2.2.4 Metabolik Basal
Metabolik basal adalah metabolisme yang dilakukan oleh organ-organ tubuh pada kondisi istirahat total tidur. Kecepatan metabolisme setiap individu
berbeda-beda, individu yang memiliki laju metabolisme yang lambat cenderung mengalami kegemukan atau lebih gemuk dibanding individu yang memiliki laju
metabolisme basal yang tinggi.
15
2.2.5 Faktor Lingkungan
Dewasa muda 18-25 tahun rentan terhadap kelebihan berat badan dan obesitas selama masa transisi dari remaja ke dewasa. Banyak orang dewasa muda
mengalami perubahan gaya hidup yang signifikan oleh karena pergeseran sosial ekonomi serta adopsi budaya hidup barat terutama pada negara-negara maju yang
secara khusus dipengaruhi oleh sosial dan faktor-faktor lingkungan. Seperti kemandirian finansial, ketersediaan dan meningkatnya jumlah makanan cepat saji
seperti makanan tinggi lemak, tinggi kalori serta minuman manis sehingga menjadikan remaja dan dewasa muda cenderung mempunyai kebiasaan kearah
yang tidak sehat.
18
Remaja belum memiliki pemikiran yang matang sehingga sangat mudah dipengaruhi lingkungan. Kesibukan menjadi faktor remaja untuk
memilih makan diluar atau memakan cemilan jajanan. Lebih jauh lagi kebiasaan ini dipengaruhi keluarga, teman dan terutama iklan di televisi. Teman sebaya
memberi kontribusi besar dalam mempengaruhi dalam memilih jenis makanan pada remaja. Ketidakpatuhan dianggap menjadi masalah karena dikhawatirkan
dirinya akan dikucilkan dan akan merusak kepercayaan dirinya.
15
2.2.6 Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik menurut BPS Badan Pusat Statistika merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pembakaran kalori yang dilakukan
minimal 30 menit berturut untuk memelihara kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap bugar dan sehat setiap hari.
18
Aktivitas fisik yang kurang menimbulkan kurangnya pembakaran energi oleh tubuh
sehingga energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Penyimpanan berlebihan akan mengakibatkan obesitas. Center Disease Control and Prevention menyatakan pola makan yang tidak seimbang yaitu antara jumlah
kalori yang dikonsumsi dengan penggunaan kalori untuk aktivitas fisik mengakibatkan ketidakseimbangan energi sehingga dapat meningkat resiko
terjadinya obesitas. Dari hasil analisis sebuah penelitian di Manado, ditemukan subjek penelitian pada kelompok kasus obesitas sebesar 92.68 dengan aktivitas
ringan sebanyak 38 orang. Sedangkan kelompok kontrol tidak obesitas dengan aktivitas sedang sebesar 82.93 sebanyak 434 orang. Dan hasil uji chi squre x
2
diperoleh nilai Odds Ratio = 0.016 CI 0.004-0.068. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan faktor resiko terhadap kejadian obesitas. Dimana remaja
dengan aktivitas ringan berisiko 0.016 kali menjadi obesitas, dibanding dengan remaja dengan aktivitas fisik sedang. Analisa dengan taraf signifikan 95
diperoleh nilai p 0,05 0,000.
19
2.2.7 Pola Makan