spinalis menuju batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi menjadi bagian dari respon stres Potter Perry, 2005.
2.3.4. Sensasi nyeri
Semua kerusakan selular disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi, atau listrik. Stimulasi ini menyebabkan pelepasan substansi yang
menghasilkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor reseptor
yang berespon terhadap stimulus yang membahayakan untuk memulai transmisi neural yang dikaitkan dengan nyeri Arif, 2008.
Tidak semua jaringan terdiri atas reseptor yang mentrasmisikan tanda nyeri. Otak dan alveoli paru merupakan contoh jaringan yang tidak
ditransmisikan nyeri. Beberapa berespons hanya pada satu jenis stimuli nyeri tetapi reseptor yang lain dapat sensitf terhadap temperatur dan tekanan. Apabila
kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri tingkat intensitas stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan suatu impuls saraf ,
maka terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri di setiap bagian tubuh bervariasi. Hal
ini menjelaskan subjektivitas anatomis terhadap nyeri. Selain itu, individu memiliki kapasitas produksi substansi penghasil nyeri Arif, 2008.
2.4. Mekanisme nyeri
Universitas Sumatera Utara
Konsep sederhana dari reseptor menyampaikan impuls sepanjang saraf sensori pada bagian spinal cord dan kemudian korteks cerebral yang mana nyeri
pada bagian lokal belum dikonfirmasi oleh peneliti psikologi modern. Nyeri meningkat pada kulit yang mana dapat diligat akan tetapi nyeri dari organ
visceral biasanya terasa pada kulit atau pada otot yang jaraknya sangat jauh dari organ sumber nyeri Moroney, 1996.
Nyeri biasanya diikuti oleh sensasi. Awalnya secara mekanis saraf perifer menerima signal tentang kejadian sebenarnya, kemudian akan menghasilkan
sensasi. Dan kejadian ini kemudian akan dipersepsikan oleh pikiran. Proses yang kedua menggunakan memori, pengenalan, pediksi, dan mengartikan. Pikiran
kemudian membentuk , mengenerelasikan atau mengklasifikasikan, jenis data sensori yang kemudian mengenali bahwa itu adalah nyeri Patrick, 1991.
2.5. Tipe nyeri pada kanker
2.5.1. Nociceptive atau nyeri somatik
Jenis ini merupakan hasil dari aktivasi dari serat afferent nociceptive sebagai mekanisme bila ada kerusakan jaringan. Biasanya pada lokal dan
mungkin sangat nyeri. misalnya nyeri pada otot rangka, metastasi ke tulang, dan nyeri setelah pembedahan. Nyeri somatic biasanya memerlukan obat analgesic
seperti opioid, obat anti inflamasi nonsteroid, injeksi lokal kortikosteroid, penghambat saraf somatik, dan terapi radiasi Stephen, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Nyeri visceral
Nyeri visceral ummnya di dalam rongga dada, dalam perut, dan tumor pelvik. Karakteristik dari nyeri visceral dapat digambarkan dengan nyeri yang
perih yang tidak bisa diketahui areanya dimana Stephen, 2006.
2.5.3. Nyeri neuropatik
Bila nyeri somatik dan nyeri visceral terjadi karena fungsi normal sistem saraf, respon saraf terhadap kemoterapi, pembedahan, atau pertumbuhan tumor
mungkin akan menghasilkan nyeri neuropatik. Nyeri ini mungkin membakar, satu arah, nyeri perih, dan mungkin didukung dengan gejala neurogical, allodynia,
hyperpathia, atau dysesthesia. Tipe nyeri ini lebih sedikit respon terhadap obat yang memodifikasi saraf penghantar contoh antikonvulsan, antidepresan, dan
intervensi menurunkan aktivitas saraf ektopik seperti memblok saraf yaitu dengan kortikosteroid atau pemblok saraf neurologis . Pathogenesis dari nyeri kanker
mungkin kompleks pada setiap individu dan nyeri mungkin disebabkan oleh campuran atas berbagai variable. Manajemen yang komprehensive membutuhkan
pengkajian yang hati-hati yang memberikan berbagai tipe dari nyeri dan pengobatan disesuaikan terhadap asal masing-masing nyeri Stephen, 2006.
2.6. Mengkaji intensitas nyeri