5.2 Hasil Analisis Statistik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida. Data yang telah dikumpulkan diuji normalitasnya untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak.
Setelah diuji ternyata hasilnya yang didapat adalah distribusi tidak normal, maka dari itu data tersebut selanjutnya dianalisis melalui uji hipotesis Mann-Whiteney U
Test . Setelah dilakukan uji hipotesis nonparametrik dengan metode Mann-Whitney
U Test dengan tingkat kemaknaan 0,05 α = 5 , diperoleh nilai p p value
adalah 0.0001 p 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU tahun 2016.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 64 responden yang non-obesitas dengan mean rank sebesar 56,20 sedangkan 75 responden yang obesitas memiliki
mean rank sebesar 81,78. Dengan masing-masing sum of ranks responden yang
non-obesitas adalah 3596,5 dan responden yang obesitas sebesar 6133,5.
5.2 Pembahasan
Obesitas adalah deposit atau akumulasi jaringan lemak yang berlebihan didalam tubuh.
1
Lebih dari 90 lemak yang dikonsumsi manusia adalah trigliserida.
23
Jaringan adiposa adalah tempat penyimpan utama trigliserida didalam tubuh. Simpanan trigliserida pada jaringan adiposa secara terus menerus
mengalami lipolisis hidrolisis dan re-esterifikasi. Namun jika laju re-esterifikasi tidak seimbang dengan laju lipolisis maka akan terjadi akumulasi asam lemak
bebas, kemudian berdifusi ke dalam plasma tempat asam-asam lemak berikatan dengan albumin dan meningkatkan kadar asam lemak bebas plasma.
22
Akumulasi lemak berlebih pada penderita obesitas mengakibatkan peningkatan jumlah asam
lemak bebas dari hasil hidrolisis LPL endotel. Peningkatan ini menyebabkan produksi oksidan yang berefek negatif terhadap retikulum endoplasma dan
mitokondria. Penimbunan lemak berlebih dilepas dalam bentuk free fatty acid FFA juga akan menghambat terjadinya lipogenesis sehingga menghambat
Universitas Sumatera Utara
klirens serum triasilgliserol sehingga menimbulkan peningkatan kadar trigliserida hipertrigliseridemia.
24
Dari hasil uji hipotesa Mann-Whiteney U Test penelitian ini menunjukkan nilai p = 0.00010,05 hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Knowles
26
di Peru pada tahun 2011, didapatkan adanya korelasi positif antara IMT terhadap kadar
trigliserida dengan r= 0,437; p 0.001 pada 952 subjek wanita. Sedangkan pada 556 subjek pria menunjukkan kekuatan korelasi sedang yakni r= 0,462;
p 0,001.
26
Dan sesuai dengan hasil penelitian Bernahdea dkk
27
di Yogjakarta dengan uji korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95, hasil menunjukkan
pengukuran IMT Indeks Massa Tubuh, mempunyai kolerasi positif bermakna terhadap kadar trigliserida dalam darah dengan nilai p0,026 pada pria dewasa
muda, dan p= 0.000 pada wanita dewasa muda.
27
Menurut Yuri Karpov dan Yunona Khomitskaya
28
pada studi penelitian observasional, potong lintang, retrospektif hipertrigliseridemia di Rusia
menyatakan bahwa meskipun risiko hipertrigliserida lebih besar pada laki-laki dibanding pada perempuan, namun prevalensi terjadinya hipertrigliserida
meningkat berdasarkan usia tanpa dipengaruhi jenis kelamin. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa kadar trigliserida 16,4 lebih tinggi pada laki-laki dan
risiko hipertrigliseridemia juga lebih tinggi. Pada laki-laki, prevalensi hipertrigliserida meningkat dari 22,0 pada 18-29 tahun, 42,8 pada umur 40-49
tahun, lalu menurun pada usia 12,0 pa da usia ≥90 tahun. Pada wanita,
prevalensi hipertrigliserida , meningkat dari 10,6 pada usia 18-29 tahun, memuncak menjadi 34,4 pada usia 60-69 tahun, setelah itu prevalensi menurun
menjadi 15,4 pada usia ≥90 tahun. Setiap . Kenaikan kadar trigliserida untuk setiap tahun usia hidup meningkat sebesar 0,61 dengan prediksi nilai
p 0.0001.
28
Namun, dari hasil uji hitung nilai p pada penelitian yang dilakukan oleh Taya Rizky didapat sebesar 0,250. Disimpulkan tidak ada hubungan antara Indeks
Universitas Sumatera Utara
Massa Tubuh dengan kadar trigliserida. Setelah dilakukan uji kekuatan hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kadar trigliserida. Dan hasil uji korelasi
spearman terhadap hubungan indeks Massa Tubuh dan kadar trigliserida yaitu sebesar 0,173 dengan derajat kekuatan kolerasi tingkat sangat rendah.
29
Perbedaan hasil penelitian dapat terjadi akibat beberapa hal diantaranya : perbedaan cara pemilihan sampel penelitian, perbedaan populasi, persiapan
responden, human error terhadap pengukuran berat badan dan tinggi badan, metode yang digunakan, serta riwayat obesitas pada keluarga. Parental Fatness
adalah salah satu fakor yang berpengaruh besar dalam kejadian obesitas. Bila kedua orang tua obesitas maka 80 anak akan mengalami obesitas. Bila salah
satu orangtua obesitas kejadian obesitas pada anak menjadi 40 dan bila kedua orang tua tidak obesitas kejadian obesitas turun relatif kecil menjadi 14.
15
Selain itu sejumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida seseorang pada umumnya selain obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik,
merokok, kelebihan konsumsi alkohol, menderita diabetes melitus tipe 2, obat- obatan tertentu misalnya estrogen, kelainan genetik, penyakit pankreatitis akut
yang secara klinis menyebabkan komplikasi berupa hipertrigliserida sampai dengan 10 dari semua kasus yang disebabkan peningkatan trigliserida.
28
Hubungan antara IMT dengan presentase lemak tubuh bervariasi di tiap populasi dan etnik, secara tidak langsung menyatakan bahwa klasifikasi IMT
berdasarkan status berat badan sangat spesifik pada tiap populasi. Mempertimbangkan kombinasi penggunaan pengukuran antropometri lain seperti
lingkar pinggang, waist-to-hip ratio, atau presentase lemak tubuh sebagai tambahan selain pengukuran Indeks Massa Tubuh juga diperlukan. Sehingga
pengukuran dengan Indeks Massa Tubuh saja tidak dapat digunakan sebagai alat deteksi kadar trigliserida.
29
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan