Pemurnian Minyak Kelapa Sawit pada Stasiun Klarifikasi

n. Sand cyclone berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan kasar berdasarkan prinsip grafitasi dan sentrifugasi. o. Decanter berfungsi untuk memisahkan minyak yang terkandung dalam sludge. p. Sludge drain tank berfungsi untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat dalam sludge. q. Oil tank berperan untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan. r. Oil purifier berfungsi untuk memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. s. Vacuum drier berperan untuk mengurangi kadar air pada minyak yang terdiri dari tabung yang berdiri tegak yang dihubungkan dengan steam injector atau vacuum pump untuk menurunkan tekanan dalam minyak.

2.9 Pemurnian Minyak Kelapa Sawit pada Stasiun Klarifikasi

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta air. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut diolah lebih lanjut yaitu dialirkan dalam tangki minyak kasar oil gatter Fauzi Y, 2008. Dalam minyak kasar terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan dengan satu cara, maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS Non Oil Solid, dan fase air dengan beberapa tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan dengan berdasarkan prinsip filtrasi, pengendapan, penguapan, sentrifugasi dan sebagainya. Adapun tahap-tahap pemurnian minyak kelapa sawit adalah: a. Sand trap tank Universitas Sumatera Utara Tangki ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan keayakan dengan maksud agar ayakan terhindar dari gerakan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan grafitasi yaitu mengendapan padatan. b. Recleamed tank Tangki ini berfungsi sebagai penampung minyak dari sand trap tank, hasil olahan decanter dan separator. Di dalam tangki minyak mengalami sistem over flow, di mana minyak bersih bagian atas yang akan dipompakan ke oil tank. c. Vibrating screen ayakan getar Alat ini bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang berukuran besar, sehingga pada proses selanjutnya didapatkan minyak yang memenuhi standar. Ayakan getar ini bekerja dengan getar atas bawah, muka belakang dan kiri kanan, yang terdiri dari dua tingkat ayakan. Fraksi yang dipisahkan adalah pasir dan tanah yang berasal dari panenan yang terikat bersama buah dan serat atau ampas yang terikut dalam minyak dipisahkan dengan maksud agar kadar kotoran minyak sesuai dengan standar kualitas. d. Crude oil tank Tangki ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Retention time minyak pada alat ini relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapkan pasir atau lumpur yang partikel besar, sedangkan untuk memisahkan partikel halus kurang berhasil. Fungsi utamanya oil tank ialah menampung minyak dari ayakan getar sebelum dipompakan ke oil settling tank, ditempatkan tepat di bawah ayakan getar, sehingga minyak dari ayakan getar langsung ditampung. Pemisahan minyak lebih sempurna jika panas minyak dipertahankan 80°C. Universitas Sumatera Utara e. Continuous settling tank Tangki ini berfungsi untuk memisahkan minyak pada sludge. Suhu minyak dijaga antara 90-95°C. Minyak yang terdapat di bagian atas dikutip dengan menggunakan talang penutip atau skimmer dan kemudian dikumpulkan dan dialirkan ke recleamed tank. Masa tunggu dari cairan dalam CST dipengaruhi oleh ukuran CST dan jumlah cairan minyak yang ditampung dalam CST. f. Sand cyclone Alat ini berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpurpasir secara grafitasi dengan bantuan pompa. Untuk mengakifkan pemisahan ini, maka sering ditambahkan alat di bawah alat yang berfungsi untuk menstabilkan aliran dan tekanan pada ujung cone alat, sehingga pasir akan turun dan keluar melalui shipon. g. Sludge drain tank Tangki ini berfungsi ini untuk menampung sludge dari decanter dan oil tank. Dalam tangki ini terjadi sistem over flow, di mana minyak yang dikutip adalah minyak yang bagian atas yang akan di alirkan ke recleamed tank, sedangkan under flow nya dialirkan ke sludge pit. h. Decanter Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam sludge. Alat decanter yang digunakan ada dua jenis berdasarkan keluarannya, yaitu: - Two-phase decanter Universitas Sumatera Utara Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat atau fraksi padat dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri. Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam decanter dipisahkan menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat diangkut dengan gerbong trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam tangki settling tank untuk diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara pengurangan bahan padatan dalam cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam settling tank lebih baik dan beban sludge separator akan lebih ringan. Oleh sebab itu penempatan decanter sebelum settling tank dapat berfungsi untuk menggantikan kedudukan strainer dan sandcyclone. Decanter dapat ditempatkan sebagai ganti oil purifier yakni minyak yang berasal dari settling tank atau buffer tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak dan fraksi cairan yang masih mengandung sludge. Karena prinsip kerja alat ini menggantikan oil purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian minyak, akibatnya sludge yang keluar masih mengandung minyak, sehingga perlu diolah lagi dengan menggunakan sludge separator atau decanter, sedangkan fraksi minyak bersih langsung diolah ke vacuum drier. Decanter sebagai pengganti sludge separator, yaitu mengolah cairan yang berasal dari sludge tank dipisahkan. Cairan dipisahkan menjadi cairan minyak dan sludge. Cairan minyak yang dipisahkan dipompakan ke settling tank, sedangkan fraksi sludge dibuang ke fat pit untuk diteruskan ke unit pengolahan limbah. - Three-phase decanter Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase decanter, hanya terdapat perbedaan dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan tiga fraksi, yaitu fraksi minyak, fraksi air cair, dan fraksi padat. Alat ini dapat ditempatkan sebagai Universitas Sumatera Utara pengganti oil purifier dan akan menghasilkan fraksi minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak dilanjutkan pengolahannya pada sludge separator, sludge dan minyak akan terpisah. Decanter yang berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak, dan fase air memberikan peluang penempatannya di hulu, tengah, dan di akhir proses klarifikasi. Umumnya penempatan di: • Hulu sebelum settling tank Cairan hasil pressan yang keluar melalui oil gutter ditampung di crude oil tank, memiliki kandungan lumpur yang tinggi. Lumpur tersebut jika dipisahkan sebelum masuk ke dalam proses klarifikasi akan lebih baik, karena lumpur tersebut tidak lagi mengendap di dasar tangki klarifikasi yang dapat menurunkan “retention time”. Decanter bekerja memerlukan keseimbangan, maka diperlukan “buffer tank” tambahan, yaitu ditempatkan di atas decanter. Kalau hanya menggantungkan stabilitas tekanan pada pompa dapat menyebabkan efisiensi pemisahan lumpur yang rendah dan kehilangan minyak yang tinggi dalam lumpur. Decanter yang sesuai untuk dikembangkan pada cara ini adalah decanter dua fase, yaitu memisahkan cairan menjadi fase padat lumpur dan fase cair. Fase padat dikirim ke lapangan, sedangkan fase cair dipompakan ke settling tank. • Tengah sebelum sludge separator Cairan yang keluar dari bagian bawah settling tank mengandung lumpur yang tinggi dan kadar minyak yang mencapai 10. Cairan ini diolah dalam decanter akan menghasilkan: fase padat dibuang, fase minyak dipompakan ke settling tank, sedangkan fase cair tetap dialirkan ke sludge tank. Cara ini akan mengurangi beban lumpur yang masuk ke dalam sludge separator, umumnya digunakan Universitas Sumatera Utara adalah decanter tiga fase. Cara ini akan membantu sludge separator dan dapat menggantikan “sandcyclone” atau “stainer”. • Hulu klarifikasi Sebagai pengganti alat sludge separator yang memisahkan lumpur minyak dan air. Jika di hulu ditempatkan decanter maka pemisah lumpur yang ditempatkan di akhir klarifikasi ialah sludge separator. Jenis decanter yang digunakan mengganti sludge separator ialah decanter dua fase dan decanter tiga fase. • Hilir klarifikasi sebagai pengganti oil purifier Pemurnian minyak dilakukan dengan alat oil purifier yang memisahkan minyak dan non minyak. Karena sifat-sifat ini dimiliki oleh decanter dua fase maka ada pabrik yang menggunakan decanter memisahkan minyak dengan lumpur. Metode proses yang diterapkan ialah cairan minyak yang keluar dari crude oil tank dipompakan ke buffer tank dan dialirkan ke dalam decanter dan akan menghasilkan minyak, lumpur, dan cairan. Dalam proses ini yang menjadi tujuan ialah memisahkan minyak yang bersih tanpa mempertimbangkan kehilangan minyak pada fase padat. Pengolahan lumpur yang masih mengandung minyak di PKS PT. Multimas Nabati Asahan menggunakan decanter dua fase di mana lumpur yang masih mengandung minyak sludge yang keluar dari bagian bawah Continuous Settling Tank diolah oleh decanter untuk memisahkan lumpur sludge dan minyak. Proses pemisahan terjadi akibat adanya gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran bowl dan scrool yang menghasilkan light phase minyak yang langsung di alirkan Universitas Sumatera Utara ke oil tankuntuk diolah kembali dan heavy phase lumpur di buang ke fat pit yang akan diolah kembali oleh separator. Pada proses pengolahan lumpur yang masih mengandung minyak sludge perlu diperhatikan umpan yang akan diolah decanter sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mengurangi kerugian minyak yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Di mana standar kerugian minyak losses adalah sebesar 1 . Untuk mengatasi kerugian minyak yang besar maka perlu diperhatikan keberhasilan dalam pengoperasian decanter yang dipengaruhi oleh: - Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak, air, dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut. - Fungsi alat decanter tersebut. - Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah sludge yang diolah. i. Oil tank Tangki berperan untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan menggunakan prinsip grafitasi. Minyak yang berada di bagian atas akan dialirkan ke purifier. Di dalam oil tank dilakukan pemanasan dengan steam coil dengan tujuan agar kandungan air pada minyak tidak bertambah dan mempermudah proses pengolahan selanjutnya. Suhu minyak dijaga pada suhu 90- 95°C Ponten, 1998 j. Oil purifier Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang emulsoi dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi 0.02 . Suhu minyak dalam oil purifier Universitas Sumatera Utara 90-95°C. Selanjutnya, minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer. k. Vacuum drier Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95°C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacuum dryer. Di bawah pelampung terpasang toper spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejana vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali. Selanjutnya melalui nozzle minyak akan disemburkan ke dalam bejana sehingga penguapan air menjadi lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana, digunakan float valve di bagian bawah bejana Pardamean,2008 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Dokumen yang terkait

Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

73 305 50

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Upaya Memperkecil Kehilangan Minyak (Losses) Dengan Pengaturan Tekanan Screw Press Pada Ampas Press Pada Stasiun Pressing Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi

47 187 40

Analisis Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Air Kondensat Unit Perebusan Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

34 157 51

Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing Tinggi

5 39 38

Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Air Kondensat Unit Perebusan Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

4 70 38

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 1

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

1 3 18

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

6 11 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

1 0 20