2.8.2 Sikap
Sikap adalah penilaian bisa berupa pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit. Setelah
seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator
untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan Notoatmodjo, 2007.
Menurut Notoatmodjo sikap itu tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial.Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesepian atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan merupakan
reaksi predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap
merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu kepada suatu penghayatan terhadap objek.
Hasil penelitian Salmah 2012 di SMA Negeri 2 Ambon diketahui bahwa dari 162 responden yang memiliki sikap baik sebanyak 102 responden 63, dan
responden dengan sikap kurang baik sebanyak 60 responden 37. Dari hasil penelitian Juliana 2013 di SMA Negeri Manado dari 164 responden diketahui
bahwa responden yang memiliki sikap baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna sebanyak 114 orang 69,5 dan responden yang memiliki
sikap kurang baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna sebanyak 50 responden 30,5.
2.8.3 Informasi Dari Orangtua
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya,
orang tua yang sering bertengkar dapat menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Pendidikan moral dalam keluarga
adalah upaya menanamkan nilai-nilai atau budi pekerti yang baik kepada anak dirumah Depkes, 2010.
Sebagian besar remaja
mnganggaporangtuaadalahorangyangpentingbagi merekakarena nilai-nilaiyangdi tanamkan oleh orangtua mereka dapat mempengaruhipengetahuanremaja
karenapengetahuanyangtidak sesuaidengantugas perkembanganremajapadaumumnyajuga dapat dipengaruhioleh orangtua.Jadi
bilaorangtua mampu memberikan pemahaman mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya,maka anak-anaknya cenderung
menjaga kebersihan organ reproduksi yang baik dandapatberpengaruhpadatindakan yang baik pula.
Kesulitanyangtimbuladalahapabilapengetahuanorang tuakurangmemadai menyebabkansikapkurangterbukadancenderung
tidakmemberikanpemahamantentangmasalah-masalah kesehatan
reproduksi