Bentuk – bentuk Maladministrasi yang mencerminkan keberpihakan

94 dari penyedia barangjasa dapat diminimalisir dengan adanya kejelasan baik dalam setiap tahapan dalam prosedur lelang, kejelasan terhadap spesifikasi barangjasa yang diadakan maupun sikap kepatuhan penyedia barangjasa terhadap ketentuan waktu yang ditetapkan oleh panitia.

2. Bentuk – bentuk Maladministrasi yang mencerminkan keberpihakan

Kegiatan administrasi publik mempunyai tujuan yaitu memenuhi kepentingan publik public interest. Di dalam masyarakat terdapat banyak kepentingan seperti kepentingan publik, pribadi, kelompok, partai politik parpol, jabatan dan sebagainya dan disinilah sosok seorang administrator publik sangat berperan apakah ia akan bertindak netral dan adil terhadap seluruh masyarakat publik ataukah hanya mementingkan kepentingan pribadi atau suatu kelompok tertentu saja. Seorang administrator publik dalam memberikan pelayanan kepada publik dituntut untuk bersikap netral dan tidak memihak terhadap golongan tertentu. Sikap netralitas dan ketidakberpihakan yang dilakukan oleh administrator publik dalam memberikan pelayanan kepada publik diharapkan mampu untuk mencegah terjadinya persekongkolan, kolusi ataupun nepotisme yang mengakibatkan masyarakat luas tidak bisa memperoleh pelayanan secara baik. Di dalam proses lelang pengadaan barangjasa yang dilaksanakan di Bagian Perlengkapan UNS, guna mewujudkan terciptanya suasana yang 95 kondusif, menjamin rasa keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pengadaan barangjasa, maka netralitas serta sikap ketidakberpihakan panitia pengadaan dalam memperlakukan calon penyedia barangjasa yang mengikuti proses lelang di Bagian Perlengkapan UNS sangat dibutuhkan. Wawancara dengan Ketua Panitia Pengadaan barangjasa Bagian Perlengkapan UNS tanggal 20 Januari 2009, sebagai berikut : “Dalam kegiatan lelang pengadaan barangjasa kami mendasarkan pada prinsip-prinsip dasar pengadaan barangjasa serta berusaha untuk memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh masyarakat. Hal ini kami maksudkan agar proses lelang dapat berjalan secara efisien, efektif dan berlangsung secara terbuka sehingga memungkinkan terciptanya persaingan yang sehat dan tidak menimbulkan prasangka buruk dari masyarakat luas terhadap proses lelang di Bagian Perlengkapan UNS akan adanya indikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN”. Dalam setiap pelaksanaan kegitan pengadaan, panitia senantiasa dituntut untuk bertindak netral dan adil sehingga tidak ada diskriminasi perlakuan terhadap seluruh calon penyedia barangjasa yang mengikuti proses lelang di Bagian Perlengkapan UNS. Panitia dituntut bertindak sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, setiap tindakan yang diambil oleh panitia tidak dibenarkan apabila diarahkan pada usaha untuk mengutamakan keluargasanak famili, teman ataupun kolega sendiri tanpa kriteria yang objektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan akuntabel. 96 Hal senada juga dikemukakan oleh Ketua Panitia pengadaan di Bagian Perlengkapan UNS pada tanggal 20 Januari 2009, mengatakan : “...untuk menjamin tidak terjadi indikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme antara panitia pengadaan dengan calon penyedia barangjasa, maka antara panitia pengadaan dengan calon penyedia barangjasa tidak ada hubungan sama sekali dan kami juga memperlakukan seluruh penyedia barangjasa secara adil dan setara, tidak ada penyedia barangjasa yang kami perlakukan secara istimewa”. Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka selama proses lelang berlangsung panitia pengadaan sudah berusaha bertindak adil, tidak ada tindakan yang mengarah ke berpihakan dengan penyedia barangjasa tertentu ataupun indikasi adanya persekongkolan antara panitia pengadaan dengan salah satu calon penyedia barangjasa tertentu. Terkait dengan proses lelang yang mencerminkan sikap ketidakberpihakan, berdasarkan wawancara dengan Panitia Pengadaan Bagian Perlengkapan UNS mengemukakan bahwa : “Untuk menciptakan proses lelang yang obyektif, adil dan tidak diskriminatif, maka panitia tidak membebani calon penyedia barangjasa dengan persyaratan yang diskriminatif dan tidak obyektif, misalnya : 1 persyaratan yang menghalangi terwujudnya persaingan yang sehat, contoh : persyaratan menjadi asosiasi tertentu, penggunaan metode pemilihan penyedia barangjasa dengan cara undian, dan sebagainya, 2 Persyaratan yang menghalangi keikutsertaan penyedia barangjasa dari daerah lain, contoh : kewajiban mempunyai rekening di bank daerah setempat, kewajiban mempunyai surat ijin tempat usaha SITU daerah setempat, dan sebagainya”. Dengan tidak menambah atau mengurangi persyaratan untuk mengikuti proses lelang sebagaimana disebutkan di atas, maka calon 97 penyedia barangjasa mempunyai kesempatan dan berhak memperoleh perlakuan yang sama dari panitia karena dengan menambah atau mengurangi persyaratan tertentu kepada calon penyedia barangjasa dimungkinkan akan membebani dan akan membatasi kesempatan calon penyedia barangjasa untuk mengikuti proses lelang di Bagian Perlengkapan UNS. Untuk melakukan seleksi yang objektif kepada seluruh calon penyedia barangjasa tanpa adanya unsur diskriminasi, kolusi dan nepotisme, maka panitia pengadaan harus mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap penyedia barangjasa yang mengikuti proses lelang di Bagian Perlengkapan UNS. Hal ini dimaksudkan agar penyedia barangjasa yang pada nantinya ditetapkan sebagai pemenang lelang memang diyakini mampu untuk melaksanakan pekerjaan yang diadakan. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Ketua Panitia Pengadaan Bagian Perlengkapan UNS pada wawancara tanggal 20 januari 2009, sebagai berikut : “Untuk mengetahui dan memastikan apakah calon penyedia barangjasa yang akan menyediakan barangjasa di Bagian Perlengkapan UNS mempunyai kemampuan dalam menyediakan barangjasa dan tidak masuk dalam daftar hitam blacklist, maka kami senantiasa berusaha untuk mencari informasi mengenai perusahaan tersebut dengan cara mempelajari dokumen kualifikasi dari penyedia barangjasa yang bersangkutan ataupun dengan informasi dari penyedia barangjasa lain, disamping itu dapat juga dengan cara penyedia barangjasa membuat pernyataan bahwa penyedia barangjasa tersebut tidak masuk daftar hitam”. 98 Pengetahuan panitia pengadaan terhadap kemampuan penyedia barangjasa untuk menyediakan barangjasa seperti yang dikehendaki oleh pengguna barangjasa adalah suatu hal yang penting. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi penyedia barangjasa yang ditetapkan sebagai pemenang lelang ternyata tidak mampu menyediakan barangjasa hanya dikarenakan kekurangtahuan panitia terhadap kemampuan penyedia barangjasa tersebut yang akhirnya merugikan pihak pengguna barangjasa. Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka sikap netralitas dan ketidakberpihakan panitia pengadaan adalah suatu hal yang sangat diperlukan dalam kegiatan lelang pengadaan barangjasa. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang kondusif, sehat, menjamin rasa keadilan dan kepastian hukum bagi seluruh penyedia barangjasa dan terhindar dari kolusi, korupsi dan nepotisme yang berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan pengadaan barangjasa yang dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bentuk-bentuk Maladministrasi yang lebih mencerminkan sebagai