Penyusunan Model Pendugaan Biomassa Berdasarkan

bahwa analisis regresi dapat dilakukan karena variabel independen berupa , umur, dan tinggi pohon. memiliki hubungan yang nyata terhadap variabel dependen berupa biomassa. Keterkaitan dari hubungan ini kemudian dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana, regresi linear berganda, regresi kuadratik dan regresi eksponensial.

5.3.1 Penyusunan Model Pendugaan Biomassa Berdasarkan

Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa nilai baik HH maupun HV memiiki korelasi dengan biomassa walaupun besarnya nilai korelasi tidak sebesar variabel prediktor lainya yaitu umur dan tinggi pohon. Analisis hubungan antara dan biomassa di tunjukan pada tabel penyusunan model regresi berikut ini. Tabel 8 Model regresi antara biomassa dengan variabel , pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m Polarisasi No Model R² R² adj RMSE HH 1 Y = 306,408 + 30,881X₁ 36,6 34,7 55,2 2 Y = EXP 6,45 + 0,287X₁ 54,2 53,4 41,6 3 Y = 199,438 I 2,105X₁² 34,7 32,8 56,1 HV 4 Y = 441,120 + 28,679X₁ 46,3 44,7 50,9 5 Y = EXP 9,291 + 0,38X₁ 75,3 74,9 29,7 6 Y = 255,974 I 1,070X₁² 42,7 41,0 52,5 Keterangan: Y = biomassa; X₁= Tabel 9 Model regresi antara biomassa dengan variabel , pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m Polarisasi No Model R² R² adj RMSE HH 1 Y = 264,713 + 19,899X₁ 37,8 36,0 54,7 2 Y = EXP 6,676 + 0,274X₁ 63,1 62,2 37,5 3 Y = 175,195 I 0,99X₁² 34,4 32,5 56,2 HV 4 Y = 358,331 + 17,264X₁ 40,2 38,4 53,7 5 Y = EXP 8,811 + 0,302X₁ 72,5 71,7 32,4 6 Y = 218,358 I 0,505X₁² 37,9 36,1 52,5 Keterangan: Y = biomassa; X₁= Analisis pemilihan model terbaik didasarkan kepada nilai R² dan R² adj tertinggi serta nilai RMSE yang terendah. Kelebihan dari R² adj adalah dapat dipakai untuk membandingkan keterandalan modelImodel dari beberapa model yang memiliki banyak variabel bebas yang berbeda Draper dan Smith 1981. Pada tebel 8 dan 9 tersebut dapat dilihat bahwa model dengan nilai R² dan R² adj tertinggi serta nilai RMSE yang terendah didapatkan pada model eksponensial nomor 5, dengan hubungan antara biomassa dengan HV baik pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m maupun 12,5 m. Hasil tersebut sesuai dengan penelitianIpenelitian sebelumnya yang umumnya menyimpulkan bahwa polarisasi HV mampu menjelaskan dengan baik pendugaanIpendugaan biomassa di lapangan Rauste 2007; Awaya 2009. Setelah dilakukan pemilihan model maka pada tahap selanjutnya dilakukan validasi model pada model terbaik dengan menggunakan uji t berpasangan untuk menguji keterandalan model tersebut. Validasi model bertujuan untuk mengetahui apakah model yang telah terpilih dapat digunakan untuk menduga biomassa di lapangan. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi pada model terpilih. Tabel 10 Validasi model terbaik dengan hubungan antara biomassa dengan citra ALOS PALSAR Resolusi Polarisasi Model t hit t α2 sig 50 m HV Y = EXP 9,291 + 0,38X₁ 0,444 2,064 0,857 12,5 m HV Y = EXP 8,811 + 0,302X₁ 0,745 2,064 0,463 Keterangan: Y = biomassa; X₁= Pada Tabel 10 tersebut dapat dijelaskan bahwa model terbaik pada kedua citra tidak berbeda nyata antara hasil pengukuran di lapangan dengan hasil model terpilih. Hal tersebut dapat di lihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t α2 . Dan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian model terbaik yang telah terpilih bisa digunakan untuk pendugaan nilai biomassa atas pendugaan tegakan jati di lapangan.

5.3.2 Penyusunan Model Pendugaan Biomassa Berdasarkan dan