PENGARUH MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA TERHADAP

sedangkan secara sempit, irama berhubungan dengan pitch dan tempo sehingga irama memiliki pola tertentu. Kamien 2004 mengelompokkan beat, meter, accent, syncopator dan tempo ke dalam irama. Tempo yang cepat memberikan energi, dorongan, sedangkan tempo yang lambat mengarahkan pada rasa khidmat, tenang.

C. PENGARUH MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA TERHADAP

MOOD Mood merupakan salah satu aspek psikologis yang termasuk dalam afek yang dialami manusia selain emosi. Mood merupakan kondisi keterbangkitan arousal yang dialami manusia yang diukur dalam afek positif dan afek negatif. Mood merupakan kondisi keterbangkitan yang memiliki penyebab yang sulit diidentifikasi sehingga sulit mengetahui dengan pasti penyebab munculnya mood tertentu, bertahan dalam jangka waktu yang lama, baik berjam-jam bahkan berhari-hari, dan bersifat kognitif artinya mood mempengaruhi aktivitas kognitif seseorang yang kemudian akan mengarahkannya pada pembentukan eskpresi emosi. Mood memiliki dua dimensi di dalamnya, yaitu dimensi afek positif yang dikenal sebagai aktivasi positif PA dan dimensi afek negatif ataupun aktivasi negatif NA. Watson dkk 1988 mengonstruksi dua puluh aitem yang berupa kata sifat yang menggambar afek positif dan afek negatif ke dalam alat ukur mood yaitu PANAS Positive Affect and Negative Affect Schedule. PANAS memiliki intruksi waktu yang dapat dipilih oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan Universitas Sumatera Utara penelitian, yaitu ―pada saat ini‖, ―hari ini‖, ―beberapa hari yang lalu‖, ―beberapa minggu yang lalu‖, ―tahun lalu‖, dan ―secara umum‖ Gatari, 2008. Devine dkk 2010 mengungkapkan bahwa afek positif dan afek negatif mood dapat dipengaruhi oleh komponen STORC, yaitu situation, thought pattern, physical response, response pattern, dan environtmental reactions. Komponen- komponen ini saling berhubungan dan mempengaruhi afek yang muncul. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan untuk mempengaruhi mood adalah musik. Musik adalah suara-suara yang terorganisir yang dirangkai dengan menggunakan elemen-elemen musik yaitu pitch, timbre, dinamika, dan irama Djohan, 2010. Suara yang terorganisir ini menimbulkan respons pada manusia apabila diperdengarkan. Lebih lanjut, Djohan 2010 menyimpulkan bahwa setiap manusia mengalami pengalaman musikal kapanpun dimanapun. Dapat disimpulkan bahwa musik sebagai komponen situation yaitu hal yang mengelilingi individu pada waktu tertentu. Musik yang digunakan pada penelitian ini adalah musik tradisional Batak Toba yaitu ansambel gondang sabangunan dan gondang hasapi. Tentu saja musik tradisional Batak Toba tidak lepas dari elemen-elemen musik yang menyusunnya, yaitu pitch, timbre, dan dinamika. Elemen-elemen musik yang terdapat dalam gondang sabangunan dan gondang hasapi mempengaruhi komponen STORC yang diungkapkan oleh Devine dkk 2010 yang akan mempengaruhi afek positif maupun afek negatif mood. Hal ini didukung oleh pendapat Kramer dalam Murrock, 2005 bahwa musik mempengaruhi afek positif maupun afek negatif mood. Universitas Sumatera Utara Gondang sabangunan dan gondang hasapi memiliki perbedaan, baik bunyi-bunyian yang berasal dari instrumen musik yang ada di dalamnya yang mengarah pada perbedaan pola permainan musik keduanya juga penggunaan gondang dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Gondang sabangunan biasanya dimainkan untuk mengiringi pesta masa tanam, perayaan masa panen raya, ritus penyembuhan penyakit, dan hal-hal yang bersifat pesta adat ulaon adat Purba, 2002. Gondang hasapi biasanya disajikan pada acara-acara yang bersifat hiburan untuk masyarakat, misalnya opera Batak Simon, 1985. Dogiel dalam Merriam, 1964 berpendapat bahwa budaya memberi respons secara fisiologis terhadap musiksuara yang sama dengan cara-cara tertentu, tergantung pada makna budaya tersebut. Bunyi-bunyian pada gondang sabangunan berasal dari sarunei bolon, ogung, drum taganing, hesek dan bass drum gordang. Sebagian besar instrumen musik pada gondang sabangunan adalah dipukulditabuh, yaitu instrumen taganing, gordang, dan ogung. Menurut Smith Noon dalam Murrock, 2005 bahwa musik yang terdiri dari sebagian besar instrumen perkusi dimainkan dengan cara dipukul, digosok, atau diadu berhubungan dengan perasaan gelisah, membangkitkan energi, dan meningkatkan kekuatan. Hal ini berhubungan dengan afek positif mood yang dihasilkan dari gondang sabangunan. Instrumen-intrumen gondang sabangunan membawa pola ritmis Dalimunthe, 2012. Irama yang dihasilkan adalah irama yang yang mampu mendorong orang lain untuk berpesta bersama Simon, 1985. Hal ini berarti Universitas Sumatera Utara tempo yang termasuk dalam irama harus cepat untuk memberikan energi ataupun dorongan berpesta yang akan menghasilkan afek positif mood Kamien, 2004. Jika dikaji dari alat musik yang dimainkan, instrumen ogung pada gondang sabangunan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul yang berbalut dan suara yang dihasilkan cukup kerasnyaring Simon, 1985. Musik yang memiliki dinamika bunyi yang kerasnyaring dan pitch yang tinggi akan diinterpretasikan sebagai sesuatu hal yang menarik perhatian thought pattern dan tubuh akan menimbulkan sensasi-sensasi internal tubuh organ experience. Hal ini didukung oleh Dogiel dalam Merriam, 1964 bahwa pitch, intensitas, dan timbre suara musik sebagai sitimulus auditori mempengaruhi aliran darah yang kemudian berpengaruh pada kontraksi jantung dan pernafasan. Ketika seseorang tertarik pada suatu hal, maka cenderung akan mendekati sumber bunyi tersebut dan melihatnya response patterns. Simon 1985 menyatakan bahwa suara yang cukup keras itu untuk mengundang orang-orang yang dapat mendengarnya berpesta bersama, misalnya pada perayaan masa panen raya consequences. Sedangkan gondang hasapi membawa pola melodi Dalimunthe, 2012. Instrumen-intrumen musik pada gondang hasapi adalah sarune na metmetetek, sulim, hasapi, garantung, dan hesek. Sebagian besar instrumen musik pada gondang hasapi adalah ditiup dan digesek. Menurut Strevy 1999, dalam Murrock, 2005 bahwa musik yang terdiri dari instrumen senar dan instrumen yang dimainkan dengan bantuan udara akan mempengaruhi jiwa raga. Jika dikaji dari penggunaan gondang hasapi yang digunakan untuk menghibur Universitas Sumatera Utara masyarakat maka musik yang dihasilkan adalah musik yang membangkitkan afek positif mood. Musik yang dipakai untuk menghibur masyarakat akan mempengaruhi situation yaitu menimbulkan rasa senangterhibur. Musik yang membangkitkan afek positif dihasilkan dari tempo yang cepat, dinamika yang cukup keras, pitch yang tinggi, serta irama yang konsisten. Gaston 1951 dalam Murrock, 2005 menyatakan bahwa irama yang konsisten akan memberikan perasaan aman, sedangkan irama yang tidak konsisten menciptakan suasana ketakutan. Elemen- elemen musikal pada gondang hasapi memberikan sensasi-sensasi internal pada tubuh yang akan memberikan reaksi terhibur melalui permainan musik gondang hasapi. Dari pemaparan diatas, baik melalui elemen-elemen musikal maupun kajian instrumen musik, dapat ditarik kesimpulan bahwa musik tradisional Batak Toba yaitu gondang sabangunan dan gondang hasapi mempengaruhi afek positif dan afek negatif mood. Pengaruh musik tradisional Batak Toba yaitu gondang sabangunan dan gondang hasapi membangkitkan afek positif mood, yaitu senang, terhibur, dan membangkitkan dorongan.

D. HIPOTESIS PENELITIAN