Hubungan Sikap dan Perilaku Tugas Wilayatul Hisbah

Disadari ataupun tidak, sikap seorang individu dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan kebudayaan ditempat ia tinggal. Kebudayaan menanamkan bagaimana arah sikap seorang individu terhadap barbagai macam masalah. d. Media massa Media massa, seperti televisi, surat kabar, radio, dan sejenisnya, juga berpengaruh besar terhadap sikap. Dalam penyampaian informasi sebagai tujuan utamanya, media masa juga membawa pesan yang bersifat sugesti yang mungkin mengarahkan opini seseorang. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama merupakan pendidikan dasar yang meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama sangat berperan penting dalam membentuk kepercayaan yang dirasakan oleh individu tersebut. Hal ini juga dapat membentuk dan menentukan arah sikap pada seorang individu terhadap objek sikap. f. Pengaruh faktor emosional Sikap tidak hanya ditentukan oleh faktor lingkungan saja, namun sikap dapat juga dipengaruhi oleh faktor emosional dari diri individu itu sendiri. Terkadang sikap didasari oleh emosi yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Dimana emosi itu dapat juga membentuk arah sikap pada seseorang.

4. Hubungan Sikap dan Perilaku

Universitas Sumatera Utara Terkadang sebuah perilaku muncul dikarenakan sikap tertentu dan terkadang tidak berhubungan dengan sikap tersebut. Sikap akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan seseorang ketika sikap memiliki konsistensi yang tinggi dengan perilaku tersebut. Konsistensi antara perilaku dan sikap akan menjadi tinggi ketika sikap yang dimiliki seseorang sangat kuat, stabil, menonjol, dapat diakses, memiliki relevansi dengan perilaku, berasal dari pengalaman langsung dan hanya sedikit saja tekanan situasi yang bertentangan terlibat dalam perilaku yang mendukung sikap tersebut Baron Byrne, 2004; Taylor, Peplau Sears; 2009. Ajzen dan Fishben mengemukakan sebuah model tindakan beralasan Theory of Reasoned Action yang mengatakan bahwa sebuah perilaku yang muncul akan ditentukan oleh sikap terhadap perilaku dan oleh norma-norma subjektif terhadap perilaku tersebut. Menurut teori ini perilaku merupakan hasil dari proses pertimbangan konsekuensi yang dialami dan mengevaluasi hasil dari setiap tingkah laku, yang kemudian dibuatlah sebuah keputusan untuk bertindak atau tidak. Ajzen Fishbein, 1975; Baron Byrne, 2004; Taylor, Peplau, Sears, 2009; Azwar, 2010. Hasil Meta Analisis yang dilakukan Wismanto 2011 pada 31 penelitian mengenai sikap dan perilaku menunjukkan bahwa 95 dari hasil meta analisis tersebut menunjukkan hubungan yang signifikan antara sikap dan perilaku. Dikarenakan sikap dapat mempengaruhi perilaku seseorang, maka sikap penting untuk dipelajari dan dipahami untuk membantu kita dalam memprediksi perilaku orang tersebut dalam konteks luas Baron Byrne, 2004. Universitas Sumatera Utara

5. Pengukuran Sikap

Salah satu aspek yang penting untuk kita dalam berusaha memahami sikap dan perilaku manusia adalah dengan cara mengungkapkan assessment dan juga pengukuran measurement terhadap sikap itu sendiri. Ada berbagai macam metode dan teknik yang telah dikembangkan selama ini oleh para ahli yang bertujuan untuk mengungkapkan sikap manusia dan memberikan intervensi yang valid. Metode ini terus berkembang dari metode-metode langsung yang sederhana hingga metode-metode yang lebih kompleks sejalan dengan perkembangan konsep mengenai sikap dan juga perkembangan ilmu psikometri sebagai dasar metode pengukuran dalam ilmu psikologi. Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap manusia adalah masalah pengukuran sikap. Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report hingga kini dianggap sebagai metode yang paling dapat diandalkan. Metode ini menggunakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap. Skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Salah satu sifat skala sikap adalah isi pernyataannya yang dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan ukurnya, akan tetapi dapat pula berupa pernyataan langsung yang kurang jelas tujuan ukurnya bagi responden. Respon individu terhadap stimulus pernyataan-pernyataan sikap yang berupa jawaban setuju atau tidak setuju itulah yang menjadi indikator sikap seseorang Azwar, 2010. Universitas Sumatera Utara

B. WILAYATUL HISBAH 1. Definisi Wilayatul Hisbah

Wilayatul Hisbah WH didefinisikan dalam Qanun No 11 Tahun 2004 tentang kepolisian, dalam pasal 1 angka 8, yaitu: “Wilayatul Hisbah adalah Lembaga Pembantu tugas Kepolisian yang bertugas membina, melakukan advodkasi, dan mengawasi pelaksanaan amar makruf nahi mungkar dan dapat berfungsi sebagai Polsus dan PPNS” dalam Abubakar, 2005.

2. Tugas Wilayatul Hisbah

Adapun mengenai tugas yang diemban oleh Wilayatul Hisbah WH tertulis dalam Qanun Nomor 11 Tahun 2004, dalam pasal 4, menyebutkan: 1. Wilayatul Hisbah mempunyai tugas: a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang Syari’at Islam; b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Syari’at Islam; c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan, muhtasib perlu memberitahu hal itu kepada Penyelidik atau kepada KeuchikKepala Gampong dan keluarga pelaku; d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Syari’at Islam kepada penyelidik. Universitas Sumatera Utara 2. Pelaksanaan tugas pengawasan yang dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 huruf a meliputi: a. Memberitahu kepada masyarakat tentang adanya peraturan perundang- undangan di bidang Syari’at Islam; b. Menentukan adanya perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan Syariat Islam; 3. Pelaksanaan tugas pembinaan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 1 huruf b meliputi: a. Menegur, memperingatkan dan menasehati seseorang yang patut diduga telah melakukan pelanggaran ketentuan Syari’at Islam; b. Berupaya untuk menghentikan kegiatanperaturan yang patut diduga telah melanggar peratuan perundang- undangan di bidang Syari’at Islam; c. Menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui Rapat Adat Gampong; d. Memberitahukan pihak terkait tentang adanya dugaan telah terjadi penyalahgunaan izin penggunaan suatu tempat atau sarana.

3. Kewenangan Wilayatul Hisbah