5. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat 6. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat Kusriman, 2012.
Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan.Hal ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah cara
membersihkan organ reproduksi wanita manuaba, 2006. 9. Secara teratur bersihkan keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan air
bersih, lebih baik air hangat, dan gunakan sabun terutama untuk setelah buang air besar BAB. Caara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan
vagina kebelakang anus. Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa membawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk
bersih atau tissue kering untuk mengeringgkannya. 10. Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan
menggunakan kloset duduk maka siramlah terlebih dahuli untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular.
11. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. vagina sendiri sudah mempunyai organisme alami untuk mempertahankan
keasamannya. Keseringan menggunakan sabun dapat mematikan bakteri baik dan memicu berkembang biaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan
infeksi. 12. Jangan sering-sering menggunakan Pantylinier walau dalam keadaan darurat
sekalipun, dan apabila keputihan terlalu banyak cukup mengganti celana dalam saja.
13. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk
menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan. 14. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.
Hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat sehingga kulit susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan jadi lembab,
mudah berkeringat dan mudah menjadi tempah berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi sering kali terjadi akibat pemakaian celana
dalam yang tidak bersih. 15. Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. Dianjurkan
pada waktu haid harus sering mengganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. Apabila permukaan pembalut
sudah ada segumpal darah meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada dipermukaan pembalut menjadi
tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Oleh karena itu gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali.
16. Rambut yang tumbuh disekitar daerah kemaluan dapat diperhatikan keadaannya. Jangan mencabut-cabut rambut kemaluan, sebab lubang ini bisa
menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan iritasi dan penyakit.
2.3 Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar
4. Flour Albus atau Keputihan Fluor albusatau keputihan adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina
bukan merupakan darah.Fluor albus adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat – alat genitalia yang tidak berupa darah.
Fluor albus terbagi atas dua macam, yaitu fluor albus fisiologis normal dan fluor albus patologis abnormal.
c. Fluor Albus Fisiologis Fluor albus fisiologis terdiri dari cairan yang kadang – kadang berupa muskus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan fluor albus patologis banyak mengandung leukosit.
Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai hormone yang dihasilkan berbagai organ yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan adrenal. Estrogen
dapat mengakibatkan maturasi epitel vagina, serviks, prolefirasi stroma dan kelenjar sedangkan progesterone akan mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan
normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah mentruasi, sekitar fase eksresi antara hari ke 10 – 16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan,
stress dan sedang mengkonsumsi obat – obatan hormonal seperti pil KB. Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan
rasa gatal. Flour Albus Fisiologi ditandai dengan ciri ; tidak gatal, tidak bau, lendir
berwarna bening, terjadi hanya pada masa subur, terjadi menjelang haid, karena stres, kelelahan, celana dalam terlalu ketat.
d. Flour Albus Patologis Fluor albus patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung
banyak leukosit.Eksudat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap adanya jejas luka.Jejas ini dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing,
neoplasma jinak, lesi, prakanker dan neoplasma ganas.Kuman penyakit yang menginfeksi vagina seperti jamur kandidia albikan, parasit tricomonas, E.coli,
staphylococcus, treponema pallium, kondiloma aquminata dan herpes serta luka didaerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina
dan kelainan serviks.Akibatnya, timbulgejala – gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai
kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka didaerah mulut vagina Ellya, 2010.
Flour Albus Patologisditandai dengan ciri ; keluar lendir berlebihan disertai infeksi, gatal dan pedih, vagina kemerahan, lendir berubah warnanya.
5. Iritasi Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan
bengkak.Hal ini dapat terjadi karena banyaknya keringat yang keluar, terlambat mandi, gesekan celana yang terlalu ketat, dan garukan kuku.Masalah iritasi juga
dapat terjadi karena orang terobsesi ingin selalu terlihat bersih, sehingga terlalu banyak menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air
panas, membilas denga sabun yang terlalu banyak, dan menggunakan kompres larutan obat yang terlalu pekat. Oleh sebab itu kulit organ intim lebih tipis dan
lembut dari pada daerah lain, sehingga membersihkannya pun harus berhati-hati