Ukuran permukiman Studi Karakteristik Permukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hilir

30 tergolong ke dalam permukiman sangat besar. Hal ini dikarenakan pada permukiman tidak terencana yang terdapat di 3 lokasi terpilih memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut akibat lokasi permukiman yang berada di wilayah semi perkotaan. Hal ini menyebabkan harga tanah di wilayah tersebut lebih murah dan berdampak pada banyaknya masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut. Selain itu kemudahan dalam mengakses pusat kegiatan dan pelayanan juga mempengaruhi ukuran permukiman. Hal ini dikarenakan kemudahan mengakses pusat kegiatan dan pelayanan merupakan faktor penting dalam menunjang keberlangsungan permukiman. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 32 Tahun 2006 tentang petunjuk teknis kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun. Dalam PERMEN tersebut menyatakan bahwa salah satu dasar pemilihan lokasi permukiman yaitu kemudahan dalam mengakses pusat kegiatan dan pelayanan Emawati 2011. Pada permukiman tidak terencana di Kelurahan Pekayon misalnya, permukiman banyak tumbuh terutama di RW 02. Hal ini dikarenakan kawasan tersebut dekat dengan pusat pemerintahan yaitu Kantor Kelurahan Pekayon dan Kalisari. Pada permukiman tidak terencana di RW 05 Kelurahan Pejaten Timur dan RW 01 Kelurahan Tanjung Barat, kawasan permukiman banyak tumbuh dikarenakan kawasan tersebut dekat dengan pusat perkantoran TB. Simatupang, Pejaten dan sarana transportasi Terminal Pasar Minggu, Stasiun Pasar Minggu, dan Stasiun Tanjung Barat. Hal ini menandakan bahwa kemudahan dalam mengakses pusat kegiatan menjadi salah satu faktor pemicu pertumbuhan penduduk dan bedampak pada kenekaragaman ukuran permukiman di suatu wilayah.

3. Kepadatan permukiman

Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, kepadatan permukiman dibedakan menjadi kepadatan rendah 40.00, kepadatan sedang 40.00-60.00, dan kepadatan tinggi 60.00. Berdasarkan hasil analisis kepadatan permukiman diketahui bahwa pada RW 02 Kelurahan Pekayon memiliki kepadatan sebesar 51.65 dan tergolong ke dalam kepadatan sedang. Pada RW 01 Kelurahan Tanjung Barat memiliki kepadatan sebesar 39.53 dan tergolong ke dalam kepadatan rendah. Pada RW 05 Kelurahan Pejaten Timur memiliki kepadatan sebesar 49.98 dan tergolong ke dalam kepadatan sedang. Pada permukiman tidak terencana di 3 lokasi terpilih tergolong ke dalam kawasan permukiman kepadatan rendah-sedang. Pada RW 02 Kelurahan Pekayon tergolong ke dalam permukiman kepadatan sedang. Hal ini disebabkan peruntukkan kawasan ini yang termasuk ke dalam kawasan permukiman dengan Koefisien Dasar Bangunan KDB sedang-tinggi menurut RDTR Kecamatan Pasar Rebo, sehingga menyebabkan tingkat kepadatan permukiman di kawasan ini tergolong sedang. Pada RW 01 Kelurahan Tanjung Barat tergolong ke dalam permukiman kepadatan rendah. Hal ini disebabkan peruntukkan kawasan ini yang termasuk ke dalam kawasan permukiman dengan KDB sedang-tinggi menurut RDTR Kecamatan Jagakarsa, sehingga menyebabkan tingkat kepadatan permukiman di kawasan ini tergolong rendah. Pada RW 05 Kelurahan Pejaten Timur tergolong ke dalam permukiman kepadatan sedang. Hal ini disebabkan peruntukkan kawasan ini yang termasuk ke dalam kawasan permukiman dengan 31 KDB sedang-tinggi menurut RDTR Kecamatan Pasar Minggu, sehingga menyebabkan tingkat kepadatan permukiman di kawasan ini relatif sedang.

4. Infrastruktur permukiman

Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, terdapat beberapa aspek penilaian yang digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan kualitas infrastruktur permukiman. Aspek yang digunakan dalam penilaian kualitas infrastruktur permukiman yaitu jalan, saluran drainase, air bersih dan pembuangan sampah. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kondisi infrastruktur di ketiga lokasi terpilih tergolong baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai total seluruh aspek Tabel 8. Tabel 8 Penilaian infrastruktur permukiman pada permukiman tidak terencana Sampel Permukiman Skor Aspek Keterangan Skor Jalan Skor Drainase Skor Air Bersih Skor Pembuangan Sampah Skor Total RW 02 Pekayon 3 2 3 3 11 Tinggi RW 01 Tanjung Barat 3 2 3 3 11 Tinggi RW 05 Pejaten Timur 3 2 3 3 11 Tinggi Keterangan: Nilai total 4-7 = Rendah, 8-10= Sedang, 11-12= Tinggi

4.1 Jalan

Kondisi jalan pada ketiga lokasi terpilih yaitu RW 02 Kelurahan Pekayon, RW 01 Kelurahan Tanjung Barat dan RW 05 Kelurahan Pejaten Timur, tergolong ke dalam kondisi yang baik Gambar 18. Hal ini berdasarkan hasil penilaian 3 narasumber Ketua RW lokasi terpilih yang memberikan nilai skor 3 pada penilaian kondisi jalan. Hal ini dikarenakan tingkat kerusakan jalan di lokasi terpilih 50.00. Pada permukiman tidak terencana di lokasi terpilih diketahui bahwa pada umunya jalan terdiri dari jalan lokal sekunder I, jalan lokal sekunder II dan jalan lokal sekunder III dengan lebar jalan berkisar antara 1.00-5.00 m. Selain itu diketahui bahwa pada ketiga lokasi terpilih tidak terdapat bahu jalan. Gambar 20 Kondisi eksisiting jalan pada permukiman tidak terencana di lokasi terpilih Lebar jalan lokal sekunder I di ketiga lokasi terpilih berkisar antara 4.00- 5.00 m. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria lebar jalan lokal sekunder II minimum yaitu 5.50-6.00 m, menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 tentang petunjuk teknis kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun berdiri sendiri. Lebar jalan lokal sekunder II di ketiga lokasi terpilih berkisar antara 3.00-4.00 m. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria lebar jalan lokal sekunder II minimum yaitu 5.50-5.50 m, menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 23 Tahun