53
2.2.3 Abu ampas tebu
Abu ampas tebu bagasse ash of sugar cane adalah hasil pembakaran ampas tebu yang berubah secara kimiawi, dan terdiri dari garam-garam inorganik.
Ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan boiler dengan suhu mencapai 5500-6000 C dan lama pembakaran setiap 4-8 jam, dan dilakukan
pengangkutan atau pengeluaran abu dari dalam boiler, apabila dibiarkan tanpa dibersihkan, maka akan terjadi penumpukan yang akan mengganggu proses
pembakaran ampas tebu berikutnya Batubara, 2009. Abu ampas tebu yang dibuang begitu saja sehingga menjadi limbah yang
tidak dimanfaatkan. Abu ampas tebu AAT pada setiap pabrik gula cukup banyak, mencapai sekitar 9.000 ton AAT yang dibuang tiap tahun sebagai tanah
uruk Noerwasito, 2004. Komposisi kimia dari abu ampas tebu terdiri dari beberapa senyawa yang
dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut. Tabel 2.8 Komposisi Kimia Abu Pembakaran Ampas Tebu
Senyawa Kimia Persentase
SiO ₂
71
Al ₂O₃
1,9
Fe ₂O₃
7,8
CaO
3,4
MgO
0,3
KzO
8,2 P
₂O₅ 3,0
MnO
0,2
Sumber: : Hasil Percobaan di Badan Riset dan Standarisasi Industri
Universitas Sumatera Utara
54
2.3 Stabilisasi Tanah
Ketika tanah di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan atau pun memiliki indeks konsestensi yang tidak stabil, permeabilitas yang cukup
tinggi, atau memiliki sifat-sifat lain yang tidak diinginkan yang membuatnya tidak sesuai untuk digunakan di dalam suatu proyek konstruksi, maka tanah tersebut
perlu dilakukan usaha stabilisasi tanah. Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang sering dilakukan
proses stabilisasi. Hal ini disebabkan sifat lunak plastis dan kohesif tanah lempung disaat basah. Sehingga menyebabkan perubahan volume yang besar karena
pengaruh air dan menyebabkan tanah mengembang dan menyusut dalam jangka waktu yang relatif cepat. Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan
bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, atau dapat pula, stabilisasi tanah adalah suatu usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat-sifat
teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu. Bowles 1991 menyatakan bahwa stabilisasi tanah mungkin dilakukan
dengan cara sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kepadatan tanah. 2.
Menambahkan bahan-bahan inert untuk meningkatkan kohesi danatau kekuatan geser dari tanah.
3. Menambahkan bahan-bahan yang mampu mengakibatkan perubahan
secara kimiawi ataupun fisik dari tanah. 4.
Merendahkan permukaan air tanah. 5.
Memindahkan danatau mengganti tanah yang bersifat buruk tersebut. Proses stabilisasi tanah ada 3 cara yaitu :
Universitas Sumatera Utara