3.3.1 Pengumpulan Data Lapangan
Penentuan titik dan pengambilan data dilakukan secara yang  direncanakan  pada  peta  kerja  dan  peta  administrasi  KPH  Kebonharjo,
Perhutani  Unit  I  Jawa  Tengah.  Pemilihan  titik  plot  dilapangan  dilakukan berdasarkan  sebaran  kelas  umur  dan  menyebar  sebanyak  61  plot  di  dua  bagian
hutan yaitu Bagian Hutan Balo dan Bagian Hutan Tuder. Serta perlu di perhatikan juga  kenampakanya  pada  citra  ALOS  PALSAR.  Dari  ke  61  data  plot  tersebut
kemudian kembali dibagi menjadi dua, 36 plot digunakan sebagai pemodelan dan 25 plot sebagai validasi.
Plot  contoh  yang  digunakan  berbentuk  lingkaran  dengan  luasan  plot disesuaikan  dengan  KU  kelas  umur  tertentu  di  lapangan.  Pada  KU  I  –  II
dilakukan  pengukuran  dengan  plot  lingkaran  seluas  0,02  ha,  pada  KU  III  –  IV dilakukan pengukuran dengan plot lingkaran seluas 0,04 ha, sedangkan untuk KU
≥ V dilakukan pengukuran dengan plot lingkaran seluas 0,1 ha. Unit contoh yang digunakan merupakan hasil klasifikasi visual pada citra ALOS PALSAR resolusi
spasial 50 m dan 12,5 m berada dalam areal kerja KPH Kebonharjo, Bagian Hutan Tuder dan Bagian Hutan Balo, Perhutani Unit I Jawa Tengah.
Kriteria  pengambilan  titik  didasarkan  pada  sebaran  kelas  umur  pada  peta kerja KPH Kebonharjo Perhutani Unit I Jawa Tengah. Untuk mengukur koordinat
titik pengamatan digunakan alat bantu berupa GPS atau dapat pula menggunakan koordinat  peta  yang  ada.  Kemudian  dilakukan  perekaman  posisi  area  contoh
dengan  menggunakan  GPS.  Setelah  posisi  terekam  maka  dilakukan  pembuatan plot  contoh  dengan  luasan  sesuai  dengan  Kelas  Umur  KU,  untuk  kemudian
didalamnya  dilakukan  pengukuran  terhadap  parameter  tegakan  berupa  diameter pohon  setinggi  dada  D,  tinggi  total  Tt,  tinggi  bebas  cabang  Tbc  dan  jenis
pohon.
3.3.2 Pengolahan Data Lapangan
Pengolahan  data  lapangan  dilakukan  untuk  menghasilkan  pendugaan biomassa  atas  permukaan  tanah
berdasarkan  parameter plot yang telah di ukur pada tingkat umur KU tertentu. Pendugaan biomassa atas
permukaan  dilakukan  dengan  menggunakan  model  alometrik  biomassa  Hendri
2001  yang  diformulasikan  kembali  oleh  Tiryana  2011  dan  dengan menggunakan BEF
. BEF merupakan rasio total berat biomassa  kering  tanur  diatas  permukaan  tanah  pada  diameter  diameter  setinggi
dadaD  minimum  10  cm  atau  lebih  dengan  berat  biomassa  kering  tanur  pada volume  yang  dapat  dimanfaatkan  atau  BEF  pada  biomassa  kering  tanur  pada
volume  batang.  Model  alometrik  Hendri  yang  digunakan  dalam  pendugaan biomassa atas permukaan ialah sebagai berikut:
B = 0.2759D
.
Keterangan : B = Biomassa Atas Permukaan
D = Diameter setinggi dada cm
Selain  menggunakan  persamaan  alometrik  pada  penelitian  ini  juga dilakukan  perhitungan  nilai  biomassa  dengan  menggunakan  BEF
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: =   × ×
Volume V,  m
3
dihitung dengan menggunakan formulasi : =  0.000112514085796703
.
= 0.000106673063988034
.
Keterangan : B
bef
= Biomassa diduga menggunakan BEF tonha = Volume untuk Bagian Hutan Balo m
3
= Volume untuk Bagian Hutan Tuder m
3
D = Diameter setinggi dada cm
ρ = Berat jenis rataIrata Pohon Jati sebesar 0.67 tonm
3
BEF =
dengan  nilai  koefisien  1,53186  untuk  Jati pada hutan tropis Kraenzel
2003.
3.3.3 Pengolahan Data Citra