Jenis Senjata Kimia yang Digunakan oleh Suriah

jiwa. Berkenaan dengan hal ini, banyak saksi yang melaporkan bahwa tidak ada satupun korban terlihat menunjukkan luka fisik. 231 Adapun sejak adanya penyerangan ini, Suriah mendapat perhatian negara- negara berkenaan dengan penggunaan senjata kimianya karena penggunaan senjata kimia yang terjadi di Suriah tersebut adalah penggunaan senjata kimia yang paling mematikan sejak penggunaan senjata kimia pada perang Irak dan Iran. 232 Hingga saat ini, konflik bersenjata di Suriah masih terjadi walaupun tidak lagi terdapat laporan atas penggunaan senjata kimia. Suriah, di satu sisi masih dalam keadaan berperang, dan di sisi lainnya sedang menunjukkan itikad baiknya untuk memusnahkan senjata kimia yang dimilikinya. 233

B. Jenis Senjata Kimia yang Digunakan oleh Suriah

Sesuai dengan pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya, diketahui bahwa konflik bersenjata di Suriah telah melibatkan kehadiran senjata kimia yang dilarang untuk digunakan dalam konflik bersenjata oleh hukum internasional. Walaupun pada saat penggunaan senjata kimia tersebut Suriah bukan merupakan negara peserta konvensi CWC, namun karena pelarangan penggunaan senjata kimia demikian telah 231 Terjemahan dari “Ghouta Chemical Attack occurred on 21 August 2013 during the Syrian civil war, when several opposition-controlled…were struck by rockets containing the chemical agent sarin. Hundreds were killed in the attack, which took place over a short span of time in the early morning. Estimates of the death toll range from at least 281 to 1,729 fatalities…Many witnesses reported that none of the victims they saw displayed physical wounds” Ibid. 232 Dapat dilihat pada “The incident may be the deadliest use of chemical weapons since the Iraq-Iran War” Ibid. 233 Dapat dilihat pada “Destruction of Syria’s chemical Weapons” yang dapat diakses pada en.wikipedia.orgwikiDestruction_of_Syria27s_chemical_weapons, diakses pada 11 Maret 2014 pukul 16.23 WIB. Universitas Sumatera Utara menjadi suatu kebiasaan internasional, maka dengan digunakannya senjata kimia di dalam konflik bersenjata di Suriah, Suriah dapat dikatakan telah melanggar hukum internasional. Adapun pelanggaran hukum internasional yang dilakukan tersebut mendapat perhatian negara-negara di dunia. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai senjata kimia yang digunakan oleh Suriah, ada baiknya dilihat terlebih dahulu bahan-bahan kimia apa saja yang telah dirumuskan oleh CWC. Sesuai dengan yang telah disinggung pada bab sebelumnya, CWC memiliki 3 Annexes, yang mana salah satunya adalah Annex on Chemicals. 234 Annex on Chemicals yang terdapat pada CWC terdiri atas 2 bagian, yakni bagian A. Guidelines for Schedules of Chemicals yang merupakan garis pedoman terhadap masing-masing daftar bahan kimia, serta B. Schedules of Chemicals yang merupakan daftar bahan kimia yang terbagi atas 3 daftar, yakni Daftar 1 Schedule 1, Daftar 2 Schedule 2, Daftar 3 Schedule 3. 235 Sesuai dengan yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya bahwa CWC, sesuai dengan namanya, bukanlah suatu konvensi yang mengatur mengenai penggunaan senjata kimia pada saat terjadi konflik bersenjata, melainkan suatu pengaturan mengenai senjata kimia pada umumnya, yang berarti pada masa damai ataupun pada konflik bersenjata. Selain daripada itu, perlu juga dipahami terlebih 234 Dapat dilihat pada bagian Daftar Isi atau “Table of Contents” pada CWC, bahwa pada CWC terdapat 3 Annexes, yakni Annex on Chemicals, Annex on Implementation and Verification Annex yang juga dikenal dengan Verification Annex, serta Annex on the Protection of Confidential Information yang juga dikenal dengan Confidentiality Annex. 235 Dapat dilihat pada bagian “Annex of Chemicals – Contents” yang terdapat pada halaman 47 CWC, bahwa di dalam Annex on Chemicals, terdapat 2 pembagian, yakni A. Guidelines For Schedules of Chemicals, serta B. Schedules of Chemicals. Universitas Sumatera Utara dahulu bahwa Daftar yang akan dilampirkan di dalam penelitian ini adalah daftar dari zat kimia beracun beserta turunannya. Sesuai dengan Pasal 2 subparagraf 1 a, daftar-daftar ini bukanlah merupakan pengertian daripada senjata kimia. 236 Hal tersebut dimungkinkan karena yang menjadi perhatian CWC bukan saja terdapat pada zat kimia tersebut, melainkan juga pada jumlah dan maksud daripada zat kimia tersebut. Adapun daftar zat kimia beracun beserta turunannya yang terdapat pada Annex on Chemicals, diantaranya: Tabel No. 1: Schedule 1 Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention Schedule 1 236 Terjemahan dari “The following Schedules list toxic chemicals and their precursors…Pursuant to Article II, subparagraph 1 a, these Schedules do not constitute a definition of chemical weapons” yang dapat dilihat pada bagian “Schedules of Chemicals” yang terdapat pada CWC, halaman 51. CAS registry number A. Toxic chemicals: 1 O-Alkyl C10, incl. cycloalkyl alkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr-phosphonofluoridates e.g. Sarin: O-Isopropyl methylphosphonofluoridate 107-44-8 Soman: O-Pinacolyl methylphosphonofluoridate 96-64-0 2 O-Alkyl C10, incl. cycloalkyl N,N-dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr phosphoramidocyanidates e.g. Tabun: O-Ethyl N,N-dimethyl phosphoramidocyanidate 77-81-6 3 O-Alkyl H or C10, incl. cycloalkyl S-2-dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr-aminoethyl alkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr phosphonothiolates and corresponding alkylated or protonated salts e.g. VX: O-Ethyl S-2-diisopropylaminoethyl methyl phosphonothiolate 50782-69-9 4 Sulfur mustards: 2-Chloroethylchloromethylsulfide 2625-76-5 Mustard gas: Bis2-chloroethylsulfide 505-60-2 Bis2-chloroethylthiomethane 63869-13-6 Sesquimustard: 1,2-Bis2-chloroethylthioethane 3563-36-8 Universitas Sumatera Utara 1,3-Bis2-chloroethylthio-n-propane 63905-10-2 1,4-Bis2-chloroethylthio-n-butane 142868-93-7 1,5-Bis2-chloroethylthio-n-pentane 142868-94-8 Bis2-chloroethylthiomethylether 63918-90-1 O-Mustard: Bis2-chloroethylthioethylether 63918-89-8 5 Lewisites: Lewisite 1: 2-Chlorovinyldichloroarsine 541-25-3 Lewisite 2: Bis2-chlorovinylchloroarsine 40334-69-8 Lewisite 3: Tris2-chlorovinylarsine 40334-70-1 6 Nitrogen mustards: HN1: Bis2-chloroethylethylamine 538-07-8 HN2: Bis2-chloroethylmethylamine 51-75-2 HN3: Tris2-chloroethylamine 555-77-1 7 Saxitoxin 35523-89-8 8 Ricin 9009-86-3 B. Precursors: 9 Alkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr phosphonyldifluorides e.g. DF: Methylphosphonyldifluoride 676-99-3 10 O-Alkyl H or C10, incl. cycloalkyl O-2-dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr-aminoethyl alkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr phosphonites and corresponding alkylated or protonated salts e.g. QL: O-Ethyl O-2-diisopropylaminoethyl methylphosphonite 57856-11-8 11 Chlorosarin: O-Isopropyl methylphosphonochloridate 1445-76-7 12 Chlorosoman: O-Pinacolyl methylphosphonochloridate 7040-57-5 Sumber : Annex on Chemicals, Chemical Weapons Convention Tabel No. 2: Schedule 2 Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention Schedule 2 A. Toxic chemicals: 1 Amiton: O,O-Diethyl S-[2-diethylaminoethyl] phosphorothiolate 78-53-5 and corresponding alkylated or protonated salts 2 PFIB: 1,1,3,3,3-Pentafluoro-2-trifluoromethyl-1-propene 382-21-8 3 BZ: 3-Quinuclidinyl benzilate 6581-06-2 B. Precursors: 4 Chemicals, except for those listed in Schedule 1, containing a phosphorus atom to which is bonded one methyl, ethyl or propyl normal or iso group but not further carbon atoms, e.g. Methylphosphonyl dichloride 676-97-1 Universitas Sumatera Utara Dimethyl methylphosphonate 756-79-6 Exemption: Fonofos: O-Ethyl S-phenyl ethylphosphonothiolothionate 944-22-9 5 N,N-Dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr phosphoramidic dihalides 6 Dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr N,N-dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr-phosphoramidates 7 Arsenic trichloride 7784-34-1 8 2,2-Diphenyl-2-hydroxyacetic acid 76-93-7 9 Quinuclidin-3-ol 1619-34-7 10 N,N-Dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr aminoethyl-2-chlorides and corresponding protonated salts 11 N,N-Dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr aminoethane-2-ols and corresponding protonated salt Exemptions: N,N-Dimethylaminoethanol 108-01-0 and corresponding protonated salts N,N-Diethylaminoethanol 100-37-8 and corresponding protonated salts 12 N,N-Dialkyl Me, Et, n-Pr or i-Pr aminoethane-2-thiols and corresponding protonated salts 13 Thiodiglycol: Bis2-hydroxyethylsulfide 111-48-8 14 Pinacolyl alcohol: 3,3-Dimethylbutan-2-ol 464-07-3 Sumber : Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention Tabel No. 3: Schedule 3 Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention Schedule 3 A. Toxic chemicals: 1 Phosgene: Carbonyl dichloride 75-44-5 2 Cyanogen chloride 506-77-4 3 Hydrogen cyanide 74-90-8 4 Chloropicrin: Trichloronitromethane 76-06-2 B. Precursors: 5 Phosphorus oxychloride 10025-87-3 6 Phosphorus trichloride 7719-12-2 7 Phosphorus pentachloride 10026-13-8 8 Trimethyl phosphite 121-45-9 9 Triethyl phosphite 122-52-1 10 Dimethyl phosphite 868-85-9 11 Diethyl phosphite 762-04-9 12 Sulfur monochloride 10025-67-9 13 Sulfur dichloride 10545-99-0 14 Thionyl chloride 7719-09-7 15 Ethyldiethanolamine 139-87-7 Universitas Sumatera Utara 16 Methyldiethanolamine 105-59-9 17 Triethanolamine 102-71-6 Sumber : Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention Setelah mengetahui zat kimia yang beracun beserta turunannya, hal berikutnya yang akan menjadi perhatian pada penelitian ini ialah senjata kimia yang digunakan oleh Suriah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PBB pada daerah Ghouta yang terdapat pada kota Damaskus, diketahui bahwa gas Sarin telah digunakan di dalam konflik bersenjata tersebut, seperti yang terlihat pada Hasil Analisis dan Penemuan Faktual Analytical Results and Factual Findings oleh PBB, diantaranya: 237 1. Terhadap surface-to-surface rocket 238 yang mampu membawa beban kimia yang telah terbentur atau meledak, masih ditemukan kandungan sarin; 239 2. Terhadap lingkungan di sekitar wilayah-wilayah yang terbentur roket yang juga merupakan tempat dimana orang-orang yang selamat terinfeksi, diketahui pula lingkungan tersebut terkontaminasi oleh Sarin; 240 237 Dapat dilihat pada “United Nations Mission to Investigate Allegations of the Use of Chemical Weapons in the Syrian Arab Republic: Report on the Investigation of Alleged Use of Chemical Weapons in The Ghouta Area of Damascus” dapat diakses pada https:s3.amazonaws.comunoda-webwp-contentuploads201309Fact_Sheet_SG_CW_Report.pdf, yang diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 10.00 WIB. 238 Yang dimaksud dengan surface-to-surface rocket ialah roket yang dilepaskan dari permukaan Bumi yang ditargetkan pada permukaan lainnya. Terjemahan dari “surface-to-surface is military of or relating to a missile launched from the surface of the earth against surface targets” yang dapat dilihat pada “Surface-to-surface – The Free Dictionary by Farlex” yang dapat diakses pada www.thefreedictionary.comsurface-to-surface, yang diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 10.12 WIB. 239 Terjemahan dari “Impacted and exploded surface-to-surface rockets, capable of carrying a chemical pay load, were found to still contain sarin;” Dapat dilihat pada “United Nations Mission to Investigate Allegations of the Use of Chemical Weapons in the Syrian Arab Republic: Report on the Investigation of Alleged Use of Chemical Weapons in The Ghouta Area of Damascus” Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara 3. Sejumlah orang-orang yang selamat dengan jelas didiagnosis dimabukkan oleh senyawa organofosfat 241 dan dengan jelas menunjukkan gejalanya; 242 4. Terhadap sampel darah dari orang-orang yang selamat yang sama dengan yang tersebut di atas, ditemukan bahwa hampir seluruh sampel darah tersebut positif mengandung sarin dan tanda-tanda adanya sarin. 243 Mengenai penggunaan senjata kimia yang dalam hal ini berupa gas Sarin lebih jelas terlihat pada kesimpulan yang terdapat pada laporan tersebut, yakni dinyatakan bahwa berdasarkan bukti yang ditemukan selama investigasi dari insiden Ghouta tersebut, kesimpulan dari Regu Misi PBB UN Mission adalah bahwa pada tanggal 21 Agustus 2013, senjata kimia dengan jumlah yang relatif besar telah digunakan oleh pihak-pihak konflik bersenjata di dalam konflik bersenjata yang sedang berlangsung di wilayah Suriah. Sampel-sampel yang diambil oleh Regu Misi 240 Terjemahan dari “Close to the rocket impact sites, where survivors were affected, the environment was found to be contaminated by sarin;” Ibid. 241 Senyawa organofosfat Organophosphorus compund merupakan senyawa yang sangat efektif untuk dijadikan obat serangga, walaupun beberapa diantaranya adalah mematikan terhadap manusia walaupun dalam skala yang sangat kecil sekalipun, dan termasuk di dalamnya beberapa dari zat kimia yang paling beracun yang pernah diciptakan manusia. Terjemahan dari “These compounds are highly effective insecticides, though some are also lethal to humans at minuscule doses nerve gas and include some of the most toxic substances ever created by man.” Dapat dilihat pada “Organophosphorus compund” en.wikipedia.orgwikiOrganophosphorus_compund, diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 10.40 WIB. 242 Terjemahan dari “A number of survivors clearly diagnosed for intoxication by an organophosphorous compound and clearly presented symptoms of exposure;” Dapat dilihat pada “United Nations Mission to Investigate Allegations of the Use of Chemical Weapons in the Syrian Arab Republic: Report on the Investigation of Alleged Use of Chemical Weapons in The Ghouta Area of Damascus” Loc. Cit. 243 Terjemahan dari “Almost all of the blood samples from the above same survivors were found positive for sarin and sarin signatures.” Ibid. Universitas Sumatera Utara memberikan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa roket berisi sarin telah digunakan di dalam area Ghouta di kota Damaskus. 244 Sarin pertama sekali dikembangkan pada tahun 1938 di Jerman sebagai pestisida. Sarin adalah cairan tidak tetap yang tidak berwarna. Dalam bentuk gas, Sarin sedikit lebih berat dibandingkan dengan udara, sehingga Sarin mengambang dekat dengan permukaan tanah. Namun, Sarin degradasi dengan cepat di bawah kondisi cuaca yang basah dan lembab. Tetapi, seiring dengan kenaikan suhu udara Sesuai dengan konklusi yang ada tersebut, bahwa senjata kimia yang digunakan di dalam konflik bersenjata di Suriah ialah Sarin. Adapun Sarin di dalam daftar zat kimia beracun yang terdapat pada Annex on Chemicals CWC terdapat pada Daftar 1 kategori Zat Kimia Beracun nomor 1, sehingga penggunaan sarin di dalam konflik bersenjata adalah dilarang oleh CWC yang merupakan salah satu perangkat hukum internasional. Pelarangan Sarin untuk digunakan di dalam konflik bersenjata tentu didasarkan atas alasan-alasan tertentu. Adapun di dalam penelitian ini, akan dilakukan sedikit penjabaran khusus mengenai Sarin yakni zat kimia yang digunakan di dalam konflik bersenjata di Suriah. Penjabaran ini secara tidak langsung akan memberikan jawaban atas alasan dilarangnya penggunaan Sarin, khususnya di dalam konflik bersenjata. 244 Terjemahan dari “UN MISSION’S CONCLUSIONS: On the basis of the evidence obtained during the investigation of the Ghouta incident, the conclusion of the UN Mission is that, on 21 August 2013, chemical weapons have been used in the ongoing conflict between the parties in the Syrian Arab Republic on a relatively large scale. In particular, the environmental, chemical and medical samples collected by the Mission provide clear and convincing evidence that surface-to-surface rockets containing the nerve agent sarin were used in the Ghouta area of Damascus.” Ibid. Universitas Sumatera Utara hingga pada titik tertentu, durasi mematikan Sarin bertambah tanpa memperhatikan kelembaban di sekitarnya. 245 Selain tidak berwarna, Sarin pun tidak berbau, dan digunakan sebagai senjata kimia karena potensi ekstrim yang dimilikinya sebagai suatu agen saraf nerve agent 246 . Sarin telah diklasifikasikan sebagai suatu senjata pemusnah massal di dalam Resolusi PBB 687. Produksi dan penimbunan sarin telah dilarang oleh CWC 1993, dan diklasifikasikan dalam Substansi dalam Daftar 1. 247 Sarin berbahaya walaupun pada tingkat konsentrasi yang sangat rendah, dengan kematian yang dapat terjadi dalam jangka waktu 1 satu hingga 10 sepuluh menit sejak penghirupan gas ini secara langsung. Kematian dapat terjadi terhadap orang tersebut dikarenakan kekurangan nafas akibat kelumpuhan otot paru-paru. Kematian tersebut dapat dicegah dengan memberikan obat penawar terhadap orang tersebut segera setelah orang tersebut menghirup gas sarin secara langsung. Adapun terhadap orang yang menyerap sarin dalam dosis yang tidak mematikan, namun tidak 245 Terjemahan dari “Sarin was developed in 1938 in Germany as a pesticide…Sarin is a colorless non-persistent liquid. The vapor is slightly heavier than air, so it hovers close to the ground. Under wet and humid weather conditions, Sarin degrades swiftly, but as the temperature rises up to a certain point, Sarin’s lethal duration increases, despite the humidity.” Dapat dilihat pada “Chemical Warfare Weapons Fact Sheets” yang diakses pada usmilitary.about.comlibrarymilinfoblchemical- 4.htm diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 11.36 WIB. 246 Nerve agents nerve gas adalah gas beracun yang terhirup atau teresap ke dalam tubuh melalui kulit dan memiliki efek berbahaya terhadap sistem saraf dan pernafasan. Terjemahan dari “Nerve agent nerve gas: a toxic gas that is inhaled or absorbed through the skin and has harmful effects on the nervous and respiratory system.” Dapat dilihat pada “Nerve agent” yang dapat diakses pada http:wordnetweb.princeton.eduperlwebw?s=nerve agent, diakses pada tangga 9 Maret 2014 pukul 16.00 WIB. 247 Terjemahan dari “It is a colorless, odorless liquid, used as a chemical weapon owing too its expreme potency as a nerve agent. It has been classified as a weapon of mass destruction in UN Resolution 687. Production and stockpiling of sarin was outlawed by the Chemical Weapons Convention of 1993, and it is classified as a Schedule 1 substance.” Dapat dilihat pada “Sarin” yang diakses pada en.wikipedia.orgwikiSarin pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 15.37 WIB. Universitas Sumatera Utara diberi pertolongan segera, maka orang tersebut dapat menderita kerusakan saraf permanen. 248 Berdasarkan penjabaran tersebut, dapatlah dipahami alasan Sarin dilarang penggunaannya di dalam konflik bersenjata. Bukan saja dikarenakan Sarin tidak berwarna dan tidak berbau, ataupun dikarenakan Sarin dapat digunakan dalam bentuk cairan maupun gas, melainkan juga karena dampak yang diakibatkan oleh Sarin apabila terserap oleh manusia. Seperti yang telah dinyatakan di atas bahwa Sarin dapat membunuh manusia dalam hitungan 1 hingga 10 menit sejak dihirup secara langsung. Selain daripada itu, walaupun dalam dosis yang tidak mematikan, namun apabila orang tersebut tidak segera ditangani, maka akan menderita kerusakan saraf permanen. Oleh karena itu pula, penggunaan Sarin di dalam konflik bersenjata di Suriah dianggap telah mengancam perdamaian dan keamanan internasional dan mendapat perhatian berbagai negara. Hal tersebut tampak dari hasil pemungutan suara yang terjadi di dalam Dewan Keamanan PBB dimana semua negara Dewan Keamanan PBB saat itu menyetujui bahwa senjata kimia yang dimiliki oleh Suriah perlu dimusnahkan. 249 248 Terjemahan dari “Sarin can be lethal even at very low concentrations, with death following in 1 to 10 minutes after direct inhalation due to suffocation from lung muscles paralysis, unless some antidotes, typically atropine or biperiden and pralidoxime, are quickly administered to a person. People who absorb a non-lethal dose, but do nit receive immediate medical treatment, may suffer permanent neurological damage.” Ibid. 249 Terlihat pada “On Friday, September 27, the Executive Council of the OPCW adopted a decision, Destruction of Syrian Chemical Weapons, a detailed implementation plan based on the U.S.Russian agreement. Later on September 27, the UN Security Council unanimously passed United Nations Security Council Resolution 2118, incorporating the OPCW plan and making it binding on Syria.” Tercantum pada “Destruction of Syria’s Chemical Weapons ” yang dapat diakses pada en.wikipedia.orgwikiDestruction_of_Syria27s_chemical_weapons, diakses pada tanggal 11 Maret 2014 pukul 16.02 WIB. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dapat terlihat pada “The United Nations Universitas Sumatera Utara

C. Penggunaan Senjata Kimia oleh Suriah dalam Perspektif Hukum Internasional