang  yang  diluncurkan  pada  tahun  2006 Menggunakan  roket  HIII  dan  didesain  untuk  dapat  beroperasi  selama  3I5  tahun.
Satelit  ALOS  merupakan  generasi  lanjutan  dari  JERSI1 1  dan  ADEOS
yang dilengkapi  dengan  teknologi  yang  lebih  maju.  Pertama  teknologi  yang  mampu
mengerjakan data dalam kapasitas yang sangat besar dengan kecepatan tinggi, dan selanjutnya  kapasitas  untuk  menentukan  posisi  satelit  dengan  ketinggian  yang
lebih tepat JAXA 2006.
Tabel 2 Karakteristik satelit ALOS Data
Keterangan Alat Peluncuran
Roket HIIIA Tempat Peluncuran
Pusat Ruang Angkasa Tanagashima Berat Satelit
4000 Kg Power
7000 W Waktu Operasional
3I5 Tahun Orbit
SunISynchronous SubIRecurr Orbit Recurrent Period: 46 Hari Sub Cycle 2 hari
Tinggi Lintasan: 692 km diatas Ekuator Inklinasi: 98,2°
Sumber: JAXA 2006
PALSAR merupakan sensor gelombang mikro aktif menggunakan frekuensi LIband.  Sensor  ini  memberikan  kinerja  yang  lebih  tinggi  daripada  sensor  SAR
pada  satelit  JERSI1.  Hal  ini  memungkinkan instrumen PALSAR untuk melakukan pengamatan yang bebas dari tutupan awan
pada siang atau malam hari. Sinyal radar dapat ditransmisikan dan diterima dalam bentuk polarisasi yang
berbeda.  Polarisasi  merupakan  arah  rambat  dari  gelombang  mikro  aktif  yang dipancarkan  dan  ditangkap  oleh  sensor  radar.  Sensor  PALSAR  memiliki  4  jenis
polarisasi yaitu HH, HV, VH, dan VV.
2.4 Biomassa
Biomassa  hutan  adalah  jumlah  total  bobot  kering  semua  bagian  tumbuhan hidup, baik seluruh atau sebagian tubuh organisme, produksi atau komunitas dan
dinyatakan  dalam  berat  kering  per  satuan  luas  tonha.  Menurut  Brown  1997 biomassa  merupakan  jumlah  total  dari  bahan  organik  hidup  yang  dinyatakan
dalam  berat  kering  oven  ton  per  unit  area.  Menurut  Chapman  1976  biomassa adalah  berat  organik  suatu  organisme  per  satuan  unit  area  pada  suatu  saat,  berat
bahan organik umumnya dinyatakan dengan satuan berat kering atau
kadangIkadang dalam berat kering bebas abu .
Biomassa dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu, biomassa tumbuhan atas  permukaan  tanah
dan  biomassa  bawah  permukaan tanah
.  Lebih  jauh  dikatakan  biomassa  atas  permukaan tanah  adalah  berat  bahan  unsur  organik  per  unit  luas  pada  waktu  tertentu  yang
dihubungkan  ke  dalam  suatu  fungsi  sistem  produksi,  umur  tegakan  hutan  dan distribusi organik Kusuma 1993.
Faktor  yang  mempengaruhi  laju  peningkatan  karbon  biomassa  pohon diantaranya  ialah  suhu  dan  curah  hujan  Kusuma  1993.  Selain  itu  juga  yang
mempengaruhi  besarnya  biomassa  yang  dihasilkan  adalah  umur  dan  kerapatan tegakan, komposisi dan struktur tegakan, serta kualitas tempat tumbuh Satoo dan
Madgwick 1982. Biomassa tegakan hutan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, sejarah  perkembangan  vegetasi,  komposisi  dan  struktur  tegakan  Lugo  dan
Snedaker 1974. Pengukuran  biomassa  pada  dasarnya  mengacu  pada  empat  teknik
pengukuran,  yaitu  :  1  teknik  pemetaan  pemanenan  atau  teknik  sampling destruktif  2  teknik  sampling  tanpa  pemanenan  atau  teknik  nonIdestruktif  3
pengukuran  berdasarkan  data  remote  sensing  yang  dihasilkan  oleh  sistem airbornespaceborne,  dan  4  estimasi  menggunakan  model.  Menurut  IPCC
2006,  terdapat  dua  pendekatan  dalam  mengestimasi  nilai  kandungan  biomassa yaitu,  pendugaan  langsung  melalui  persamaan  alometrik  pada  sample  plot  dan
pendekatan tidak langsung melalui penggunaan nilai BEF.  Metode  ini  termasuk  metode  non  destruktif  sampling  karena  tidak
memerlukan pemanenan pohon contoh dalam pendugaan biomassanya. Pendugaan biomassa juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
penginderaan  jauh.  Data  yang  digunakan  adalah  data  biomassa  yang  diukur  di lapangan  dan  kemudian  menghubungkan  data  tersebut  dengan  data  nilai
citra.  Dengan  menganalisis  hubungan  tersebut,  akan  diperoleh persamaan  yang  bisa  digunakan  untuk  menduga  potensi  biomassa  melalui  peta
citra. Metode ini memiliki akurasi data yang cukup baik, di samping itu waktu dan biaya yang dibutuhkan juga relatif tidak mahal Bergen and Doubson 1999.
Penelitian  mengenai  pendugaan  nilai  biomassa  dengan  memanfaatkan teknologi pengindraan jauh telah banyak dilakukan diantaranya ialah Rauste
,
2007 melakukan penelitian mengenai pemprosesan dan analisis data citra ALOS PALSAR  didaerah  Heinavesi,  Finlandia.  Pada  penelitian  tersebut  diperoleh
kesimpulan  bahwa  polarisasi  silang  HV  dari  LIband  SAR  memiliki  korelasi yang  lebih  baik  dengan  biomassa  hutan  dibandingkan  dengan  polarisasi  searah
HH dengan nilai saturasi sekitar 150 m
3
ha. Hasil  penelitian  Woisiri  2011  menyatakan  bahwa  pada  hutan  tanaman
grandis  peubah  tinggi  pohon,volume,  dan  biomassa  menyebabkan variasi  pada  nilai
.  Hasil  penelitian  Syarif  2011  dengan menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m pada tgekan jati di
KPH Kebonharjo menyimpulkan bahwa hubungan antara HH dengan
biomassa tidak terlalu erat, hal tersebut ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi terkoreksi  yang  rendah  dan  error  yang  lebih  tinggi  jika  dibandingkan  dengan
hubungan  antara  biomassa  dengan HV.  Penelitian  yang  dilakukan
oleh Riska 2011 dengan menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5  m    menyimpulkan  bahwa  pendugaan  biomassa  pinus  pada  kawasan  hutan
KPH  Banyumas  Barat  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  metode  alometrik yang  menggunakan  dua  variabel  polarisasi  HH  dan  HV.  Hasil  yang  didapatkan
dari  penelitian  tersebut    menunjukan  adanya  hubungan  yang  cukup  baik  antara nilai
dengan kandungan biomassa. +
MIMICS  memberikan pemahaman terhadap hamburan balik
radar pada vegetasi. Beberapa bentuk  hamburan  yang  dapat  dikalkulasi  adalah  hamburan  pada  permukaan  dan
volume  tajuk,  hamburan  langsung  pada  permukaan  tanah,  hamburan  langsung pada  batang,  hamburan  dari  permukaan  tanah  ke  batang,  dan  hamburan  dari
permukaan tanah ke tajuk. Hamburan  balik  yang  kuat  dari  vegetasi  akan  dihasilkan  oleh  tipe  vegetasi
rapat. Sistem radar LIband bekerja pada gelombang maksimum untuk citra radar yang tersedia. LIband memiliki kemampuan besar untuk menembus daunIdaunan
hingga ke pokok batang yang paling bawah.
2.5 Jati Linn.F