suatu daerah tujuan wiata yang mengandalkan monoproduk akan rentan terhadap perubahan pasar.
4. Pengertian Umum Tentang Wisatawan
Sebagaimana dijelaskan dalam segmentasi permintaan wisata, wisatawan memiliki beragam motif, minat, ekspektasi, karakteristik sosial,
ekonomi, budaya, dan sebagainya Steck, et.al., 1999; Heher, 2003: 20. Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda itu mereka menjadi
pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata. Peran ini sangat menentukan dan sering diposisikan sebagai jantung kegiatan
pariwisata itu sendiri. Oleh sebab itu banyak pelaku lainnya yang tergantung dan dalam beberapa hal bahkan – tunduk padanya.
Menurut Janianton Helmik 2006 : 13 Wisatawan adalah konsumen atau pengguna dan layanan. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kehidupan mereka berdampak langsung pada kebutuhan wisata, yang dalam hal ini permintaan wisata. Gaji yang tidak bertambah, syarat-syarat
kerja yang memburuk, waktu luang yang semakin terbatas, tingkat kesehatan yang menurun , atau singkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat
akan berpengaruh pada konstelasi permintaan produk wisata. Dalam hal ini bisa dimaklumi mengapa suatu daerah atau negara bisa menjadi sumber
wisatawan atau negara yang intensitas wisatanya tinggi, sebaliknya daerah
atau negara lain hanya menempati posisi sebagai penerima wisatawan atau penyedia jasa semata.
5. Tipologi Wisatawan
Wisatawan dapat diklasifikasi dengan menggunakan berbagai dasar. Pada prinsipnya dasar-dasar klasifikasi tersebut dapat dikelompokkan atas
dua, yaitu atas dasar interaksi interactional type dan atas dasar kognitif- normatif cognitive-normative models Murphy, 1985. Pada tipologi atau
dasar interaksi, penekanannya adalah sifat-sifat interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal, sedangkan tipologi atas dasar kognitif-normatif
lebih menekankan pada motivasi yang melatarbelakangi perjalanan. Dalam pendekatan kognitif-normatif, Plog 1972 mengembangkan
tipologi wisatawan sebagai berikut:
Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan adventure, dan memanfaatkan
fasilitas yang disediakan oleh masyarakat lokal.
Psychocentric, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan
yang ada di negaranya sendiri. Mereka melakukan perjalanan wisata dengan program yang pasti dan memanfaatkan fasilitas dengan standar
internasional.
Mid-centric, terletak di antara allocentric dan psychocentric.Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, Gray 1970
membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu: 1 sunlust dan 2 wanderlust.
Sunlust tourist adalah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan tujuan utama untuk beristirahat atau relaksasi. Wisatawan tipe ini
mengharapkan keadaan iklim, fasilitas, makanan, dan lain-lain yang sesuai standar di negara asalnya. Sebaliknya, wandelust tourist adalah wisatawan
yang perjalanan wisatanya didorong oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui kebudayaa baru, ataupun mengagumi
keindahan alam yang belum pernah dilihat. Wisatawan seperti ini lebih tertarik kepada DTW yang mampu menawarkan keunikan budaya atau
pemandangan alam yang mempunyai nilai pembelajaran yang tinggi.
6. Sumber Daya Pariwisata Minat khusus