Indeks Plastisitas Plasticity Index Indeks Kecairan Liquidity Index Gradasi Ukuran Butiran

19 dalam oven. Volume ditentukan dengan mencelupkannya dalam air raksa. Batas susut dapat dinyatakan dalam Persamaan 2.12 seperti yang ditunjukkan pada rumusan dibawah ini. �� = � � 1 −� 2 � 2 − � 1 −� 2 � � � 2 � � 100 2.12 Dimana: � 1 : berat tanah basah dalam cawan percobaan gr � 2 : berat tanah kering oven gr � 1 : volume tanah basah dalam cawan cm 3 � 2 : volume tanah kering oven cm 3 � � : berat jenis air grcm 3

2.1.3.4 Indeks Plastisitas Plasticity Index

Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat plastis. Karena itu, indeks plastis menunjukkan sifat keplastisitasan tanah. Jika tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis kecil, maka keadaan ini disebut dengan tanah kurus. Kebalikannya, jika tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis besar disebut tanah gemuk. Nilai indeks plastisitas dapat dihitung dengan Persamaan 2.13 berikut : IP = LL – PL 2.13 Dimana: PI : indeks plastisitas LL : batas cair PL : batas plastis Klasifikasi jenis tanah berdasarkan indeks plastisitasnya dilihat pada Tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara 20 Tabel 2.3 Indeks Plastisitas Tanah PI Sifat Macam tanah Kohesi Non – Plastis Pasir Non – Kohesif 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian 7 - 17 Plastisitas Sedang Lempung berlanau Kohesif 17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif Sumber: Mekanika Tanah Jilid I, Hardiyatmo, 2002

2.1.3.5 Indeks Kecairan Liquidity Index

Kadar Air tanah asli relatif pada kedudukan plastis dan cair, dapat didefinisikan oleh Indeks Kecairan Liquidity Index. Indeks Kecairan merupakan perbandingan antara selisih Kadar Air asli dengan Batas Plastis terhadap Indeks Plastisitasnya. Dapat dilihat pada Persamaan 2.14 berikut : �� = � � = � � −�� ��−�� = � � −�� �� 2.14 Dimana : LI = Liquidity Index W N = Kadar air asli Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.5 Hubungan Antara W P , W L dan W N Dalam Menghitung LI atau I L Bowles, 1991 Dapat dilihat bahwa jika W N = LL, maka Indeks Kecairan akan sama dengan 1. Sedangkan, jika W N = PL, Indeks Kecairan akan sama dengan nol. Jadi, untuk lapisan tanah asli yang dalam kedudukan plastis, nilai LL W N PL. Nilai Indeks Kecairan akan bervariasi antara 0 dan 1. Lapisan tanah asli dengan W N LL akan mempunyai LI 1.

2.1.3.6 Gradasi Ukuran Butiran

Gradasi Distribusi Ukuran Butiran adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan dengan ukuran diameter lubang tertentu. Karakteristik pengelompokkan tanah : 1. Tanah berbutir Kasar : Kerikil dan Pasir 2. Tanah berbutir Halus : Lanau dan Lempung Besar butiran tanah biasanya digambarkan dalam grafik yaitu merupakan grafik lengkung Grading Curve atau grafik lengkung pembagi butir Partial Size Distribution Curve . Suatu tanah yang mempunyai kurva distribusi ukuran Universitas Sumatera Utara 22 butir yang hampir vertikal semua partikel dengan ukuran yang hampir sama disebut tanah yang uniform Uniformly Graded. Apabila kurva membentang pada daerah yang agak besar, tanah disebut bergradasi baik. Ada beberapa jenis tes yang digunakan untuk mendapatkan ukuran butiran, antara lain: • AnalisisTes Ayakan Sieve Analysis • Tes Hidrometer Hydrometer Test 1. AnalisisTes Ayakan Sieve Analysis Gambar 2.6 Ayakan Untuk Pengujian Sieve Analysis Das, 1998 2. Tes Hidrometer Hydrometer Test Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi pengendapan butir-butir tanah dalam air. Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel Universitas Sumatera Utara 23 partikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran, dan beratnya Das, 1998. Analisa hidrometer juga digunakan untuk memperpanjang kurva distribusi analisa saringan dan untuk memperkirakan ukuran-ukuran yang butirannya lebih kecil dari ayakan No.200. Berikut ini adalah gambar alat yang digunakan untuk pengujian analisa hidrometer Hydrometer Analysis. Gambar 2.7 Alat Hidrometer Jenis ASTM 152H Das, 1998 Karakteristik tanah berdasarkan distribusi partikelnya: • Cu uniformity coefficient adalah koefiseien keseragaman dimana menunjukkan kemiringan kurva dan menunjukkan sifat seragam uniform tanah. Cu makin kecil, kurva makin curam, dan butir makin seragam. Sebaliknya Cu makin besar, kurva landai. Ukuran Cu minimal 1, yang berarti semua butiran berukuran sama. Koefisien keseragaman dapat dilihat pada Persamaan 2.15 berikut : Cu = D 60 D 10 2.15 Universitas Sumatera Utara 24 Dimana : D10 = Diameter yang bersesuaian dengan 10 lolos ayakan D60 = Diameter yang bersesuaian dengan 60 lolos ayakan • Cc curvature coefficient adalah koefiseien gradasi - Tanah bergradasi sangat baik bila Cu 15 . - Tanah yang memiliki gradasi yang baik mempunyai nilai Cu 4 untuk tanah kerikil, Cu 6 untuk pasir, dan - Cc antara 1 – 3 untuk kerikil dan pasir. Koefisien gradasi dapat dilihat pada Persamaan 2.16 berikut : Cc = D 2 30 D 60 x D 10 2.16 Dimana : D 10 = Diameter yang bersesuaian dengan 10 lolos ayakan D 30 = Diameter yang bersesuaian dengan 30 lolos ayakan D 60 = Diameter yang bersesuaian dengan 60 lolos ayakan Universitas Sumatera Utara 25

2.1.4 Sistem Klasifikasi Tanah

Dokumen yang terkait

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Penggunaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

1 11 108

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Penggunaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 16

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Penggunaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 1

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Penggunaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 1 7

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

0 0 17

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

0 0 1

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

0 0 8

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

1 2 48

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

0 0 2

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

0 0 2