20
2.3.3 Kegunaan Analisis Break Even Point
Analisis break even point adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara penjualan, produksi, harga jual dan laba rugi. Dengan mengetahui
perkaitannya, analisis break even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan. Menurut Sigit 2002:2 kegunaan-kegunaan Break
Even, antara lain: 1.
Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau
profit planning. 2.
Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi dengan angka-
angka dalam perhitungan break even dan sebagai alat pengendalian. 3.
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut break even dan laba yang
ditargetkan. 4.
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer.
Karena analisis break even dapat digunakan untuk berbagai bahan pertimbangan bagi seorang manajer perusahaan di dalam mengambil keputusan,
baik perusahaannya itu hanyalah sekedar warung kopi, usaha angkutan, hotel, pemborong, jasa, ataupun pabrik besar, maka perlu memahami analisis break
even. Bagi perusahaan kecil ataupun perusahaan besar pada prinsipnya adalah
Universitas Sumatera Utara
21 sama caranya dalam menghitung dan menganalisis break even, bedanya hanya
dalam besarnya angka-angka dan jenis-jenis komponen biaya.
2.3.4 Asumsi-Asumsi Dalam Analisis Break Even Point
Di dalam menganalisis break even termasuk menghitung dan mengumpulkan angka-angka yang dihitung itu, analisis break even menetapkan
syarat-syarat tertentu. Jika syarat-syarat itu tidak ada dalam kenyataan, maka harus diadakan atau dianggap ada atau diperlakukan seperti dipersyaratkan. Jadi
jika syarat tidak ada, dapat dianggap ada inilah yang disebut asumsi. Menurut Sigit 2002:2 ada asumsi-asumsi yang diperlukan agar dapat menganalisis break
even ialah : 1.
Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume,
sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total. 3.
Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per unit konstan selama periode analisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu terjual habis.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat
atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk sama.
Universitas Sumatera Utara
22
2.3.5 Kelemahan Dalam Analisis Break Even Point