Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN

REPRODUKSI LUAR DILINGKUNGAN MTS AN-NUUR SENGON SARI KECAMATAN AEK KUASAN

KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2015

SKRIPSI

121021092 EKA NURAINI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

(3)

ABSTRAK

Menjaga kebersihan organ reproduksi luar merupakan pencegahan utama dalam kesehatan reproduksi wanita , untuk menghindari terserangnya berbagai penyakit seperti keputihan, infeksi, dan iritasi. Organ reproduksi sangat penting dipelihara kebersihannya termaksud dalam memilih air untuk membersihkan kelamin, pembalut dan cara pemakaiannya, serta keterpaparan menggantinya, kebersihan selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional.Populasi adalah seluruh siswi di MTS An-Nuur yang berjumlah 72 orang, dan seluruhnya dijadikan sampel.Data dianalisa dengan uji chi-square.

Hasil analisis bahwa ada hubungan pengetahuan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=0.003). Ada hubungan sikap dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar (p=0.009). Ada hubungan informasi dari orangtua dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=0.001). Ada hubungan informasi dari teman sebaya dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=<0.001). Tidak ada hubungan informasi dari media massa dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=0.231).

Disarankan kepada pihak sekolah MTS An-Nuur Sengon Sari untuk memberikan informasi tentang kebersihan organ reproduksi luar pada saat pelajaran berlangsung.


(4)

ABSTRACT

To take care of the health of external reproduction organ is a main prevention in female reproduction health to prevent any diseases such as vaginal discharge diseases, infection and irritation. The health of reproduction organ must be cared such as to choose the waster to clean the genitals, sanitary napkin and using and replacement exposure, hygiene during menstruation, and the using of hygiene lingerie.

This research aims to study factors related to the action of female adolescent in care the health of external reproduction organ in MTS An-Nuur Sengon Sari sub-district of Aek Kuasan Regency of Asahan of 2015. This research is analytic descriptive study with cross sectional approach. The population is all of students of MTS An-Nuur for 72 students and to be total sample. The data was analyzed by chi-square test.

The results of analysis indicates that there is correlation between knowledge and action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p = 0.003). There is correlation between attitude and action of care of external reproduction health (p = 0.009). There is correlation between the information from the parents and the action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p = 0.001). There is a correlation of the information from peer and action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p < 0.001). There is not correlation between information from mass media and the action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p = 0.231)

It is suggested to the management of School of MTS An-Nuur Sengon Sari to provide the student with information about the health of external reproduction organ during learning process.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eka Nuraini

Tempat/Tanggal Lahir : Sengon Sari, 30 September 1991

Agama : Islam

Anak Ke : 1 Dari 4 Bersaudara Jumlah Saudara : 3 (Tiga) Orang

Alamat : Dusun V Sengon Sari, Kec. Aek Kuasan Kabupaten Asahan

Prov. Sumatera Utara Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1997 – 2002 : MIS An-Nuur Sengon Sari 2. Tahun 2002 – 2005 : MTS Daar Al-ulum Kisaran 3. Tahun 2005 – 2008 : MA Daar Al-ulum Kisaran

4. Tahun 2008 – 2011 : Akademi Kebidanan Poltekkes Medan 5. Tahun 2012 – 2015 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan hidayahnya dan sholawat kepada Rasulullah SAW atas teladan hidup untuk penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan”. Skripsi ini merupakan tugas akhir dari proses belajar penulisan yang dilewatkan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan dibuat salah satu syarat bagi penulisan untuk menyandang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan berusaha mempersembahkannya pada dunia kesehatan dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun secara materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Eddy Syahrial MS selaku dosen penasehat akademik yang telah memerhatikan dan membimbing penulis selama menjalani pendidikan.

3. Bapak Drs.Heru Santosa, MS. Ph.D selaku kepala Departemen Kependudukan Dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(7)

4. Bapak Drs. Heru Santosa M.S.Ph.D dan Ibu Maya Fitria SKM. M.Kes selaku dosen pembimbing I dan II atas waktu yang diberikan, kesabaran serta ilmu bermanfaat yang diberikan selama membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Ria Masniari Lubis M.si dan Ibu Asfriyati, M.Kes selaku dosen penguji Skripsi atas kritik dan saran yang diberikan untuk perbaikan Skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Departemen Kependudukan Dan Biostatistika yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Kepala sekolah MTS An-Nuur Sengon Sari dan seluruh staf yang telah memberikan dukungan dan informasi yang dibutuhkan penulis selama penelitian.

9. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta, Ayahanda Sudar, Ibunda Sadiyah, dan Adikku Ahmad Zaini, Siti Zubaidah dan Muhammad Ridwan yang telah mendoakan dan memotivasi untuk kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini. 10.Sahabat seperjuangan Fitri Yani Pane, Fitriawati, Putri Deviyanti, Annisa Mei,

Rosidah, Furaida dan seluruh teman-teman peminatan Kespro yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk dukungannya dan kenangan terindah selama menempuh pendidikan di FKM USU.


(8)

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... ...i

DAFTAR ISI... ..ii

ABSTRAK ... .iii

KATA PENGANTAR ... .iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ..x

DAFTAR GAMBAR ... .xi

RIWAYAT HIDUP ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... ...1

1.2 Rumusan Masalah ... ...4

1.3 TujuanPenelitian ... ...4

1.3.1 Tujuan Umum ... ...4

1.3.2 Tujuan Khusus ... ...4

1.4 Manfaat Penelitian ... ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar ... ...6


(10)

2.3 Manfaat Perawatan Alat Reproduksi Luar ... .11

2.4. Efek Perawatan Yang Salah Pada Alat Reproduksi Eksternal ... ... .12

2.5 Anatomi Organ Reproduksi Luar ... .12

2.6 Fisiologis Organ Reproduksi Wanita ... .14

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Bagian Luar ... .15

2.7.1 Pengetahuan .15 2.7.2 Sikap ... ... .16

2.7.3 Orangtua ... …. ... .17

2.7.4 Teman Sebaya ... .18

2.7.5 Media Massa ... .19

2.8 Kerangka Konsep Penelitian ... .20

2.10 Hipotesis Penelitian ... .2

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian…. ... .21

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... .21

3.2.1 Lokasi Penelitian ... .21

3.2.2 Waktu Penelitian ... .21

3.3 Populasi Dan Sampel ... .21

3.4 Metode Pengumpulan Data . .22 3.4.1 Data Primer ... .22


(11)

3.5 Instrumen Penelitian ... 22

3.6 Definisi Operasional ... 22

3.7 Aspek Pengukuran ... 23

3.7.1 Variabel Dependen .... 23

3.7.2 Variabel Independen . 23 3.8 Teknik Pengolahan Data .... 27

3.9 Analisa Data ... ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umun Sekolah ... 28

4.2 Analisis Univariat . 29 4.2.1 Karakteristik Responden ... 29

4.2.2 Pengetahuan Remaja ... 29

4.2.3 Distribusi Pengetahuan Remaja ... 31

4.2.4 Sikap Responden .... 32

4.2.5 Distribusi Sikap ... 34

4.2.6 Informasi Dari Orangtua ... 34

4.2.7 Distribusi Informasi Dari Orangtua ... 35

4.2.8 Informasi Dari Teman Sebaya ... 36

4.2.9 Distribusi Informasi Dari Teman Sebaya ... 37

4.2.10 Informasi Dari Media Massa ... 37


(12)

4.2.12 Tindakan Responden ... 39

4.2.13 Distribusi Tindakan 40 4.3 Analisis Bivariat .. 41

4.3.1 Hubungan Pengetahuan Responden ... 41

4.3.2 Hubungan Sikap Responden ... 42

4.3.3 Hubungan Orangtua Responden... 42

4.3.4 Hubungan Teman Sebaya ... 43

4.3.5 Hubungan Media Massa ... 44

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Univariat ... 45

5.1.1 Karakteristik Responden ... 45

5.1.2 Pengetahuan Responden ... 45

5.1.3 Sikap Responden ... 47

5.1.4 Informasi Dari Orangtua ... 48

5.1.5 Informasi Dari Teman Sebaya... 49

5.1.6 Informasi Dari Media Massa ... 50

5.1.7 Tindakan Responden ... 51

5.2 Analisis Bivariat ... ... 52

5.2.1 Hubungan Pengetahuan ... 52

5.2.2 Hubungan Sikap ... 54


(13)

5.2.4 Hubungan Teman Sebaya ... 57

5.2.5 Hubungan Media Massa ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... ... 60

6.2 Saran ... ... 61

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Kelas di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menjaga

Kebersihan Organ Reproduksi Luar Di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.5 Distribusi Sikap Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan

Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Informasi Dari Orangtua Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.7 Distribusi Informasi Dari Orangtua Yang Didaapat Oleh Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Informasi Dari Teman Sebaya Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.9 Distribusi Informasi Dari Teman Sebaya Yang Didapat Oleh Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Informasi Dari Media Massa Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.11 Distribusi Informasi Dari Media Massa Yang Didapat Oleh Remaja

Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015


(15)

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.13 Distribusi Tindakan Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan

Kabupaten Asahan Tahun 2015

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Kategori Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.15 Tabulasi Silang Kategori Sikap Responden Dengan

Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.16 Tabulasi Silang Kategori Informasi Dari Orangtua Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Tabel 4.17 Tabulasi Silang Kategori Informasi Dari Teman Sebaya Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS

An-Nuur Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Tabel 4.18 Tabulasi Silang Kategori Informasi Dari Media Massa Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Organ Reproduksi Eksterna………14 Gambar 2 Kerangka Konsep………20


(17)

ABSTRAK

Menjaga kebersihan organ reproduksi luar merupakan pencegahan utama dalam kesehatan reproduksi wanita , untuk menghindari terserangnya berbagai penyakit seperti keputihan, infeksi, dan iritasi. Organ reproduksi sangat penting dipelihara kebersihannya termaksud dalam memilih air untuk membersihkan kelamin, pembalut dan cara pemakaiannya, serta keterpaparan menggantinya, kebersihan selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional.Populasi adalah seluruh siswi di MTS An-Nuur yang berjumlah 72 orang, dan seluruhnya dijadikan sampel.Data dianalisa dengan uji chi-square.

Hasil analisis bahwa ada hubungan pengetahuan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=0.003). Ada hubungan sikap dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar (p=0.009). Ada hubungan informasi dari orangtua dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=0.001). Ada hubungan informasi dari teman sebaya dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=<0.001). Tidak ada hubungan informasi dari media massa dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar (p=0.231).

Disarankan kepada pihak sekolah MTS An-Nuur Sengon Sari untuk memberikan informasi tentang kebersihan organ reproduksi luar pada saat pelajaran berlangsung.


(18)

ABSTRACT

To take care of the health of external reproduction organ is a main prevention in female reproduction health to prevent any diseases such as vaginal discharge diseases, infection and irritation. The health of reproduction organ must be cared such as to choose the waster to clean the genitals, sanitary napkin and using and replacement exposure, hygiene during menstruation, and the using of hygiene lingerie.

This research aims to study factors related to the action of female adolescent in care the health of external reproduction organ in MTS An-Nuur Sengon Sari sub-district of Aek Kuasan Regency of Asahan of 2015. This research is analytic descriptive study with cross sectional approach. The population is all of students of MTS An-Nuur for 72 students and to be total sample. The data was analyzed by chi-square test.

The results of analysis indicates that there is correlation between knowledge and action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p = 0.003). There is correlation between attitude and action of care of external reproduction health (p = 0.009). There is correlation between the information from the parents and the action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p = 0.001). There is a correlation of the information from peer and action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p < 0.001). There is not correlation between information from mass media and the action of female adolescent in care the health of external reproduction organ (p = 0.231)

It is suggested to the management of School of MTS An-Nuur Sengon Sari to provide the student with information about the health of external reproduction organ during learning process.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan.Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2008).Kesehatan reproduksi sangat berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ reproduksi sangat penting dipelihara kebersihannya termasuk memilih air cebok, pembalut dan cara pemakaiannya, serta kekerapan menggantinya, kebersihan selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih (Pinem, 2009).

Pengetahuan kesehatan organ reproduksi sangat penting untuk remaja termasuk remaja putri, karena pada saat usia remaja terjadi perkembangan yang sangat dinamis baik secara biologi maupun psikologi, dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja seperti informasi yang diterima, orangtua, orang terdekat, media massa dan seringnya diskusi (Nasria, 2010).

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah masuk dan berkembangbiaknya kuman penyakit infeksi kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.(Depkes, 2010).

Menjaga kebersihan organ reproduksi, khususnya bagian luar merupakan, bagian dari kebersihan diri.Kebiasaan itu perlu ditanamkan sejak kecil.Khususnya


(20)

bagi anak perempuan dimana sejumlah penyakit dan kondisi bisa muncul akibat kebersihan di daerah tersebut kurang terjaga (Nestele, 2014).

Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ reproduksi yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks, keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih.Hal tersebut berkaitan dengan saluran kemih dibawah wanita lebih pendek, sehingga dapat dengan mudah terpapar kuman dan bibit penyakit.Kuman tertentu dan jumlah tertentu dapat menimbulkan peradangan dan dapat menimbulkan rasa sakit.Maka dari itu sangat penting untuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman tersebut masuk kedalam atal kelamin dan saluran kencing wanita (Nadesul, 2008).

Seperti penelitian yang dilakukan di Asia Selatan, di daerah Bengal Selatan tentang tingkat pengetahuan kebersihan organ reproduksi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki pengetahuan baik, sedangkan 32,5% tidak memiliki pengetahuan tentang kebersihan organ reproduksi (Elza, 2009).

Kebersihan harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi, diantaranya menjaga kebersihan pada saat menstruasi hal ini dikarenakan pada saat menstruasi pembuluh darah melebar sehingga memudahkan kuman masuk, keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang akan tumbuh subur pada saat menstruasi (Sarwono, 2010)

Kasus kanker serviks di Indonesia juga semakin meningkat setiap tahunnya.Salah satu faktor penyebab kanker serviks yaitu kurangnya personal


(21)

hygiene pada organ reproduksi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Kariadi yang menyebutkan bahwa sebanyak 87,10% memiliki personal hygiene yang kurang baik dan adanya kejadian kanker serviks stadium III yaitu sebanyak 58,1%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kanker serviks dengan personal hygiene yang kurang baik (Pitriyani, 2012).

Banyak penelitian yang terkait dengan kebersihan, pengetahuan maupun sikap dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur (2003) mendapat hasil bahwa sebagian besar siswi remaja putri memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan organ reproduksi luar sebanyak 93,4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Semarang 2008 sebanyak 96% remaja putri mengalami keputihan (Rabita,2010).

Hasil penelitian lain yang dilakukan di Dusun Serbajadi Kecamatan Natar Lampung Selatan tentang kebersihan alat reproduksi pada saat menstruasi dari 69 responden yang memiliki kategori baik yaitu sebanyak 36 orang (52,17%), cukup sebanyak 30 orang (43,48%) dan kurang sebanyak 3 orang (4,35%) (Indah, 2010). Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan Dai’yah di SMU Negri 2 Medan tahun 2004 tentang perawatan organ reproduksi bagian luar dari 8 responden, yang memiliki kategori baik 25,86%, cukup 67,24% dan kategori kurang 6,8% (Elza, 2009).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar. Sebuah penelitian mengenai perilaku


(22)

remaja putri pada saat menstruasi menunjukkan faktor yang memiliki pengaruh dalam tindakan pada saat menstruasi adalah pendidikan, orangtua, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya (Suryati,2012).

Berdasaarkan sumber informasi tentang genetalia eksterna (organ reproduksi luar) yaitu persentase terbesar (46,9%) responden memperoleh informasi dari sekolah, juga dari media massa sebesar (23,8%), responden memperoleh informasi tentang alat genetalia eksterna dari petugas kesehatan sebesar (22,0%), dan ada responden memperoleh informasi tentang genetalia eksterna dari orang tua sebesar (4,3%), sedangkan persentase paling sedikit adalah informasi dari teman sebaya sebesar (3,0%).

Dari beberapa hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting khususnya pada kaum perempuan harus dilakukan sedini mungkin.Dan dari hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada remaja putri di MTS AN-NUR dari 10 responden 7 (70%) siswi diantaranya tidak tahu menjaga kebersihan organ reproduksi luar dengan alasan tidak ada yang memberi pengetahuan kepada mereka tentang tindakan menjaga organ reproduksi. 3 (30%) siswi diantaranya tahu menjaga organ reproduksi luar.

Maka dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian degan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar di lingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan tahun 2015.


(23)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, informasi dari orangtua, informasi dari teman sebaya, dan informasi dari media massa dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar di lingkungan MTS AN-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

1.3.2Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar.

2. Diketahuinya hubungan sikap dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar.

3. Diketahuinya hubungan informasi dari orangtua dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar.

4. Diketahuinya hubungan informasi dari teman sebaya dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar.

5. Diketahuinya hubungan informasi dari media massa dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar.


(24)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi remaja putri di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan agar mereka mengerti tindakan yang baik dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar, sehingga dapat lebih menambahkan ilmu dan pelajaran baru bagi mereka untuk hidup lebih sehat lagi dikemudianharinya.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk peneliti selanjut


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar

Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memperhatikan kebersihan diri.Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis.Udara panas dan cenderung lembab sering membuat banyak berkeringat.Terutama dibagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan kulit, seperti daerah alat kelamin. Kondisi ini dapat menyebabkan mikroorganisme jahat terutama jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya bisa menimbulkan infeksi.

Cara memelihara alat reproduksi secara umum adalah : 5. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari

6. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin atau anus dengan menggunakan air bersih atau kertas pembersih (tisu). Gerakkan cara membersihkan alat kelamin adalah dari arah vagina kearah anus, untuk mencegah kotoran anus masuk ke vagina.

7. Tidak menggunakan air yang kotor untuk membersihkan vagina

8. Dianjurkan untuk mencukur atau merapikan rambut kemaluan karena bisa ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman (Kusriman, 2012).

Ada pula cara pemeliharaan organ reproduksi pada remaja putri antara lain sebagai berikut :


(26)

5. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat

6. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat (Kusriman, 2012).

Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan.Hal ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah cara membersihkan organ reproduksi wanita (manuaba, 2006).

9. Secara teratur bersihkan keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan gunakan sabun terutama untuk setelah buang air besar (BAB). Caara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan (vagina) kebelakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa membawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tissue kering untuk mengeringgkannya.

10.Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan menggunakan kloset duduk maka siramlah terlebih dahuli untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular.

11.Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. vagina sendiri sudah mempunyai organisme alami untuk mempertahankan keasamannya. Keseringan menggunakan sabun dapat mematikan bakteri baik dan memicu berkembang biaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.

12.Jangan sering-sering menggunakan Pantylinier walau dalam keadaan darurat sekalipun, dan apabila keputihan terlalu banyak cukup mengganti celana dalam saja.


(27)

13.Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan.

14.Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun. Hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat sehingga kulit susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan jadi lembab, mudah berkeringat dan mudah menjadi tempah berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi sering kali terjadi akibat pemakaian celana dalam yang tidak bersih.

15.Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. Dianjurkan pada waktu haid harus sering mengganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. Apabila permukaan pembalut sudah ada segumpal darah meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada dipermukaan pembalut menjadi tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Oleh karena itu gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali.

16.Rambut yang tumbuh disekitar daerah kemaluan dapat diperhatikan keadaannya. Jangan mencabut-cabut rambut kemaluan, sebab lubang ini bisa menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan iritasi dan penyakit.


(28)

2.3Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar 4. Flour Albus atau Keputihan

Fluor albusatau keputihan adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah.Fluor albus adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat – alat genitalia yang tidak berupa darah.

Fluor albus terbagi atas dua macam, yaitu fluor albus fisiologis (normal) dan fluor albus patologis (abnormal).

c. Fluor Albus Fisiologis

Fluor albus fisiologis terdiri dari cairan yang kadang – kadang berupa muskus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan fluor albus patologis banyak mengandung leukosit.

Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai hormone yang dihasilkan berbagai organ yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan adrenal. Estrogen dapat mengakibatkan maturasi epitel vagina, serviks, prolefirasi stroma dan kelenjar sedangkan progesterone akan mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah mentruasi, sekitar fase eksresi antara hari ke 10 – 16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stress dan sedang mengkonsumsi obat – obatan hormonal seperti pil KB. Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal.

Flour Albus Fisiologi ditandai dengan ciri ; tidak gatal, tidak bau, lendir berwarna bening, terjadi hanya pada masa subur, terjadi menjelang haid, karena stres, kelelahan, celana dalam terlalu ketat.


(29)

d. Flour Albus Patologis

Fluor albus patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak leukosit.Eksudat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap adanya jejas (luka).Jejas ini dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing, neoplasma jinak, lesi, prakanker dan neoplasma ganas.Kuman penyakit yang menginfeksi vagina seperti jamur kandidia albikan, parasit tricomonas, E.coli, staphylococcus, treponema pallium, kondiloma aquminata dan herpes serta luka didaerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina dan kelainan serviks.Akibatnya, timbulgejala – gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka didaerah mulut vagina (Ellya, 2010).

Flour Albus Patologisditandai dengan ciri ; keluar lendir berlebihan disertai infeksi, gatal dan pedih, vagina kemerahan, lendir berubah warnanya.

5. Iritasi

Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan bengkak.Hal ini dapat terjadi karena banyaknya keringat yang keluar, terlambat mandi, gesekan celana yang terlalu ketat, dan garukan kuku.Masalah iritasi juga dapat terjadi karena orang terobsesi ingin selalu terlihat bersih, sehingga terlalu banyak menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air panas, membilas denga sabun yang terlalu banyak, dan menggunakan kompres larutan obat yang terlalu pekat. Oleh sebab itu kulit organ intim lebih tipis dan lembut dari pada daerah lain, sehingga membersihkannya pun harus berhati-hati


(30)

dan tidak boleh kasar. Rambut organ intim yang terlalu lebat dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya, 2004).

Pada saat terjadi radang kulit, tindakan menggosok organ intim merupakan sumber iritasi.

6. Infeksi

Penyebab infeksi ada 5 yaitu, jamur, bakteri, Chlamydia, protozoa, dan virus. c. Infeksi jamur

Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan, yaitu jamur dermofita dan jamur candidia albicans.

d. Infeksi bakteri

Bakteri adalah tumbuhan yang berukuran mikro yang mempunyai berbagai bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat, dan spirochaeta berbentuk spiral.Ketiganya dapat ditemukan pada kelainan organ intim yang bermasalah.Namun, gejala penyakit dan tempat yang terserang benda.Contohnya bakteri gerderenella bakteri jenis ini juga dapat berubah bentuk sehinnga disebut kokobasil.

2.3 Manfaat Perawatan Alat Reproduksi luar. Manfaat perawatan alat reproduksi eksternal yaitu :

4. Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi.

5. Menurut Siswono (2011), perawatan vagina memiliki beberapa manfaat, antara lain:


(31)

d. Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman e. Mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal-gatal f. Menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5 – 4,5)

6. Tujuan Perawatan Alat Reproduksi Eksternal f. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.

g. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar vagina.

h. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal, yaitu 3,5sampai 4,5.

i. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri, protozoa. j. Mencegah munculnya keputihan dan virus (Siswono, 2011). 2.4 Efek Perawatan Yang Salah Pada Alat Reproduksi Eksternal

Syarif (2007) mengatakan bahwa efek samping dari kesalahan dalam merawat alat reproduksi eksternal, yaitu :

3. Jika ada pembersih / sabun berbahan daun sirih digunakan dalam waktu lama, akan menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.

4. Produk pembersih wanita yang mengandung bahan povidoneiodine mempunyai efek samping dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat. 2.5 Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita merupakan suatu bagian sistem tubuh yang memiliki bentuk dan fungsi yang unik dan berbeda dengan sistem-sistem tubuh lainnya. Dimana tujuan utama dari sistem reproduksi wanita adalah menghasilkan sel gamet, yaitu sel telur atau ovum.


(32)

Organ reproduksi wanita dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu organ reproduksi bagian luar (eksterna), dan oergan reproduksi bagian dalam (interna). 3. Organ reproduksi bagian luar (Ellya, 2010)

h. Mons veneris yaitu bagian yang menonjol didepan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.

i. Labia mayora (bibir besar) merupakan bagian lanjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjong. Kedua bibir ini akan bertemu dan membentuk perineum.

j. Labia minora (bibir kecil) yaitu lipatan bagian dalam bibir besar tanpa rambut. Bibir ini mengelilingi orifisium vagina.

k. Klitoris terletak dibawah prepusium klitoridis dan diatas orifisium uretralis.

l. Vestibulum, dibatasi oleh bibir kecil bagian atas klitoris. m. Hymen (selaput darah), jaringan yang menutupi lubang vagina. n. Kelenjar bartolin dan skene.

4. Organ reproduksi bagian dalam (Ellya, 2010)

f. Vagina (liang senggama) terletak antara kandung kemih dan rectum.

g. Uterus (rahim), berbentuk seperti buah alpukat, terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kemih dan anus.

h. Tuba fallopii adalah tubule-muskuler yang panjang sekitar 12 cm dengan diameternya 3-8 mm.

i. Ovarium terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri. Ovarium mengarah pada uretrus dan melekat pada ligamntum.


(33)

j. Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lambar ligamentum.

Gambar 2.1 Organ Reproduksi Interna

Gambar 2.2 Organ Reproduksi Eksterna

2.6 Fisiologis Organ Reproduksi Wanita

Pada saat puberitas sekitar usia 13-16 tahun, dimulai pada pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara,


(34)

pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak dan pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche (Ellya, 2010).

Selanjutnya menarche diikuti menstruasi yang sering tidak teratur karena folikel de graaf belum melepaskan ovum disebut ovulasi. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari. Sejak saat itu wanita mulai memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai usia 45 tahun dan mati haid sekitar pada umur 55 tahun (Ellya, 2010).

2.7 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Organ Reproduksi Bagian Luar

2.7.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah proses seseorang menjadi “tahu” terhadap suatu objek setelah melalui penginderaan yang dimilikinya seperti telinga, mata, hidung, raba dan lain sebagainya. Selama proses penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat diperlukan suatu identitas perhatian dan persepsi terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian Salmah (2012) di SMA Negeri 2 Ambon diketahui bahwa dari 162 responden yang memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 84 responden (51,9%) dan responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 78 responden (48,1%). Dari hasil penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri 3 Manado diketahui bahwa sebanyak 38 responden (23,1%) berpengetahuan kurang dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna yang tidak baik, dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 126 orang (76,9%) mempunyai pengetahuan baik tentang tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna.


(35)

2.8.2 Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo sikap itu tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesepian atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan merupakan reaksi predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu kepada suatu penghayatan terhadap objek.

Hasil penelitian Salmah (2012) di SMA Negeri 2 Ambon diketahui bahwa dari 162 responden yang memiliki sikap baik sebanyak 102 responden (63%), dan responden dengan sikap kurang baik sebanyak 60 responden (37%). Dari hasil penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri Manado dari 164 responden diketahui


(36)

bahwa responden yang memiliki sikap baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna sebanyak 114 orang (69,5%) dan responden yang memiliki sikap kurang baik dengan tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna sebanyak 50 responden (30,5%).

2.8.3 Informasi Dari Orangtua

Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar dapat menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai-nilai atau budi pekerti yang baik kepada anak dirumah (Depkes, 2010).

Sebagian besar remaja

mnganggaporangtuaadalahorangyangpentingbagi merekakarena nilai-nilaiyangdi tanamkan oleh orangtua mereka dapat mempengaruhipengetahuanremaja karenapengetahuanyangtidak sesuaidengantugas perkembanganremajapadaumumnyajuga dapat dipengaruhioleh orangtua.Jadi bilaorangtua mampu memberikan pemahaman mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya,maka anak-anaknya cenderung menjaga kebersihan organ reproduksi yang baik dandapatberpengaruhpadatindakan yang baik pula.

Kesulitanyangtimbuladalahapabilapengetahuanorang tuakurangmemadai menyebabkansikapkurangterbukadancenderung


(37)

kepada anak.Akibatnyaanakmendapatkaninformasi kesehatanyangkurang baik. Dari hasi penelitian Fitriyanti (2012) di SMAN 1 Kawangkoan diketahui bahwa dari 50 responden yang mendapatkan informasi tentang tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna dari orangtua sebesar 10 responden (20%). Sedangkan dari penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri 3 Manado responden yang mendapatkan informasi kebersihan genitalia eksterna hanya (4,3%) responden yang mendapatkan informasi menjaga kebersihan genetalia eksterna melalui orangtua.

2.8.4 Informasi Dari Teman sebaya

Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. Disini ia akan dinilai oleh teman sebayanya, kelompok sebaya dapat memberikan dampak pada lingkungannya, yaitu dunia tempat remaja melakukan asosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya. Inilah letak bahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif.Akan lebih bahaya apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup, dimana setiap anggota tidak terlepas dari kelompoknya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok. Sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya (Depkes, 2010).

Teman sebaya juga merupakanorang yangpenting karenapadasaatmenginjakusiaremajabiasanya cenderungingin membuktikandiri dan tidakbergantunglagi padaorangtua dan biasanya padausia remaja lebih


(38)

merasa nyaman jika berada bersama teman-temannyamaka takheranbilaremaja mempunyai kecenderunganuntukmengadopsiinformasiyangditerima oleh teman- temannya,tanpa memilikidasarinformasiyangsignifikandarisumber yanglebih dapatdipercaya.Informasi dari teman-temannya tersebut, dalamhalinitakjarangmenimbulkan rasapenasaranyangmembentuk serangkaianpertanyaandalamdiri remaja.

Dari hasi penelitian Fitriyanti (2012) di SMAN 1 Kawangkoan diketahui bahwa dari 50 responden yang mendapatkan informasi tentang tindakan menjaga kebersihan genetalia eksterna dari teman sebaya sebesar 10 responden (20%). Sedangkan dari penelitian Juliana (2013) di SMA Negeri 3 Manado responden yang mendapatkan informasi kebersihan genitalia eksterna hanya (3,0%) responden yang mendapatkan informasi menjaga kebersihan genetalia eksterna melalui teman sebayanya.

2.8.5 Informasi Dari Media Massa

Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat dibidang teknologi informasi.Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan serta wawasan yang lebih luas.Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini membuat remaja menyerbu VCD dan internet yang dipenuhi dengan tayangan dan berita yang kurang mendidik. Bagi remaja media massa dimanfaatkan sebagai pengisi waktu luang untuk lebih banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang ada. Dikhawatirkan nilai yang diserap itu akan mempengaruhi perilaku dan gaya hidupnya sehari-hari (Depkes, 2010).


(39)

Seharusnya media massa dapat dimanfaatkan sebagai suatu alatuntuk mendapatkan informasi kesehatan terutama kesehatan reproduksi yang didapat dari internet karenainternetmerupakan media yangmenyediakaninformasisecarabebas tanpabataswalaupun informasiadayangpositifdannegatif.Banyaksitus-situs yang mengungkapsecara fulgar(bebas)kehidupanseksatau gambar- gambaryangbelum sesuaiuntukremajayangadapat memberikan dampak kurangbaikbagi mereka karenapada saatusiaremajaterjadi perubahan psikologisyang mengakibatkan perubahan sikap dan tingkahlaku sepertimulaimemperhatikanpenampilandiri,mulaitertarik

denganlawanjenis,berusahamenarikperhatian danmunculperasaan cintayangkemudianakantimbuldoronganseksual.Pada masa remaja cenderungmemiliki tingkatseksualyangtinggisehubungandengan mulai matangnyahormonseksual danorgan-organ reproduksi.

Berdasarkan hasil penelitian Fitrianti (2012) di SMAN 1 Kawangkoan diketahui bahwa dari 50 respsonden yang memperoleh informasi tentang kebersihan genetalia eksterna berdasarkan sumber informasi melalui media cetak sebanyak 13 responden (26%), berdasarkan sumber infomasi melalui media elektronik sebanyak 9 responden (18%), dan sebanyak 20 responden (40%) mendapatkan informasi melalui sekolah, dan sebanyak 8 responden (16%) remaja mendapatkan informasi tentang tindakan kebersihan genetalia eksterna melalui tenaga kesehatan.


(40)

2.9 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independent Variabel Dependent

1.Pengetahuan 2.Sikap

3.Informasi dari Orangtua 4.Informasi dari Teman sebaya 5.Informasi dari Media massa

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersian Organ Reproduksi Luar.

2.10 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar.

2. Ada hubunganantara sikapdengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar. 3. Ada hubungan antara informasi dari orangtua dengan tindakan kebersihan

organ reproduksi luar.

4. Ada hubungan antara informasi dariteman sebaya dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar.

5. Ada hubunganantara informasi darimedia massa dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar.

Tindakan kebersihan organ reproduksi luar


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai metode survei yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu pengambilan data yang bertujuan untuk menemukan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Tahun 2015 dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan September Tahun 2014 sampai bulan Maret 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelajar putri kelas I, II, dan III di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Tahun 2015 yang berjumlah 72 orang. Dimana pelajar putri kelas VII berjumlah 12 orang, pelajar putri kelas VIII berjumlah 21 orang, pelajar putri kelas IX berjumlah 39 orang. Dan seluruh populasi dijadikan sampel.


(42)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang telah disiapkan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari kantor Tata Usaha di MTS An-Nuur Sengon Sari Aek Kuasan yaitu data-data mengenai jumlah seluruh siswa dan jumlah kelas.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

3.6Definisi Operasional

Dari kerangka konsep penelitian, maka definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan tentang menjaga organ reproduksi luar adalah segala sesuatu yang diketahui dan diyakini oleh responden terkait dengan kenersihan organ reproduksi luar.

2. Sikap adalah nilai atau pendapat responden tentang tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar.


(43)

3. Informasi dari orangtua merupakan dukungan sosial terhadap remaja, agar remaja tersebut mendapatkan informasi yang baik

4. Informasi dari Teman sebaya adalah pengetahuan yang didapatkan dari teman-temannya disekolah maupun dilingkungan luar sekolah.

5. Media massa adalah sumber informasi yang paling besar pengaruhnya terhadap remaja, misalnya pemanfaatan media massa untuk sumber pengetahuan remaja tentang perawatan organ reproduksinya dengan baik. 3.7 Aspek Pengukuran

3.7.1 Variabel Dependen

Pada variabel tindakan ditentukan berdasarkan pertanyaan alternatif yang terdiri dari 10 pertanyaan. Dimana ingin mengetahui tindakan remaja dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar.

Apabila jawaban benar diberi nilai 1 Apabila jawaban salah diberi nilai 0

Kategori dalam pengukuran Tindakan adalah sebagai berikut :

a. Baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 8 – 10 (>75%)

b. Kurang baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 0 – 7 (<75%) (Hidayat, 2011).

3.7.2 Variabel Independent 1. Pengetahuan

Variabel pengetahuan tentang tindakan menjaga organ reproduksi luar pada responden diukur dengan memberikan pertanyaan dari no 1 – 10.


(44)

Apabila jawaban salah diberi skor 0.

Skor tertinggi yang dicapai responden adalah 10. Skor terendah yang dicapai responden adalah 0.

Cara menentukan kategori tingkat pengetahuan responden mengacu pada persentase berikut :

a. Baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 8 – 10 (>75%)

b. Kurang baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 0 – 7 (<75%) (Hidayat, 2011).

2. Sikap

Variabel sikap menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 15 pernyataan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat setuju.sikap responden diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot 0-4 dengan jumlah 15 pernyataan.

Skor tertinggi yang dicapai responden adalah 60. Skor terendah yang dicapai responden adalah 0.

Pemberian bobot nilai pada pernyataan positif (2,3,4,5,6,7,15) Sangat setuju : 4

Setuju : 3 Ragu – ragu : 2 Tidak setuju : 1 Sangat tidak setuju : 0

Pemberian bobot nilai pada pernyataan negatif (1,8,9,10,11,12,13,14) Sangat setuju : 0


(45)

Setuju : 1 Ragu – ragu : 2 Tidak setuju : 3 Sangat tidak setuju : 4

(Singarimbun Masri dan Sofian Effendi, 2008). Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik, apabila responden mendapat nilai > 75% (skor 46 - 60). b. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai < 75% (skor 0 - 45). 3. Informasi Dari Orangtua

Variabel pengukuran melalui orangtua adalah hanya untuk mengetahui apakah siswi remaja putri mendapatkan informasi yang baik mengenai kesehatan terutama pada kesehatan reproduksinya sehingga peran orang tua juga sangat penting dalam penentuan pengetahuan remaja putri di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

Variabel orangtua berdasarkan pertanyaan alternatif dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 dengan jumlah pertanyaan 5 dimana skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 0.

Skor tertinggi yang dicapai responden adalah 5. Skor terendah yang dicapai responden adalah 0.

Berdasarkan total skor jawaban, orang tua dikategorikan sebagai berikut : a. Baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 4 - 5 (>75%)

b. Kurang baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 0 - 3 (< 75%) (Hidayat, 2011).


(46)

4. Informasi Dari Teman Sebaya

Pada variabel teman sebaya sama halnya dengan variabel orang tua, dimana berdasarkan pertanyaan alternatif dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 dengan jumlah pertanyaan 5 dimana skor tertinggi adalah 5.

Skor tertinggi yang dicapai responden adalah 5. Skor terendah yang dicapai responden adalah 0.

Pertanyaan negatif : Terdapat pada pernyataan nomor 1.

Pertanyaan positif : Terdapat pada pertanyaan nomor 2,3,4 dan 5.

Berdasarkan total skor jawaban, orang tua dikategorikan sebagai berikut : a. Baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 4 - 5 (>75%)

b. Kurang baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 0 - 3 (< 75%) (hidayat, 2011).

5. Informasi Dari Media Massa

Variabel Media massa ditentukan berdasarkan pertanyaan alternatif dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 dengan jumlah pertanyaan 5 dimana skor tertinggi adalah 5.

Skor tertinggi yang dicapai responden adalah 5. Skor terendah yang dicapai responden adalah 0.

Pertanyaan negatif : Terdapat pada pernyataan nomor 4.


(47)

Berdasarkan total skor jawaban, orang tua dikategorikan sebagai berikut : a. Baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 4 - 5 (>75%)

b. Kurang baik, jika total skor jawaban responden berjumlah 0 - 3 (< 75%) (Hidayat, 2011).

3.8 Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari :

1. Editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan

2. Coding, Pada tahap ini dilakukan pemberian kode pada setiap jawaban kuesioner yang telah diisi.

3. Data entry, yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputerisasi.

3.9Analisa Data

a. Analisis Univariat

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari variabel yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terkait.

b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terkait dengan uji statistic chi square (x2). Syarat uji chi square antara


(48)

lainpengamatan harus bersifat independen, dan hanya digunakan data diskrit dan kontiniu yang telah dikelompokkan menjadi kategori. Alalisis chi square delakukan dengan menggunakan chi square dengan tingkat signifikan p > 0,05 (taraf kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95% :

a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. b. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum MTS AN-NUUR Sengon Sari

MTS An-Nuur Sengon Sari terletak di Jln.Protokol No.59 B Desa Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan berdiri pada tahun 1992, dengan luas 1883 m2, dengan batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan sekolah SDN, sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk, dan sebelah barat berbatasan dengan jalan. Jumlah seluruh siswa MTS An-Nuur adalah 143 orang, yaitu siswa laki-laki sebanyak 71 orang, dan siswa perempuan berjumlah 72 orang. Dan jumlah kelas ada 5 kelas, ada ruangan perpustakaan, laboraturium IPA, ruang kepala sekolah, ruang guru, mushollah, ruang UKS, ruang BP, gudang, ruang sirkulasi, kamar mandi kepala sekolah, kamar mandi guru, kamar mandi sisa putra, kamar mandi siswa putri, halaman dan lapangan olah raga. Kegiatan extra kulikuler di MTS AN-NUUR Sengon Sari adalah Pramuka Paskibra, Dramban, Dan Paduan Suara. Sekolah MTS AN-NUUR Sengon Sari mewajibkan siswa nya untuk melaksanakan sholat Zuhur berjama’ah dan jika ketahuan tidak


(49)

sholat Zuhur berjama’ah akan dikenakan hukuman. Dan banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan sekolah ini.MTS AN-NUUR Sengon Sari adalah sekolah yang berbentuk sebuah yayasan dibawah tanggung jawab kepala sekolah MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dimasukkan untuk menggambarkan masing – masing variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Kelas di MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015 Karakteristik Responden n %

Kelas

VII 39 54,2 VIII 12 16,7 XI 21 29,2 Total 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden di MTS AN-Nuur Sengon Sari dilihat dari kelas yang paling banyak berada dikelas VII yaitu sebesar 39 responden (54,2%).

4.2.2 Pengetahuan Remaja

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS AN-NUUR


(50)

Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

N O

Jawaban Benar Salah Jumlah

n % n % n %

1 Kesehatan reproduksi adalah Suatu keadaan kesehatan yang sempura baik secara fisik, mental dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi

36 50,0 36 50,0 72 100,0

2 Perlunya membasuh organ intim dengan air bersih adalah untuk menghindari masuknya kuman dan jamur dari daerah anus kedalam vagina.

35 48,6 37 51,4 72 100,0

3 Akibat dari pemakaian celana dalam yang tidak hygenis adalah Memudahkan bakteri berkembang biak, bisa mengundang penyakit.

29 40,3 43 59,7 72 100,0

4 Jika menggunakan pentyliner secara terus Menerus dapat Menyebabkan iritasi kulit.

33 45,8 39 54,2 72 100,0

5 Gunanya menjaga rambut kemaluan agar tetap pendek Agar tidak ditumbuhi bakteri.

34 47,2 38 52,8 72 100,0

6 Tidak baik menggunakan cairan pembersih/ sabun pada saat membersihkan kemaluan.

33 45,8 39 54,2 72 100,0

7 Sebaiknya mengganti pembalut pada saat Menstruasi adalah 2 kali dalam sehari.

14 19,4 58 80,6 72 100,0

8 Sebaiknya mengganti pakaian dalam Selama sehari adalah 2 kali


(51)

sehari.

9 Cara membasuh alat kelamin yang benar adalah dari arah depan ke arah belakang kemudian kearah depan lagi.

7 9,7 65 90,3 72 100,0

10 Gejala keputihan yang tidak normal adalah cairan berwarna putih dan kekuning-kuningan atau hijau kekuningan dan menimbulkan rasa gatal dan berbau tidak sedap.

34 47,2 38 52,8 72 100,0

Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa jaawaban pertanyaan yang diperoleh sebanyak 36 (50,0%) responden menjawab benar pada pertanyaan pengertian kesehatan reproduksi dan yang paling sedikit menjawab pertanyaan dengan benar yaitu pada pertanyaan cara membasuh alat kemaluan yang benar sebanyak 7 (9,7%) responden.

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

Pengetahuan n %

Baik 16 22,2

Kurang baik 56 77,8

Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat pengetahuan responden tentang tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar yaitu dengan kategori baik sebanyak 16 responden (22,2%), kurang baik sebanyak 56 responden (77,8%). 4.2.4 Sikap Responden


(52)

RespondenTentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

N 0

Jawaban SS S RR TS STS Jumlah

n % n % n % n % n % n %

1 Mengguna kan pentyliner pada saat keputihan.

0 0 15 20

,8

38 52 ,8

18 25,

0

1 1,4 72 100,0

2 Mengguna kan celana dalam berbahan katun.

18 25 ,0

12 16 ,7

42 58 ,3

0 0 0 0 72 100,0

3 Mengganti celana dalam setiap merasa tidak nyaman.

19 26 ,4

11 15 ,3

37 51 ,4

5 6,9 0 0 72 100,0

4 Selalu membawa celana dalam kemanapun pergi.

3 4, 2

9 12

,5

52 72 ,2

6 8,3 2 2,8 72 100,0

5 Menyiram toilet sebelum menggunak annya

11 15 ,3

37 51 ,4

0 0 21 29,

2

3 4,2 72 100,0

6 rajin mengganti pembalut pada saat menstruasi.

25 34 ,7

7 9, 7

5 6,

9

33 45,

8

2 2,8 72 100,0

7 Selalu mengering kan bagian luar organ intim sehabis buang air.

13 18 ,1

14 19 ,4

10 13 ,9

33 45,

8


(53)

8 Selalu memakai celana jins/celana dalam ketat.

1 1, 4

35 48 ,6

18 25 ,0

4 5,6 14 19,4 72 100,0 100,0

9 Mengguna kan pentyliner sehari-hari.

0 0 0 0 50 69

,4

13 18,

1

9 12,5 72 100,0 100,0

10 Mencukur habis rambut kemaluan.

0 0 7 9,

7

7 9,

7

42 58,

3

14 19,4 72 100,0 100,0

11 Bertukar pakaian dalam dengan keluarga sendiri.

35 48 ,6

3 4, 2

6 8,

3

15 20,

8

13 18,1 72 100,0 100,0

12 Membasuh vagina dari arah belakang kearah depan pada saat habis buang air kecil.

37 51 ,4

7 9, 7

5 6,

9

17 23,

6

6 8,3 72 100,0 100,0

13 Selalu menggunak an pewangi untuk vagina.

8 11

,1

28 38 ,9

21 29 ,2

9 12,

5

6 8,3 72 100,0 100,0

14 Ditoilet umum, pada saat buang air membasuh organ kewanitaan menggunak an air dari bak.

3 4, 2

13 18 ,1

39 54 ,2

13 18,

1

4 5,6 72 100,0 100,0

15 Penyakit infeksi saluran reproduksi

13 18 ,1

16 22 ,2

32 44 ,4

7 9,7 4 5,6 72 100,0 100,0 1 0 0 . 0


(54)

berawal dari tidak menjaga kebersihan organ reproduksi.

Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa pada pernyataan positif pada sikap diperoleh sebanyak 25 responden (34,7%) menjawab benar pada pernyataan rajin mengganti pembalut pada saat menstruasi, pada pernyataan negatif sikap diperoleh sebanyak 14 responden (19,4%) menjawab salah pada pernyataan selalu memakai celana jins/celana dalam ketat.

Tabel 4.5 Distribusi Sikap Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

Sikap n %

Baik 14 19,4

Kurang baik 58 80,6

Jumlah 72 100,0

Dari tabel 4.5 dapat dilihat sikap responden tentang menjaga kebersihan organ reproduksi luar dengan kategori baik sebanyak 14 responden (19,4%), kurang baik sebanyak 58 responden (80,6%)

4.2.6 Informasi Dari Orangtua

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Informasi Dari Orangtua Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

N o

Jawaban Ya Tidak Jumlah

n % n % n % 1 Apakah pernah diberitahu

orangtua untuk mengganti celana dalam


(55)

minimal 2 kali sehari. 2 Apakah pernah diberitahu

orangtua untuk mencukur dan merapikan rambut kemaluan.

18 25,0 54 75,0 72 100,0

3 Apakah orangtua

membertahu cara memilih pakaian dalam

yang baik dari bahan katun agar lebih mudah menyerap.

26 36,1 46 63,9 72 100,0

4 Apakah penah diberitahu orangtua cara membasuh vagina yang baik setelah BAB/BAK itu dari arak depan kebelakang.

33 45,8 39 54,2 72 100,0

5 Apakah pernah diberitahu orangtua jika selesai BAB/BAK harus membersihkannya

dengan handuk kering/tissue.

30 41,7 42 58,3 72 100,0

Dari tabel 4.6 diatas diketahui bahwa jawaban pernyataan tentang informasi yang didapat dari orangtua diperoleh sebanyak 51 (70,8%) responden menjawab pernah diberitahu orangtua untuk mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan yang paling sedikit menjawab pertanyaan pernah diberitahu orangtua untuk mencukur dan merapikan rambut kemaluan yaitu sebanyak 18 responden (25,0%).

Tabel 4.7 Distribusi Informasi Dari Orangtua Yang Didapat Oleh Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

Orangtua n %


(56)

Kurang baik 50 69,4 69.4

Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa remaja yang mendapat informasi dari orangtua dengan kategori baik sebanyak 22 responden (30,6%), responden dengan kategori kurang baik sebanyak 50 responden (69,4%).

4.2.8 Informasi Dari Teman Sebaya

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Informasi Dari Teman Sebaya Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

No Jawaban Ya Tidak Jumlah

n % n % n %

1 Apakah pernah diberitahu teman bahwa membasuh kemaluan yang baik itu harus menggunakan sabun.

32 44,4 40 55,6 72 100,0

2 Apakah pernah diberi saran oleh teman bahwa harus membawa celana dalam kemanapun.

17 23,6 55 76,4 72 100,0

3 Apakah pernah diberitahu oleh teman untuk mengeringkan kemaluan sengan tissue saat


(57)

setelah BAK.

4 Apakah pernah diberitahu teman untuk tidak memakai celana yang terlalu ketat.

30 41,7 42 58,3 72 100,0

5 Apakah pernah diberi informasi oleh teman untuk tidak menggunanakan air yang kotor saat membersihkan alat kemaluan.

36 50,0 36 50,0 72 100,0

Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa jawaban pernyataan tentang informasi yang didapat dari teman sebaya diperoleh sebanyak 36 (50,0%) responden menjawab pernah diberi informasi oleh teman untuk tidak menggunakan air yang kotor saat membasuh kemaluan, dan yang paling sedikit menjawab pertanyaan pernah diberi saran oleh teman bahwa harus membawa celana dalam kemanapun sebanyak 17 responden (23,6%).

Tabel 4.9 Distribusi Informasi Dari Teman Sebaya Yang Didapat Oleh Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

Teman Sebaya n %

Baik 9 12,5

Kurang baik 63 87,5

Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa remaja yang mendapat informasi dari teman sebaya dengan kategori baik sebanyak 9 responden (12,5%), responden dengan kategori kurang baik sebanyak 63 responden (87,2%).


(58)

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Informasi Dari Media Massa Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

No Jawaban Ya Tidak Jumlah

n % n % n %

1 Apakah anda pernah membaca buku/majalah tentang pemilihan celana dalam yang baik untuk digunakan sehari-hari itu dari bahan katun agar mudah menyerap.

30 41,7 42 58,3 72 100,0

2 Apakah anda pernah membaca majalah/buku untuk tidak menggunakan pentyliner.

33 45,8 39 54,2 72 100,0

3 Apakah anda pernah membaca buku/majalah untuk mengeringkan kemaluan dengan tissue atau handuk kering yang bersih setelah BAK.

28 38,9 44 61,1 72 100,0

4 Apakah anda pernah lihat iklan di TV tentang menjaga kebersihan organ reproduksi/kemaluan dengan menggunakan anti septik, dan apakah anda mengikuti saran iklan tersebut.

36 50,0 36 50,0 72 100,0

5 Apakah anda pernah lihat acara di TV atau baca dimajalah untuk sering mengganti pembalut pada saat menstruasi /haid itu sangat penting.

45 62,5 27 37,5 72 100,0

Dari tabel 4.10 diatas diketahui bahwa jawaban pernyataan tentang informasi yang didapat dari media massa diperoleh sebanyak 45 (62,5%) responden menjawab pernah lihat acara di TV atau baca dimajalah untuk sering mengganti pembalut pada saat menstruasi itu sangat penting, dan yang paling


(59)

sedikit menjawab pertanyaan pernah membaca buku/majalah untuk mengeringkan kemaluan dengan tissue atau handuk kering yang bersih setelah BAK sebanyak 28 responden (38,9%).

Tabel 4.11 Distribusi Informasi Dari Media Massa Yang Didapat Oleh Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

Media Massa n %

Baik 14 19,4

Kurang baik 58 80,6

Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa remaja yang mendapat informasi dari media massa dengan kategori baik sebanyak 14 responden (19,4%), responden dengan kategori kurang baik sebanyak 58 responden (80,6%).

4.2.12 Tindakan Responden

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS AN-NUUR Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

N o

Jawaban Benar Salah Jumlah

n % n % n %

1 Sering menggunakan tissue/kain pada saat setelah buang air kecil.

31 43,1 41 56,9 72 100,0

2 Menggunakan air bersih pada saat setelah buang air besar.

42 58,3 30 41,7 72 100,0

3 Mengganti celana dalam ketika celana dalam keadaan yang sudah tidak nyaman lagi untuk


(60)

dipakai.

4 Menggunakan cairan pembersih Vagina/sabun saat membersihkan kemaluan.

19 26,4 53 73,6 72 100,0

5 Membasuh vagina dari arah depan kearah belakang pada saat habis buang air kecil.

25 34,7 47 65,3 72 100,0

6 Rajin mengganti

pembalut pada saat menstruasi.

17 23,6 55 76,4 72 100,0

7 Mencuci tangan dengan

sabun setelah membersihkan anus setelah BAB.

22 30,6 50 69,4 72 100,0

8 Mengganti celana dalam pada saat mengganti pembalut.

18 25,0 54 75,0 72 100,0

9 Menggunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan yang

mudah menyerap (katun).

17 23,6 55 76,4 72 100,0

10 Membersihkan alat kelamin apabila selesai buang air besar.

48 66,7 24 33,3 72 100,0

Dari tabel 4.12 diatas diketahui bahwa jawaban pertanyaan tindakan diperoleh sebanyak 48 (66,7%) responden menjawab benar pada pertanyaan membersihkan alat kelamin apabila selesai buang air besar dan yang paling sedikit menjawab pertanyaan dengan benar yaitu pada pertanyaan rajin mengganti pembalut pada saat menstruasi sebanyak 17 (23,6%), dan pertanyaan menggunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun sebanyak 17 (23,6%) responden.


(61)

Tabel 4.13 Distribusi Tindakan Remaja Putri Tentang Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015.

Tindakan n %

Baik 12 16,7

Kurang baik 60 83,3

Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa tindakan dengan kategori baik sebanyak 12 responden (16,7%), tindakan dengan kategori kurang baik sebanyak 60 responden (83,3%).

4.3 Hasil Analisa Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen.

4.3.1 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kebersihan Organ

Reproduksi Luar

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Kategori Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Pengetahuan Remaja Putri

Tindakan Remaja Putri Jumlah p

Baik Kurang Baik

n % n % n %

Baik 7 43,8 9 56,3 16 100,0 0,003 Kurang baik 6 10,3 52 89,7 58 100,0


(62)

Dari tabel 4.14 Hasil analisa hubungan pengetahuan remaja putri dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar ditemukan 16 responden, berpengetahuan baik sebesar 43,8%, kurang baik 89,7% dari 58 responden berpengetahuan kurang baik sebesar 89,7% dan baik 10,3%. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=<0.05) sehingga Ho ditolak artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar. Siswi yang pengetahuannya baik maka tindakannya juga baik.

4.3.2 Hubungan Sikap Responden Dengan Kebersihan Organ Reproduksi Luar

Tabel 4.15 Tabulasi Silang Kategori Sikap Responden Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Sikap

Remaja Putri

Tindakan Remaja Putri Jumlah p

Baik Kurang Baik

n % n % N %

Baik 6 42,9 8 57,1 14 100,0 0,009 Kurang baik 6 10,3 52 58,7 58 100,0

Dari tabel 4.15 Hasil analisa hubungan sikap remaja putri dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar ditemukan 14 responden berpengetahuan baik sebesar 42,9%, kurang baik 57,1% dari 58 responden berpengetahuan kurang baik sebesar 58,7% dan baik 10,3%. Berdasarkan hasil uji


(63)

chi square diperoleh nilai probabilitas (p=<0.05) sehingga Ho ditolak artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan bermakna antara sikap dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar. Siswi yang bersikap baik maka tindakannya juga baik.

4.3.3 Hubungan Informasi Dari Orangtua Responden Dengan Kebersihan Organ Reproduksi Luar

Tabel 4.16 Tabulasi Silang Kategori Informasi Dari Orangtua Responden Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Informasi Dari Orang tua

Tindakan Remaja Putri Jumlah p

Baik Kurang Baik

n % n % n %

Baik 9 40,9 13 59,1 22 100,0 0,001 Kurang baik 3 6,0 47 94,0 50 100,0

Dari tabel 4.16 Hasil analisa hubungan orangtua dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar ditemukan 22 responden berpengetahuan baik sebesar 40,9%, kurang baik 59,1% dari 50 responden berpengetahuan kurang baik sebesar 94,0% dan baik 6,0%. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=<0.05) sehingga Ho ditolak artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan bermakna antara informasi dari orangtua dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar. Siswi yang mendapatkan informasi baik maka tindakannya juga baik.

4.3.4 Hubungan Informasi Dari Teman Sebaya Dengan Kebersihan Organ Reproduksi Luar

Tabel 4.17 Tabulasi Silang Kategori Informasi Dari Teman Sebaya Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015


(64)

Informasi Dari Teman Sebaya

Tindakan Remaja Putri Jumlah p

Baik Kurang Baik

n % n % n %

Baik 6 66,7 3 33,3 9 100,0 <0,001 Kurang baik 6 9,5 57 90,5 63 100,0

Dari tabel 4.17 Hasil analisa hubungan teman sebaya dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar ditemukan 9 responden berpengetahuan baik sebesar 66,7%, kurang baik 33,0% dari 63 responden berpengetahuan kurang baik sebesar 90,5% dan baik 9,5%. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=<0.05) sehingga Ho ditolak artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan bermakna antara informasi dari teman sebaya dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar. Siswi yang mendapatkan informasi baik maka tindakannya juga baik.

4.3.4 Hubungan Informasi Dari Media Massa Dengan Kebersihan Organ Reproduksi Luar

Tabel 4.18 Tabulasi Silang Kategori Informasi Dari Media Massa Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

Informasi Dari Media Massa

Tindakan Remaja Putri Jumlah p

Baik Kurang Baik

n % n % n %

Baik 4 28,6 10 71,4 14 100,0 0,231 Kurang baik 8 13,8 50 86,2 58 100,0

Dari tabel 4.17 Hasil analisa hubungan media massa dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar ditemukan 14 responden berpengetahuan baik sebesar 28,6%, kurang baik 71,4%, dari 58 responden


(65)

berpengetahuan kurang baik sebesar 86,2% dan baik 13,8%. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=>0.05) sehingga Ho diterima artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak ada hubungan bermakna antara informasi dari media massa dengan tindakan menjaga kebersihan organ reproduksi luar.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Aneahira, 2013.Cara Merawat Alat Reproduksi

Wanit

diakses 10 Juni 2014.

Berman, Shirlee J., Barbara K., et al,.2009 Pengkajian Pada Orang Dewasa.http//books.goole.co.id/books?id=9tLaDcEaV7wC&pg=PA133 &1pg=pA133&dq=pembagian+kuadran+bagi+wanita&soure. Diaskses 15 Juli 2014.

Depkes Poltekkes, 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya.Jakarta : Salemba Medika.

Depkes RI, 2010. Infeksi Saluran Reproduksi.

http://www.ppl.depkes.go.id//IMS-dan-ISR-pada-pelayanan-kesehatan-reproduksi/, diakses 11 Juni 1014.

Depkes RI, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja Dwikarya, Maria, 2004. Menjaga Organ Intim (Penyakit dan

Penanggulangannya). Tanggerang ; PT Kawan Pustaka.

Ellya, Eva Sibagariang, Dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; TIM.

Elza, T., 2009.Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Personal Hygine. http://www.csribd.com/doc/47168389/BAB-I-BAB-II-BAB-III-BAB-IV-dan-BAB -V-fixs.diakses tgl 9 Juni 2014.

Fitrianti, Tapparan 2012.Gambaran Prilaku Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Siswi Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kawangkoan (Skripsi). Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas Samratulangi. Diakses 19 Februari 2015.

Handayani, Hani 2012.Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Remaja Putri Tentang Kebersihan Organ Genitalia Ekaterna Di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Tahun 2012 (skripsi). Ilku Kedokteran, Universitas Islam Negeri Jakarta. Diakses 10 Maret 2015.

Hidayat, A.A (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika.


(1)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8.583a 1 .003

Continuity Correctionb 6.402 1 .011

Likelihood Ratio 7.178 1 .007

Fisher's Exact Test .009 .009

Linear-by-Linear Association 8.464 1 .004

N of Valid Cases 72

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.33. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for SK (baik / cukup dan kurang) 6.500 1.678 25.185

For cohort TK = baik 4.143 1.571 10.923

For cohort TK = cukup dan kurang .637 .402 1.012

N of Valid Cases 72

Informasi Dari Orangtua * Tindakan Menjaga Kebersihan Organ

Reproduksi Luar


(2)

Crosstab

Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ

Reproduksi Luar

Baik Kurang baik Total

OTK Baik Count 9 13 22

Expected Count 3.7 18.3 22.0

% within OTK 40.9% 59.1% 100.0%

Kurang baik Count 3 47 50

Expected Count 8.3 41.7 50.0

% within OTK 6.0% 94.0% 100.0%

Total Count 12 60 72

Expected Count 12.0 60.0 72.0

% within OTK 16.7% 83.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 13.405a 1 .000

Continuity Correctionb 11.009 1 .001

Likelihood Ratio 12.417 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 13.219 1 .000

N of Valid Cases 72

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.67. b. Computed only for a 2x2 table


(3)

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for OTK (baik / cukup dan kurang) 10.846 2.560 45.952

For cohort TK = baik 6.818 2.040 22.787

For cohort TK = cukup dan kurang .629 .441 .896

N of Valid Cases 72

Informasi Teman Sebaya * Tindakan Menjaga Kebersihan Organ

Reproduksi Luar

Crosstab

Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ

Reproduksi Luar

Baik Kurang baik Total

TSK Baik Count 6 3 9

Expected Count 1.5 7.5 9.0

% within TSK 66.7% 33.3% 100.0%

Kurang baik Count 6 57 63

Expected Count 10.5 52.5 63.0

% within TSK 9.5% 90.5% 100.0%

Total Count 12 60 72

Expected Count 12.0 60.0 72.0


(4)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 18.514a 1 .000

Continuity Correctionb 14.629 1 .000

Likelihood Ratio 13.798 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 18.257 1 .000

N of Valid Cases 72

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for TSK (baik / cukup dan kurang) 19.000 3.755 96.126

For cohort TK = baik 7.000 2.874 17.051

For cohort TK = cukup dan kurang .368 .146 .931


(5)

Informasi Dari Media Massa * Tindakan Menjaga Kebersihan Organ

Reproduksi Luar

Crosstab

Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ

Reproduksi Luar

Baik Kurang baik Total

MK Baik Count 4 10 14

Expected Count 2.3 11.7 14.0

% within MK 28.6% 71.4% 100.0%

Kurang baik Count 8 50 58

Expected Count 9.7 48.3 58.0

% within MK 13.8% 86.2% 100.0%

Total Count 12 60 72

Expected Count 12.0 60.0 72.0

% within MK 16.7% 83.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.773a 1 .183

Continuity Correctionb .869 1 .351

Likelihood Ratio 1.591 1 .207

Fisher's Exact Test .231 .173

Linear-by-Linear Association 1.749 1 .186

N of Valid Cases 72


(6)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.773a 1 .183

Continuity Correctionb .869 1 .351

Likelihood Ratio 1.591 1 .207

Fisher's Exact Test .231 .173

Linear-by-Linear Association 1.749 1 .186

N of Valid Cases 72

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.33. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for MK (baik / cukup dan kurang) 2.500 .630 9.927

For cohort TK = baik 2.071 .726 5.912

For cohort TK = cukup dan kurang .829 .586 1.172


Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perilaku dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi saat Menstruasi pada Siswi SMP PGRI 58 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

3 86 104

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kebersihan Organ Genitalia Ekstena di SMAN 90 Jakarta

3 18 125

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kebersihan Organ Genitalia Ekstena di SMAN 90 Jakarta

1 6 125

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DIET REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 AEK KUASAN.

0 3 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DIET REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 AEK KUASAN - Digital Repository Universitas Negeri Medan

0 0 1

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ... 9801 22014 1 SM

0 1 13

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tindakan Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar - Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Luar Dilingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN REMAJA PUTRI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI LUAR DILINGKUNGAN MTS AN-NUUR SENGON SARI KECAMATAN AEK KUASAN KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2015

0 0 16

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMK YPKK 3 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Kelas X di SMK YPKK 3

0 0 11