Gondang Sabangunan Musik Tradisional Batak Toba

norma sosial, 6 validasi instituisi sosial dan ritual keagamaan, 7 kontribusi terhadap kontinuitas dan stabilitas budaya, 8 kontribusi terhadap integrasi masyarakat, 9 kesenangan terhadap keindahan, dan 10 hiburan. Musik tradisional suku Batak Toba disebut gondang, yang berarti seperangkat alat musik, ensambel musik, dan komposisi lagu Irfan, 2004. Berdasarkan pengertian ensambel, gondang dalam suku Batak Toba dibagi atas dua jenis, yaitu gondang sabangunan dan gondang hasapi Simangungsong, 2013. Dalimunthe 2012 membedakan gondang sabangunan dan gondang hasapi berdasarkan pola permainan. Gondang sabangunan membawa pola ritmis, sedangkan gondang hasapi membawa pola melodi.

a. Gondang Sabangunan

Sebutan lain untuk gondang sabangunan ialah parhohas na ualu atau perkakas delapan Irfan, 2004. Menurut keyakinan suku Batak Toba, apabila gondang sabangunan dimainkan maka suaranya akan terdengar sampai ke langit dan semua penari mengikuti gondang tersebut akan melompat seperti kesurupan na tondol di tano. Purba 2002 menyatakan bahwa gondang sabangunan merupakan praktik kultural dari leluhur suku Batak Toba untuk mengiringi permohonan berkat kepada dewa melalui pemberian sesajian, doa, dan pelaksanaan upacara. Gondang sabangunan memiliki delapan alat musik di dalamnya Simangungsong, 2005, yaitu : a.1. Sebuah sarune bolon. Universitas Sumatera Utara Sarune bolon merupakan alat musik aerofon ditiup oleh pemain. Sarune bolon berasal dari batang kayu mahoni panjang yang berbentuk kon berukuran 60-70cm dan terdapat lima lubang jari di bagian depan serta satu lubang jari di bagian belakang batang. Sarune bolon memainkan melodi gondang. a.2. Taganing. Taganing atau tataganing terdiri dari lima drum yang disusun dalam satu baris pada satu rangka kayu, dengan drum yang paling kecil berada di bagian kiri hingga drum paling besar di bagian kanan. Taganing terbuat dari kayu seperti hau ni pinasa Artocarpus integer, hau ingul Cedrella toona, dan hau joring Phite colobium Purba, dalam Simangungsong, 2005. Drum tersebut memiliki kulit di bagian atas untuk ditabuh yang terbuat dari kulit kerbau, kulit kambing, atau kulit lembu dengan ukuran 35-50cm dan panjang 17-22cm. Kelima drum ini dipukul oleh satu orang dengan menggunakan pemukul kayu yaitu palu-palu. Taganing memainkan melodi danatau irama. Jika memainkan melodipola irama, maka tangan kanan pemain memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola irama. a.3. Gordang. Gordang ialah drum yang mempunyai bentuk yang sama dengan taganing namun berukuran lebih besar dengan panjang 100-110cm dan lebar 23-27cm. Gordang memainkan pola irama. a.4. Empat Ogung Universitas Sumatera Utara Ogung yang digunakan dalam gondang sabangunan adalah empat buah ogung ogung oloan, ogung ihutan, ogung panggora, dan ogung doal. Ogung oloan dan ogung ihutan memiliki ukuran lebih besar dan lebih panjang sekitar 40-50cm, sedangkan ogung panggora dan ogung doal berukuran 30-37cm. Keempat ogung dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul yang berbalut dan dimainkan satu orang, namun terkadang ogung oloan dan ogung ihutan dimainkan satu orang. Terdapat tiga cara yang berbeda untuk memainkan keempat ogung. Ogung oloan dan ogung ihutan digantung tegak pada satu rak kayu dan tidak diredam untuk menghasilkan bunyi bergaung. Ogung panggora boleh digantung atau diletak di atas paha pemain dengan meredam bunyinya. Ogung doal dipeluk oleh pemain sehingga tidak menghasilkan bunyi bergaung sedikit pun, namun sekarang ogung doal digantung. a.5. Hesek. Hesek adalah alat musik idiofon alat gesek yang terbuat dari besi atau botol bir kosong kemudian dipalu dengan sebantang besi atau kayu. Hesek berfungsi sebagai penanda tempo di sepanjang lagu dan dimainkan satu orang.

b. Gondang Hasapi