bahwa responden yang memiliki sikap baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna sebanyak 114 orang 69,5 dan responden yang memiliki
sikap kurang baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna sebanyak 50 responden 30,5.
2.8.3 Informasi Dari Orangtua
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya,
orang tua yang sering bertengkar dapat menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Pendidikan moral dalam keluarga
adalah upaya menanamkan nilai-nilai atau budi pekerti yang baik kepada anak dirumah Depkes, 2010.
Sebagian besar remaja
mnganggaporangtuaadalahorangyangpentingbagi merekakarena nilai-nilaiyangdi tanamkan oleh orangtua mereka dapat mempengaruhipengetahuanremaja
karenapengetahuanyangtidak sesuaidengantugas perkembanganremajapadaumumnyajuga dapat dipengaruhioleh orangtua.Jadi
bilaorangtua mampu memberikan pemahaman mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya,maka anak-anaknya cenderung
menjaga kebersihan organ reproduksi yang baik dandapatberpengaruhpadatindakan yang baik pula.
Kesulitanyangtimbuladalahapabilapengetahuanorang tuakurangmemadai menyebabkansikapkurangterbukadancenderung
tidakmemberikanpemahamantentangmasalah-masalah kesehatan
reproduksi
kepada anak.Akibatnyaanakmendapatkaninformasi kesehatanyangkurang baik. Dari hasi penelitian Fitriyanti 2012 di SMAN 1 Kawangkoan diketahui
bahwa dari 50 responden yang mendapatkan informasi tentang tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna dari orangtua sebesar 10 responden 20.
Sedangkan dari penelitian Juliana 2013 di SMA Negeri 3 Manado responden yang mendapatkan informasi kebersihan genitalia eksterna hanya 4,3
responden yang mendapatkan informasi menjaga kebersihan genetalia eksterna melalui orangtua.
2.8.4 Informasi Dari Teman sebaya
Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. Disini ia akan dinilai oleh teman sebayanya, kelompok sebaya dapat
memberikan dampak pada lingkungannya, yaitu dunia tempat remaja melakukan asosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang
dewasa, melainkan oleh teman seusianya. Inilah letak bahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok
sebaya adalah nilai yang negatif.Akan lebih bahaya apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup, dimana setiap anggota tidak terlepas dari kelompoknya dan
harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok. Sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup
kelompoknya Depkes, 2010. Teman sebaya juga merupakanorang
yangpenting karenapadasaatmenginjakusiaremajabiasanya cenderungingin membuktikandiri
dan tidakbergantunglagi padaorangtua dan biasanya padausia remaja lebih