menjaga kesejalanan dalam pelaksanaan Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam Abubakar, 2005.
C. MAHASISWA UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
Mahasiswa adalah individu-individu yang berada pada usia remaja akhir atau pada usia dewasa awal yang dikarakteristikkan dengan menempuh
pendidikan di suatu perguruan tinggi Papalia Olds, 2007. Salah satu perguruan tinggi yang ada di Kota Langsa adalah Universitas Samudra Langsa
dengan jumlah mahasiswa tercatat sebanyak ±8.669 orang. Disimpulkan bahwa mahasiswa Universitas Samudra Langsa adalah
individu yang berada pada usia remaja akhir atau usia dewasa yang dikarakteristikkan dengan menempuh pendidikan di Universitas Samudra Langsa.
D. SIKAP MAHASISWA
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA TERHADAP TUGAS DAN WEWENANG WILAYATUL HISBAH DI
KOTA LANGSA
Sikap mahasiswa Universitas Samudra Langsa terhadap tugas dan wewenang Wilayatul Hisbah di Kota Langsa merupakan bentuk evaluasi
mahasiswa Universitas Samudra Langsa terhadap Wilayatul Hisbah di Kota
Universitas Sumatera Utara
Langsa yang didasarkan pada persepsi, perasaan dan kecenderungan untuk berperilaku. Zanna dan Rample dalam Weiner, 2003 menyatakan bahwa
seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek ketika kepercayaan, perasaan dan prilaku mereka menunjukkan bahwa mereka memihak atau
favorability terhadap objek, sebaliknya seseorang mempunyai sikap negatif
terhadap objek ketika kepercayaan, perasaan dan perilaku mereka menunjukkan mereka tidak berpihak atau unfavorability terhadap objek. Ada tiga komponen
yang terkait dengan sikap, yaitu: 1. Komponen kognitif
Komponen ini merupakan bagian sikap mahasiswa Universitas Samudra Langsa yang muncul berdasarkan kognisi dan persepsi atau kepercayaan
mereka terhadap Wilayatul Hisbah di Kota Langsa. Misalnya sikap mahasiswa dalam mempersepsikan peran Wilayatul Hisbah di Kota Langsa.
Secara umum, komponen kognitif menjawab pertanyaan mengenai apa yang diyakini dan dipikirkan mahasiswa Universitas Samudra Langsa terhadap
Wilayatul Hisbah di Kota Langsa. 2. Komponen afektif
Komponen ini merupakan bagian dari sikap mahasiswa Universitas Samudra yang muncul berdasarkan apa yang mereka rasakan terhadap Wilayatul
Hisbah di Kota Langsa. Secara umum komponen ini menimbulkan evaluasi emosional seseorang terhadap objek sikapnya.
3. Komponen konatif atau perilaku
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan komponen kognitif dan afektif, nampaknya ada kecenderungan berperilaku sebagai reaksi terhadap objek sikap. Komponen ini menjawab
pertanyaan bagaimana mahasiswa Universitas Samudra Langsa bertindak dan berperilaku terhadap Wilayatul Hisbah di Kota Langsa. Misalnya ketika
ketika WH melakukan sesuatu maka mereka akan mengambil tindakan yang sesuai dengan sikapnya.
Sikap mahasiswa Universitas Samudra Langsa terhadap tugas dan wewenang Wilayatul Hisbah di Kota Langsa masih beragam, yaitu sikap positif,
sikap negatif, dan sikap netral. Sikap positif terhadap WH dapat terbentuk berdasarkan budaya yang ada dalam masyarakat yang mengutamakan ajaran Islam
sehingga mungkin saja mahasiswa Universitas Samudra Langsa menganggap bahwa WH memiliki peranan penting dalam penegakan Syari’at Islam. Selain itu
pengaruh orang lain yang dianggap penting significant other juga dapat mempengaruhi sikap positif seseorang. Ketika orang tua atau orang-orang terdekat
memiliki sikap yang positif maka orang tersebut juga memiliki kecenderungan bersikap positif terhadap objek sikap tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sikap
positif yang diperlihatkan akan menggambarkan kesesuaian persepsi, perasaan dan perilaku terhadap WH.
Sikap negatif terhadap WH menggambarkan ketidaksesuaian antara persepsi, perasaan dan perilaku mahasiswa terhadap WH. Mahasiswa Universitas
Samudra Langsa yang memiliki sikap yang negatif menganggap WH terlalu terlibat dalam kehidupan pribadi mereka hingga mengatur bagaimana mereka
Universitas Sumatera Utara
Faktor yang mempengaruhi: Suku
Jenis kelamin Pengalaman subjek yang berhubungan dengan WH
Keanggotaan dalam organisasi keagamaan
Sikap Mahasiswa Universitas Samudra Langsa Terhadap WH
Tugas Wewenang
Kognitif Konatif
Afektif berpakaian. Mereka yang bersikap negatif akan melihat segala sesuatu yang
dilakukan oleh WH menjadi salah dan tidak sesuai. Mahasiswa
Universitas Samudra
Langsa yang
bersikap netral
menunjukkan ketidakkonsistenan dalam bersikap terhadap WH. Mereka cenderung menilai WH secara positif dan negatif berdasarkan kelebihan dan
kekurangan WH. Sikap netral dapat berubah menjadi sikap yang positif maupun negatif tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi sikap tersebut.
E. PARADIGMA TEORITIS