Teknik Pelayanan Interpretasi Interpretasi 1. Definisi interpretasi

 Meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap isi pesan kepada sasaran pasar.  Memberikan inovasi secara cukup dan merangsang pasar untuk melakukan kunjungan.  Meningkatkan keuntungan dalam bidang pendapatan ekonomi.  Membantu meminimalisasi dampak kunjungan. Selain itu, interpretasi yang baik apabila dapat memberikan pengetahuan secara lengkap, mampu memenuhi keinginan pengunjung, canggih dalam memberikan pemahaman suatu tempat dan memiliki kecakapan dalam berkomunikasi. Interpretasi sangat efektif karena memberikan lebih daripada informasi dan pengalaman lebih kepada pengunjung Wearing Neil 2000. Sehingga keberhasilan mengkomunikasikan suatu objek dan pesan konservasi kepada berbagai pihak terutama pengunjung pada kawasan Taman nasional merupakan kunci keberhasilan interpretasi.

7.7.2. Teknik Pelayanan Interpretasi

Menurut Hadi S. Alikodra 2012 kunci sukses interpretasi adalah keberhasilan mengkomunikasikan sesuatu objek dan pesan konservasi kepada berbagai pihak. Oleh karena itu metode komunikasi menjadi sangat penting, karena jika kita gagal berkomunikasi maka berarti akan gagal pula program interpretasi yang telah dirancangkan dengan matang. Teknik yang sukses sangat tergantung pada topik dan tema yang dipilih sesuai permasalahan yang dihadapi. Mempersiapkan bahan secara tepat, sesuai dengan tema dan topik, serta sesuai pula dengan obyek dan tipe pengunjung, menggunakan audio visual yang tepat, mempersiapkan petunjuk perjalanan yang baik, pameran, dan sebaginya. Pada prinsipnya supaya pengunjung menjadi relaks, namun cepat menangkap makna ataupun pesan konservasi. Metode interpretasi adalah cara-cara yang digunakan untuk melaksanakan interpretasi. Penentuan penggunaan metode interpretasi didasarkan pada faktor penentunya yaitu pengunjung dan objek interpretasi, secara garis besar terdapat dua macam metode interpretasi Dirjen PHPA 1988 yaitu: a Interpretasi Langsung personal Service Metode interpretasi langsung dilakukan dengan cara mempertemukan pengunjung taman nasional dengan objek interpretasi, sehingga pengunjung dapat secara langsung melihat, mendengar, atau bila mungkin mencium, merasakan, dan meraba objek-objek interpretasi yang diperagakan. Interpretasi dengan metode ini dapat berupa tamasya berkeliling atau berjalan-jalan dengan interpreter maupun percakapan atau diskusi di lokasi dengantanpa demonstrasi. Menurut Frans Teguh dalam Medlik yang dikutip dari skripsi Deni Maulana Sunarya dengan judul Evaluasi Pelayanan Interpretasi di Museum Sri Baduga Bandung 2012:27 yaitu media dalam mendukung metode personal service yaitu: Information duty, Conducted activities, Talks to group, Living interpretation. b Interpretasi Tidak Langsung Non personal service Metode tidak langsung dilakukan dengan cara menggunakan bahan atau peralatan bantu guna memperkenalkan objek interpretasi. Dalam metode ini dapat dilaksanakan dengan menyajikan pemutaran film atau slide program, dalam bentuk sandiwara boneka khusus anak-anak yang bertemakan konservasi alam. Adapun bagian media dalam mendukung metode Non personal service yaitu : Audio-visual devices, Written Material, Self-guided activities, Indoor exhibits, visitors Centers dan Off side off season media. Berikut teknik pelayanan interpretasi yang diterapkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrangao : a. Interpreter Interpretasi merupakan sebuah program menyeluruh untuk menggambarkan cerita secara keseluruhan. Pelayanan interpretasi harus menyampaikan tentang sebuah cerita tertentu dengan proporsional artinya tidak berlebihan dan bukan asal saja, tentang ekosistem atau peninggalan- peninggalan sejarahbudaya Muntasib dan Rachmawati 2003. Seseorang yang bertugas memberikan pelayanan interpretasi tersebut adalah interpreter. Interpreter adalah seseorang yang ditunjuk secara resmi oleh pimpinan utama taman nasional setempat berdasarkan peraturan dan kriteria yang telah ditentukan untuk melaksanakan kegiatan interpretasi sesuai dengan program yang telah disusun Dirjen PHPA 1988. Interpreter merupakan teknik interpretasi secara langsung yang mana dalam teori terdapat di talks to groups yaitu merupakan pemberian informasi yang dilakukan oleh petugas interpreter. Kualitas interpreter sangat menentukan program interpretasi yang diselenggarakan. Syarat kemampuan yang harus dimiliki pemandu wisata alam Dirjen PHPA 1988 adalah sebagai berikut: a Menguasai beberapa ilmu atau ahli dalam bidang ilmu tertentu yang berkaitan dengan sesuatu yang menjadi objek interpretasi. Ilmu tersebut tentunya harus sejalan dengan kebutuhan pengelolaan kawasan alam, antara lain biologi, geologi, klimatologi, fisika, sejarah kependudukan, peninggalan budaya, dan sebagainya. b Menguasai pengetahuan di bidang pendidikan dan komunikasi massa serta sekaligus mampu mempraktekkan dalam tugasnya sebagai pemandu wisata alam. c Menguasai cara-cara melaksanakan interpretasi secara benar, bukan hanya sekedar memberi informasi, karena informasi bukanlah interpretasi. d Menguasai cara-cara pengendalian diri e Berpenampilan bersih dan rapi f Memiliki rasa hormat yang memadai dan jangan sekali-kali menganggap rendah pengunjung, sungguhpun ada pertanyaan yang dikemukakannya tidak bernilai pertanyaan bodoh. b. Jalur Interpretasi Jalur interpretasi adalah jalur khusus yang terdapat objek-objek menarik, yaitu jalur transportasi seperti jalur mobil, sepeda, pejalan kaki dan lain sebagainya. Jalur interpretasi harus memperhatikan urutan rangkaian objek sehingga memberikan pengertian terhadap objek tersebut Muntasib Rachmawati 2003. Kriteria jalur interpretasi yang baik menurut Domroese dan Serling 1999 adalah:  Jalur tidak terlalu panjang dan memakan waktu 20 menit - 1 jam dengan berjalan kaki termasuk dengan waktu istirahat.  Berbentuk lingkaran untuk menghindari pengulangan pemandangan.  Memiliki tanda-tanda yang jelas sehingga pengunjung dapat mengikutinya dengan mudah.  Bersih dan tidak terdapat peninggalan sampah atau jejak dari pengunjung sebelumnya.  Dibangun dengan meminimalisasi dampak erosi dan mempunyai drainase yang baik.  Terpelihara dengan baik, tidak ada pohon tumbang, vandalisme dan kerusakan karena pengaruh iklim.  Dirancang dan dikelola untuk meminimalkan dampak ekologi yaitu dengan membiarkan serasah menjadi humus. c. Tanda interpretasi Tanda merupakan suatu komunikasi Trapp et al.1994. Tanda interpretasi berbeda dengan tanda penunjuk arah karena tanda interpretasi memuat lebih banyak pesan, tidak boleh terlalu panjang dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik pengunjung untuk membacanya Muntasib Rachmawati 2003. Masalah mengenai tanda interpretasi di tempat terbuka adalah jumlah tanda interpretasi yang terus meningkat tetapi sedikit yang berupa media interpretasi, banyak terdapat vandalisme, desain tanda yang kurang menarik karena itu tanda harus selalu diperbarui McLoughlin 1998. Tanda interpretasi yang baik harus bersifat kokoh dan tebal. Selain itu, tanda yang baik adalah tanda yang tidak menggunakan bahan tipis dan bercahaya karena akan menyulitkan bagi pengendara transpotasi pada malam hari. Hal lain yang paling penting dalam pembuatan adalah menggunakan bahan-bahan yang bersifat tahan lama Berkmuller 1981. Tanda yang sering dipergunakan dalam suatu program interpretasi terdiri dari dua tipe yaitu tanda interpretasi dan tanda administrasi. Tanda administrasi antara lain pintu masuk, tanda penunjuk arah dan tanda informasi yang salah satu fungsinya adalah untuk menghubungkan pengunjung dengan program interpretasi Muntasib Rachmawati 2003. Jalur dan tanda interpretasi merupakan teknik pelayanan interpretasi secara tidak langsung yang terdapat dalam teori self guided activities yaitu bentuk pelayanan interpretasi dimana pengunjung akan mengunjungi suatu objek daya tarik wisata tanpa ditemani oleh petugas pemandu wisata. Pengunjung hanya mengikuti rute atau guide walks yang telah ditentukan oleh pengelola suatu objek daya tarik wisata. d. Visitors Centers Merupakan bentuk pelayanan interpretasi dimana pengunjung dapat mencari informasi yang dibutuhkan dengan mudah disuatu tempat yang disediakan dengan media yang baik.

7.7.3. Interpretasi Dalam Proses Komunikasi