74 Kegiatan yang dilakukan di Posyandu adalah program kesehatan dasar
yaitu Keluarga Berencana KB, Kesehatan Ibu dan Anak KIA, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Kegiatan pelayanan gizi mendapatkan bagian
dari program perbaikan gizi di Posyandu. Pelayanan gizi bertujuan untuk menurunkan angka kurang kalori protein KKP, kebutuhan karena kekurangan
vitamin A, meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian makanan yang mempunyai nilai gizi yang baik.
3. Hipotesis ketiga : Terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang gizi dan
partisipasi ibu ke Posyandu secara bersama dengan pemberian makanan bergizi kepada anak balita
Hasil analisis korelasional antar variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang gizi dan partisipasi ibu ke Posyandu mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan pemberian konsumsi makanan kepada anak balita sesuai dengan status gizinya. Hal ini bisa diartikan bahwa semakin
bertambah pengetahuan ibu tentang gizi dan semakin meningkat partisipasi ibu ke Posyandu maka akan diikuti dengan pemberian konsumsi makanan bergizi kepada
anak balita sesuai dengan status gizinya. Demikian pula menurunnya tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan partisipasi ibu ke Posyandu diikuti dengan
menurunnya pemberian konsumsi makanan bagi anak balita sesuai dengan status gizinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang gizi dan partisipasi ibu ke Posyandu mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan
pemberian konsumsi makanan bergizi kepada anak balita sesuai dengan status gizinya dengan koefisien detenninasi sebesar 0,5359. Hubungan itu tergambar
75 dalam persamaan regresi linier ganda
Yˆ
= 22,1778 + 1,3672 X
1
+ 4,4227X
2
. Dengan demikian bisa diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang
gizi dan semakin rajin ibu berpartisipasi ke Posyandu maka anak semakin baik dalam pemberian konsumsi makanan kepada anak balita sesuai dengan status
gizinya. Demikian pula sebaliknya semakin rendah pengetahuan tentang gizi dan semakin malas ibu berpartisipasi ke Posyandu maka akan semakin kurang baik
dalam pemberian konsumsi makanan kepada anak balita sesuai status gizinya. Hasil pengujian keberartian koefisien regresi ganda dari tiap koefisiennya
menunjukkan keduanya sangat berarti. Dengan demikian peran kedua koefisien korelasi parsial menunjukkan bahwa sumbangan pengetahuan tentang gizi sebesar
66,14 dan partisipasi ibu ke Posyandu sebesar 33,86 terhadap pemberian konsumsi makanan bergizi kepada anak balita sesuai dengan status gizinya. Dari
kedua variabel tersebut temyata memberikan hasil sumbangan yang tidak jauh berbeda hanya selisih 32,28 persen lebih tinggi untuk variabel pengetahuan tentang
gizi. Hal ini menunjukkan bahwa peran faktor pengetahuan tentang gizi dan
partisipasi ibu ke Posyandu sangat penting sebagai penentu dalam pemberian konsumsi makanan bergizi kepada balita sesuai dengan status gizinya.
Dari pembahasan hasil penelitian ini terlihat bahwa seorang ibu akan memberikan konsumsi makanan bagi anak balita sesuai dengan status gizinya akan
terpenuhi bila ibu tersebut mempunyai pengetahuan tentang gizi dan berpartisipasi secara aktif ke Posyandu, sebab di Posyandu ini akan selalu mendapat penyuluhan
atau informasi mengenai status gizi yang baik.
76
77
78
E. Keterbatasan Penelitian