27. Spektrofotometer UV-Visible
28. Spektrometer
1
H-NMR JeolDelta2NMR500MHz
3.2 Bahan-bahan
1. Daun tumbuhan jambu air Syzygium aqueaBurm.f.Alston
2. Metanol
Destilasai 3.
N-heksana Teknis
4. Etil asetat
Teknis 5.
Aquadest 6.
Kloroforom Teknis
7. Benzena
p. a. E. Merck 8.
Aseton p.a.E.Merck
9. Silika gel 40 70-230 mesh ASTM
E.Merck. KGaA 10.
FeCl
3
11. NaOH 10
5
12. Mg-HCl
13. H
2
SO 14.
HCl 2N
4P
15. Plat KLT
Merck Kieselgel 60 F 16.
Plat KLT Preparatif Merck Kieselgel 60 F
254
17. Pereaksi Benedict
254
18. Kertas saring
Whatmann no.42
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Penyediaan Sampel
Sampel yang diteliti adalah daun tumbuhan jambu air Syzygium aquea Burm.f. Alston yang diperoleh dari daerah Padang Bulan , Jln. Abdul Hakim Gang Susuk III,
Sumatera Utara. Daun tumbuhan jambu air dikeringkan di udara terbuka, lalu dihaluskan sampai diperoleh serbuk daun jambu air sebanyak 1230 g.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Uji Pendahuluan Terhadap Ekstrak Daun Tumbuhan Jambu Air
Serbuk daun tumbuhan jambu air diidentifikasikan dengan menggunakan cara: 1.
Skrining Fitokimia 2.
Analisis Kromatografi Lapis Tipis
3.3.2.1 Skrining Fitokimia
Untuk mengetahui adanya senyawa flavonoida pada daun tumbuhan jambu air maka dilakukan uji pendahuluan secara kualitatif sebagai berikut:
A. Untuk pelarut metanol
- Dimasukkan ± 10 gram serbuk daun tumbuhan jambu air Syzygium aquea
Burm.f. Alston yang telah dikeringkan dan dipotong kecil-kecil ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan metanol ± 100 mL
- Didiamkan
- Disaring
- Dibagi ekstrak metanol kedalam 4 tabung reaksi
- Ditambahkan masing-masing pereaksi:
a. Tabung I : dengan FeCl
3
b. Tabung II : dengan Mg-HCl menghasilkan larutan berwarna merah muda
5 menghasilkan larutan berwarna hitam
c. Tabung III : dengan NaOH 10 menghasilkan larutan biru violet
d. Tabung IV : dengan H
2
SO
4p
menghasilkan larutan orange kekuningan
B. Untuk pelarut Etil Asetat
- Dimasukkan ± 10 gram serbuk daun tumbuhan jambu air Syzygium aquea
Burm.f. Alston yang telah dikeringkan dan dipotong kecil-kecil ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan etil asetat ± 100 mL
- Didiamkan
- Disaring
- Dibagi ekstrak metanol kedalam 4 tabung reaksi
- Ditambahkan masing-masing pereaksi:
Universitas Sumatera Utara
a. Tabung I
: dengan FeCl
3
b. Tabung II
: dengan Mg-HCl menghasilkan larutan berwarna merah muda
5 menghasilkan larutan berwarna hitam
c. Tabung III
: dengan NaOH 10 menghasilkan larutan biru violet d.
Tabung IV : dengan H
2
SO
4p
menghasilkan larutan orange kekuningan
3.3.2.2 Analisis Kromatografi Lapis Tipis
Analisis Kromatografi Lapis Tipis dilakukan terhadap ekstrak metanol dengan menggunakan fasa diam silika gel 60 F
254
Merck. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari pelarut yang sesuai didalam analisis kromatografi kolom. Pelarut yang
digunakan adalah campuran n-heksana : etil asetat. Fasa gerak yang digunakan adalah campuran n-heksana:etil asetat dengan perbandingan 90:10
v v
⁄ , 80:20 v v ⁄ ,
70:30 v
v ⁄ , 60:40 dan 50:50 v v
⁄ .
Dimasukkan 10 mL larutan fase gerak n-heksana : etil asetat 90:10 v
v ⁄
kedalam bejana kromatografi, kemudian dijenuhkan. Ditotolkan ekstrak pekat metanol pada plat KLT yang telah diaktifkan. Dimasukkan plat kedalam bejana yang
telah berisi pelarut yang telah dijenuhkan, lalu ditutup dan dielusi. Plat yang telah dielusi dikeluarkan dari bejana, lalu dikeringkan dan difiksasi dengan pereaksi FeCl
3
5. Diamati warna bercak yang timbul dan dihitung harga Rf yang diperoleh. Perlakuan yang sama dilakukan untuk perbandingan pelarut n-heksan : etil asetat
dengan perbandingan 80:20 v
v ⁄ , 70:30 v v
⁄ , 60:40 v v ⁄ . dan 50:50 v v
⁄ .
3.3.3 Memperoleh Ekstrak Pekat Metanol dari Daun Tumbuhan Jambu Air
Syzygium aquea Burm.f. Alston
Serbuk daun tumbuhan jambu air ditimbang sebanyak 1230 g, kemudian dimaserasi dengan metanol sebanyak ± 7 L sampai semua sampel terendam dan dibiarkan selama
Universitas Sumatera Utara
± 24 jam. Maserat ditampung dan dipekatkan dengan menggunakan alat rotarievaporator sehingga diperoleh ekstrak pekat metanol. Kemudian diuapkan
hingga semua pelarut metanol menguap. Lalu dilakukan pemblokan tanin dengan cara melarutkan fraksi metanol dengan etil asetat, dan disaring. Filtrat kemudian
dirotarievaporator lalu diuapkan hingga semua pelarut etil asetat menguap. Lalu fraksi etil asetat dilarutkan dengan metanol dan dipartisi berulang-ulang dengan n-heksana.
Lapisan metanol dipisahkan dari lapisan n-heksana, lalu dipekatkan kembali dengan rotarievaporator dan diuapkan sehingga diperoleh ekstrak pekat lapisan metanol.
Fraksi metanol dihidrolisa dengan menggunakan HCl 6. Kemudian disaring dan filtrat yang diperoleh diekstraksi partisi dengan kloroform secara berulang-ulang.
Ekstrak kloroform dipekatkan kembali sehingga diperoleh ekstrak pekat kloroform sebanyak 1,85 g.
3.3.4 Isolasi Senyawa Flavonoida dengan Kromatografi Kolom
Isolasi senyawa flavonoida secara kromatografi kolom dilakukan terhadap ekstrak pekat metanol yang telah diperoleh. Fasa diam yang digunakan adalah silika gel dan
fasa gerak yaitu n-heksana 100, campuran pelarut n-heksana:etil asetat dengan perbandingan 90:10
v v
⁄ , 80:20 v v ⁄ , 70:30 v v
⁄ , 60:40 v v ⁄ dan 50:50 v v
⁄ .
Dirangkai alat kolom kromatografi. Terlebih dahulu dibuburkan silika gel 40 70-230 mesh ASTM dengan menggunakan n-heksana, diaduk-aduk hingga
homogen lalu dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Kemudian dielusi dengan menggunakan n-heksan 100 hingga silika gel padat dan homogen. Dimasukkan 1,85
g ekstrak metanol daun tumbuhan jambu air ke dalam kolom kromatografi yang telah berisi bubur silika gel, lalu ditambahkan fasa gerak n-heksan : etil asetat 90:10
v v
⁄ secara perlahan – lahan, dan diatur sehingga aliran fasa yang keluar dari kolom sama banyaknya dengan penambahan fasa gerak dari atas. Ditingkatkan kepolaran
dengan menambahkan fasa gerak n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 80:20vv , 70:30vv, 60:40vv dan 50:50 vv. Hasil yang diperoleh ditampung
dalam botol vial setiap 12 ml , lalu di KLT dan digabung fraksi dengan harga Rf yang sama lalu diuji dengan FeCl
3
5. Kemudian diuapkan sampai terbentuk kristal.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5 Pemutusan Gula dari Senyawa Flavonoida