Berkaitan dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, maka kewenangan lain yang diberikan oleh Piagam PBB kepada Dewan Keamanan
PBB ialah bahwa Dewan Keamanan PBB diperbolehkan untuk melancarkan agresi militer dalam rangka menjaga atau memulihkan perdamaian dan keamanan
internasional.
170
B. Kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa Relevansinya dengan Penggunaan Senjata Kimia
1. Sebelum Lahirnya Chemical Weapons Convention
Sebelumnya, perlu diingatkan terlebih dahulu bahwa penggunaan senjata kimia di dalam konflik bersenjata adalah dilarang oleh hukum
internasional. Penggunaan senjata kimia di dalam konflik bersenjata tidak saja membahayakan para pihak yang terlibat konflik bersenjata, tetapi juga
membahayakan pihak-pihak lainnya yang tidak terlibat konflik bersenjata, sehingga dalam hal ini dapat dikatakan telah mengancam perdamaian dan
keamanan internasional. Bertolak daripada pandangan tersebut di atas, maka secara langsung
maupun tidak langsung, penggunaan senjata kimia di dalam konflik bersenjata
whether the continuance of the dispute or situation is likely to endanger the maintenance of international peace and security.”
170
Pasal 42 Piagam PBB berbunyi “Should the Security council consider that measures provided for in Article 41 would be inadequate or have proved to be inadequate, it may take such
action by air, sea, or land forces as may be necessary to maintain or restore international peace and security. Such action may include demonstrations, blockade, and other operations by air, sea, or land
forces of Members of the United Nations.”
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan pihak yang menggunakan senjata kimia tersebut akan berurusan dengan PBB. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa
PBB adalah suatu organisasi internasional yang dibentuk dengan tujuan utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Penggunaan senjata kimia modern dimulai pada Perang Dunia I
171
yang diperkenalkan oleh Kekaisaran Jerman pada 31 Januari 1915 pada Battle of Bolimov, yang kemudian diikuti oleh semua pihak utama yang terlibat
perang melawan kombatan pihak lawan selama perang. Diperkirakan penggunaan senjata kimia yang dilakukan oleh kedua belah pihak ini telah
menimbulkan 1,3 juta korban.
172
Pengaturan mengenai larangan penggunaan senjata kimia mulai ada sejak Protokol Jenewa Geneva Protocol yang ditandatangani pada tahun
1925 namun masih memuat banyak kekurangan penting,
173
yang berakibat pada digunakannya senjata kimia pada Perang Dunia II pada markas-markas
Nazi dan di Asia, walaupun senjata kimia tidak digunakan di medan perang yang terdapat di Benua Eropa.
174
171
Terjemahan dari “The modern use of chemical weapons began with World War I” United Nations Office for Disarmament Affairs UNODA – Chemical Weapons, yang dapat dilihat pada
http:www.un.orgdisarmamentWMDChemical , diakses pada 15 Februari 2014 pukul 20.20 WIB.
172
“World War I – Wikipedia” en.wikipedia.orgwikiWorld_War_I, diakses pada 27 Februari 2014 pukul 18.20 WIB. Perang Dunia Pertama terjadi pada tahun 1914 hingga pada tahun 1918.
173
Terjemahan dari “The Geneva Protocol, which prohibited the use of chemical weapons in warfare, was signed in 1925…the Protocol had a number of significant shortcomings” United Nations
Office for Disarmament Affairs UNODA – Chemical Weapons, yang dapat dilihat pada http:www.un.orgdisarmamentWMDChemical , diakses pada 15 Februari 2014 pukul 20.20 WIB.
174
Dapat dilihat pada “Poison gasses were used during World War II in Nazi concentration camps and in Asia, although chemical weapons were not used in European battlefields.” Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, PBB dibentuk oleh 51 negara dengan maksud agar mimpi buruk Perang Dunia I dan khususnya Perang
Dunia II tidak lagi terjadi. Pengaturan lebih khusus mengenai senjata kimia baru dibentuk pada tahun 1992 yang baru berlaku pada tahun 1997.
175
Kasus-kasus penggunaan senjata kimia yang ada setelah Perang Dunia II dilaporkan hanya terjadi pada beberapa kasus tertentu, terutama pada kasus
penggunaan senjata kimia oleh Irak terhadap Iran pada tahun 1980.
176
Terhadap kasus penggunaan senjata oleh Irak terhadap Iran pada tahun 1980 tersebut, tidak ada langkah-langkah yang jelas yang dilakukan oleh PBB,
walaupun terjadi pembahasan dalam lingkup Dewan Keamanan PBB.
177
Singkatnya, selain daripada sedikitnya jumlah penggunaan senjata kimia di dalam konflik bersenjata setelah berakhirnya Perang Dunia II, PBB
tidak menggunakan kewenangannya untuk melancarkan agresi militer. Langkah yang dilakukan oleh PBB pada saat itu adalah dengan mengeluarkan
resolusi-resolusi, lebih spesifiknya Resolusi Dewan Keamanan PBB yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB, yang mengecam Irak atas
175
Ibid.
176
Terjemahan dari “Since the end of World War II, chemical weapons have reportedly been used in only a few cases, notably by Iraq in the 1980s against the Islamic Republic of Iran.” Ibid.
177
“Iraq and weapons of mass destruction - Wikipedia” dapat dilihat pada en.wikipedia.orgwikiIraq_and_weapons_of_mass_destruction, diakses pada 16 Februari 2014 pukul
16.08 WIB.
Universitas Sumatera Utara
penggunaan senjata kimianya, yang oleh PBB dipandang sebagai suatu hal yang telah mengancam perdamaian dan keamanan dunia.
178
2. Setelah Lahirnya Chemical Weapons Convention