Mengkaji intensitas nyeri Nyeri

2.5.2. Nyeri visceral

Nyeri visceral ummnya di dalam rongga dada, dalam perut, dan tumor pelvik. Karakteristik dari nyeri visceral dapat digambarkan dengan nyeri yang perih yang tidak bisa diketahui areanya dimana Stephen, 2006.

2.5.3. Nyeri neuropatik

Bila nyeri somatik dan nyeri visceral terjadi karena fungsi normal sistem saraf, respon saraf terhadap kemoterapi, pembedahan, atau pertumbuhan tumor mungkin akan menghasilkan nyeri neuropatik. Nyeri ini mungkin membakar, satu arah, nyeri perih, dan mungkin didukung dengan gejala neurogical, allodynia, hyperpathia, atau dysesthesia. Tipe nyeri ini lebih sedikit respon terhadap obat yang memodifikasi saraf penghantar contoh antikonvulsan, antidepresan, dan intervensi menurunkan aktivitas saraf ektopik seperti memblok saraf yaitu dengan kortikosteroid atau pemblok saraf neurologis . Pathogenesis dari nyeri kanker mungkin kompleks pada setiap individu dan nyeri mungkin disebabkan oleh campuran atas berbagai variable. Manajemen yang komprehensive membutuhkan pengkajian yang hati-hati yang memberikan berbagai tipe dari nyeri dan pengobatan disesuaikan terhadap asal masing-masing nyeri Stephen, 2006.

2.6. Mengkaji intensitas nyeri

Universitas Sumatera Utara Deskriptif verbal tentang nyeri dapat digambarkan dengan mengkaji intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri, efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari-hari, kekhawatiran individu tentang nyeri. Intensitas nyeri dapat dikaji dengan meminta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal seperti : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat; atau 0 sampai 10 : 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri hebat. Karakteristik nyeri termasuk letak untuk dimana area nyeri, durasi menit, jam, hari, bulan, dan debagainya, kualitas misalnya seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet. Faktor- faktor yang meredakan nyeri misalnya gerakan, kurang gerakan, istirahat, obat-obatan. Efek nyeri terhadap kehidupan sehari-hari seperti efek terhadap polafrekuensi istirahattidur, napsu makan, konsentrasi, dan lain-lain. Kekhawatiran individu terhadap nyeri dapat meliputi beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri Brunner Suddarth, 1996. Skala analogi visual VAS berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm, dan ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri terjadi di sepanjang rentang itu. Ujung kiri biasanya menandakan “tidak ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya menandakan “berat” atau “nyeri yang paling buruk.” Untuk menilai hasil, sebuah penggaris dan jarak yang dibuat pasien pada garis dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam sentimeter. Brunner Suddarth, 1996. Sebagian besar skala menggunakan rentang 0-5 atau 0-10 dengan 0 mengidentifikasikan tidak ada nyeri dan 10 mengidentifikasikan kemungkinan Universitas Sumatera Utara nyeri terhebat. Bagi individu tersebut. Skala tigkat 10 poin dapat di artikan dengan kata yang jelas dimana 0 tidak ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri hebat, 10 nyeri terhebat Kozier Erb, 2009. Tidak semua klien mengerti atau menghubungkan nyeri yang dirasakan ke skala intensitas nyeri berdasarkan angka. Termasuk di dalamnya adalah anak-anak yang tidak dapat mengkomunikasikan secara verbal , klien lansia yang mengalami kerusakan kognitif atau komunikasi dan orang yang tidak dapat berbahasa yang sama dengan perawat, dapat dikaji dengan skala nyeri wajah Wong Baker. Gambar 2.1. Skala Nyeri Wajah Wong Baker Perawat menjelaskan pada klien bahwa setiap wajah dalam skala adalah wajah seseorang yang terlihat karena ia tidak merasa nyeri sakit atau terlihat sedih karena ia merasakan sakit sedikit atau banyak. Wajah 0 sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sedikitpun, wajah 1 nyeri hanya sedikit, wajah 2 nyeri agak banyak, wajah 3 nyeri banyak, wajah 4 nyeri sekali, wajah 5 nyeri hebat yang dapat kamu bayangkan walaupun kamu tidak perlu menangis untuk Universitas Sumatera Utara merasakan nyeri ini. Perawat kemudian meminta klien memilih wajah yang paling menggambarkan bagaimana perasaannya Kozier Erb, 2009.

2.7. Teori Gate kontrol