tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan
spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
b. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan
sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan
tumor.
2.2.5 Patogenesis
1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam :
1 Nyeri Nosiseptif
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 13 bangunan luar annulus fibroseptor bagian fibrosa dari diskus intervertebralis
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulusmekanik, termal,
kimiawi. Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan
iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu trigger points yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan
nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit
dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,
Universitas Sumatera Utara
langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Nyeri Neurepatik
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan
pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio
atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro misalnya penderita osteoporosis, penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Penekanan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan: a.
Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi
serabut syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi
gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul
aktifitas ektopik aktivitas di luar nosiseptor, akumulasi saluran ion Natrium SI- Na dan saluran ion baru di daerah lesi. Penumpukan SI-Na naupun saluran ion
baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termalhiperagesia mekanikal dan
termal. Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan
timbulnya nyeri neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang membedakan dengan nyeri inflamasi
maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-
up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di
neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin CCK yang menghambat kerja reseptor opioid. Setiono, 2014
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Gejala Klinis