KONSEP DASAR OTONOMI DAERAH PEMBAGIAN DAERAH

2. Ekonomi: Terbukanya peluang bagi pemerintah di daerah mengembangkan kebijakan regional dan local untuk mengoptimalkan lpendayagunaan potensi; 3. Sosial: Menciptkan kemampuan masyarakat untukmerespon dinamika kehidupan di sekitarnya.

D. KONSEP DASAR OTONOMI DAERAH

1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam hubungan domestik kepada daerah; 2. Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat local dalam pemilihan dan penetapan Kepala Daerah; 3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur berkualitas tinggi dngan tingkat akseptabilitas yang tinggi pula; 4. Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif; 5. Peningkatan efisiensi administrasi keungan daerah; 6. Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah; 7. Pemberian keleluasaan kepala daerah dan optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat.

E. PEMBAGIAN DAERAH

Wilayaha Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, serta daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing- masing mempunyai pemerintah daerah Pasal 2 UU No.322004. Pemerintah provinsi yang berbatasan dengan laut memiliki kewenangan wilayah laut sejauh 12 mil laut di ukur dari garis pantai kea rah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan Pasal 18 Ayat [4] UU No.322004. Asas ini bertentangan dengan Deklarasi Pemerintah RI yang telah dikukuhkan melalui UNCLOS, serta telah diratifikasi dengan UU No. 61999 tentang Perairan Indonesia. Sehubungan dengan ini, ada yang patut diwaspadai bahwa semangat otonomi seharusnya tidak menjurus pada semangat pembentukan daerah berdasarkan etnik atau subkultur. Pada masa penjajahan Belanda, wilayah 5 Indonesia terbagi berdasarkan subkultur dengan dibentuknyadaerah keresidenan. Selanjutnya, wilayah-wilayah tersebut terbagi habis menjadi provinsi, keresidenan, kabupatenkota, kewedanaan, dan kecamatan. Globalisasi yang menyebabakan adanya Global Paradox Nasbit, 1987: 55 jangan sampai menyemangati pemekaran wilayah atas dasar pendekatan kebudayaan sehingga menimbulkan benturan budaya yang berakibat pecahnya Negara nasional Hungton, 1966: 100. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus pada wilayah dilalui Alur Laut Kepulauan-Riau, Kalimantan Barat, Bangka-Belitung, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Pulau Lombok, serta Maluku dan Maluku Utara. Yang beberapa saat lalu sehingga kini tetap bergejolak, baim yang berupa konflik fisik maupun konflik non fisik keinginan memisahkan diri dengan membentuk provinsi baru.

F. PEMBAGIAN KEWENANGAN