Penutupan Lahan Berdasarkan Kecamatan Tahun 1993

21 Gambar 13 Peta penutupan lahan di DAS Ciliwung Hilir Tahun 1993 22 Penutupan Lahan DAS Ciliwung Hilir Tahun 2013 Penutupan lahan DAS Ciliwung Hilir tahun 2013 terdiri dari tiga kelas penutupan lahan yaitu ruang terbangun, Ruang Terbuka Hijau RTH, dan badan air. Selain itu terdapat dua kelas yang tidak terklasifkasi sebagai penutupan lahan yaitu awan dan bayangan awan Gambar 17. Ruang terbangun adalah seluruh kawasan yang berupa lahan terbangun yang meliputi kawasan pemukiman, pusat perdagangan, industri, infrastruktur, dan lainnya. Ruang Terbuka Hijau RTH adalah seluruh hamparan lahan yang terdiri dari tegakan pohon, semak belukar, rumput dan lahan pertanian. Badan air adalah seluruh kawasan dengan kenampakan perairan meliputi sungai, danau, dan waduk. Gambar 14 Ruang terbangun di lokasi penelitian Sumber : Survey lapang Gambar 15 RTH di lokasi penelitian Sumber : Survey lapang Gambar 16 Badan air di lokasi penelitian Sumber : Survey lapang Kelas penutupan lahan yang mendominasi yaitu ruang terbangun sebesar 7 168.86 ha 75.57 dari total luas wilayah meliputi bangunan permukiman, 23 kawasan industri, pusat bisnis dan pemerintahan. Ruang Terbuka Hijau RTH dengan luas 1 159.56 ha 12.06 dari total luas wilayah terdiri dari areal sawah, tegalan, lahan kosong, semak belukar, taman kota, dan jalur hijau jalan. Badan air dengan luas 469.08 ha 4.88 dari total luas wilayah terdiri dari sungai, danau, dan waduk yang tersebar di DAS Ciliwung Hilir. Awan dengan luas 458.37 ha 4.77 dan bayangan awan sebesar 357.12 ha 3.71. Berdasarkan nilai Indeks Penutupan Lahan IPL diketahui bahwa kondisi penutupan lahan di DAS Ciliwung Hilir tergolong buruk IPL 30.00. Hal ini tidak sesuai dengan standar IPL dalam suatu DAS, dimana suatu DAS atau Sub-DAS tergolong dalam keadaan baik jika memiliki IPL 75.00 Sodikin 2012. Akurasi pembuat Producer’s Accuracy diperoleh dengan membagi piksel yang benar dengan jumlah total piksel dari data acuan per kelas. Berdasarkan matriks kesalahan di atas diketahui bahwa nilai akurasi pembuat Producer Accuracy tertinggi terdapat pada kelas penutupan lahan ruang terbangun, sedangkan nilai akurasi pembuat terendah terdapat pada kelas penutupan lahan badan air Tabel 6. Akurasi pengguna User Accuracy diperoleh dengan membagi jumlah piksel yang benar dengan total piksel kelas tersebut. Nilai akurasi pengguna tertinggi terdapat pada kelas penutupan lahan RTH dan badan air, sedangkan nilai akurasi pengguna terendah terdapat pada kelas penutupan lahan ruang terbangun Tabel 6. Akurasi umum Overall Accuracy diperoleh dengan membagi jumlah piksel yang dikelaskan dengan benar pada seluruh kelas dengan total keseluruhan piksel yang digunakan. Nilai akurasi umum dan akurasi kappa pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Matriks penutupan lahan DAS Ciliwung Hilir tahun 2013 Kelas Data Acuan Total Baris UA 1 2 3 4 5 1 78 70 70 218 100.00 2 45 46 45 136 97.83 3 22 27 22 71 81.48 4 - 5 2 2 - Total Kolom 145 145 137 427 PA 85.37 100.00 100.00 - - Overall Accuracy 94.48 Kappa Accuracy 91.01 Ket: 1= ruang terbangun; 2= ruang terbuka hijauRTH; 3= badan air; 4= awan; 5= bayangan awan; UA= User’s Accuracy; PA= Producer’s Accuracy

1. Penutupan Lahan Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013

Berdasarkan peta penutupan lahan DAS Ciliwung Hilir pada tahun 2013 diketahui bahwa kecamatan dengan luas ruang terbangun terbesar yaitu Kecamatan Pasar Rebo. Sedangkan kecamatan dengan luas ruang terbangun terkecil yaitu Kecamatan Cempaka Putih. Kecamatan dengan luas RTH terbesar yaitu Kecamatan Jagakarsa. Sedangkan luas RTH terkecil terdapat pada Kecamatan Matraman. Kecamatan dengan luas badan air terbesar yaitu Kecamatan Tanjung Priok. Sedangkan pada Kecamatan Cempaka Putih dan Tamansari tidak terdapat badan air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 24 Tabel 7 Tabel penutupan lahan berdasarkan kecamatan di DAS Ciliwung Hilir tahun 2013 Kecamatan Jenis Penutupan Lahan ha Ruang Terbangun RTH Badan Air Cempaka Putih 17.04 3.35 0.00 Gambir 125.17 7.40 7.22 Johar Baru 182.60 11.83 3.69 Kemayoran 476.39 47.72 8.06 Menteng 371.32 14.99 24.18 Sawah Besar 563.61 129.27 35.52 Senen 382.23 45.36 6.05 Pademangan 581.97 123.45 35.86 Tanjung Priok 352.85 55.81 97.41 Tamansari 167.40 21.79 0.00 Jatinegara 189.33 1.87 14.95 Kramat Jati 669.80 69.42 25.86 Matraman 135.57 1.08 1.51 Pasar Rebo 950.53 205.59 26.79 Jagakarsa 529.64 239.60 55.34 Pancoran 243.80 26.43 34.43 Pasar Minggu 390.09 86.67 61.97 Setiabudi 108.64 2.86 2.52 Tebet 730.90 65.08 27.71 Total 7 168.86 1 159.56 469.08 Berdasarkan hasil klasifikasi penutupan lahan tahun 2013, diketahui bahwa Kecamatan Pasar Rebo merupakan kawasan dengan ruang terbangun terbesar yaitu sebesar 950.53 ha 13.26. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang tergolong besar yaitu sebesar 200 352 jiwa menurut BPS dalam Pasar Rebo dalam Angka 2014. Hal ini disebabkan peruntukkan Kecamatan Pasar Rebo sebagai wilayah pengembangan kawasan permukiman kepadatan rendah. Namun jika dilihat berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Pasar Rebo tergolong wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi Lampiran 2. Hal ini perlu diperhatikan karena beresiko terhadap daya dukung kawasan sebagai kawasan permukiman kepadatan rendah. Selain itu Kecamatan Pasar Rebo juga diperuntukkan sebagai wilayah pengembangan kawasan perindustrian di wilayah Jakarta Timur menurut RTRW DKI Jakarta tahun 2010-2030. Tingginya aktivitas industri mendorong pertumbuhan penduduk, sehingga berdampak pada semakin meningkatnya ruang terbangun di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil klasifikasi penutupan lahan tahun 2013, diketahui bahwa luas RTH terbesar terdapat di Kecamatan Jagakarsa dengan luas sebesar 239.60 ha 20.66. Hal ini disebabkan peruntukkan Kecamatan Jagakarsa sebagai wilayah pengembangan kawasan budidaya pertanian dan kawasan resapan air di wilayah Jakarta Selatan menurut RTRW DKI Jakarta tahun 2010-2030. Namun berdasarkan nilai Indeks Penutupan Lahan IPL diketahui bahwa kondisi penutupan lahan di Kecamatan Jagakarsa tergolong buruk IPL 30.00. Hal ini perlu diperhatikan karena akan berdampak pada kurangnya kemampuan lahan dalam menyerap air akibat berkurangnya kawasan resapan air di wilayah tersebut. Dengan demikian perlu adanya peningkatan luas RTH tidak hanya di wilayah Jagakarsa melainkan juga wilayah-wilayah lainnya di DAS Ciliwung Hilir, guna menanggulangi masalah kurangnya wilayah resapan air di DAS Ciliwung Hilir.