Teknik Sampling Desain Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

commit to user 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorium.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikologi Universitas Sebelas Maret.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah suspensi Candida albicans yang telah disetarakan dengan standar 0,5 Mc Farland dari biakan murni koloni jamur tersebut dalam media Sabboraud Dextrose Agar. Biakan diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta.

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. 22 commit to user 23

E. Desain Penelitian

Gambar 2. Diagram Rancangan Penelitian Suspensi Candida albicans yang telah disetarakan dengan standar 0,5 Mc Farland. Diinokulasikan pada medium SDA dalam cawan petri Pada 3 cawan petri diameter 10 cm, masing-masing dibuat sejumlah sumuran berdiameter 6 mm Pada sumuran A diisi etanol 70 0,05 ml sebagai kontrol - dan sumuran B diisi larutan flukonazol 25 µg 0,05 ml sebagai kontrol + Observasi diameter zona bening di sekitar sumuran Diperam pada suhu 37 o C selama 24 jam Cawan III diisi kombinasi larutan minyak atsiri kayu manis dan rimpang lengkuas dengan konsentrasi 1, 4, 8, 12 dan 16 untuk setiap sumuran pada setiap cawan masing-masing 0,05 ml Cawan I diisi larutan minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi 1, 4, 8, 12 dan 16 untuk setiap sumuran pada setiap cawan masing-masing 0,05 ml Cawan II diisi larutan minyak atsiri rimpang lengkuas dengan konsentrasi 1, 4, 8, 12 dan 16 untuk setiap sumuran pada setiap cawan masing-masing 0,05 ml Pada cawan petri diameter 5 cm, dibuat 2 buah sumuran berdiameter 6 mm Uji statistik dengan uji one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD antarkelompok perlakuan. Percobaan diulangi sebanyak empat kali commit to user 24

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : a. Minyak atsiri kulit batang kayu manis b. Minyak atsiri rimpang lengkuas c. Minyak atsiri kombinasi 2. Variabel Terikat : Efek antifungi. 3. Variabel Pengganggu Terkendali : a. Jumlah sampel Candida albicans b. Ukuran sampel Candida albicans c. Kuman kontaminan d. Suhu pengeraman 4. Variabel Pengganggu Tak Terkendali Kecepatan pertumbuhan dan laju metabolisme Candida albicans.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas a. Minyak Atsiri Kayu Manis Minyak atsiri diperoleh dari LPPT-UGM. Bahan baku berupa kulit batang kayu manis yang didapatkan dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Minyak atsiri didapatkan melalui proses hidrodistilasi dari bahan baku tersebut sehingga didapatkan minyak atsiri kulit batang kayu manis dengan konsentrasi 100. Lalu minyak atsiri diencerkan commit to user 25 dengan etanol 70 supaya didapatkan minyak atsiri dengan konsentrasi sebesar 1, 4, 8, 12 dan 16. b. Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Minyak atsiri diperoleh dari LPPT-UGM. Bahan baku berupa rimpang lengkuas yang diperoleh diambil pada siang hari di Desa Margoagung, Seyegan, Sleman. Minyak atsiri didapatkan melalui proses hidrodistilasi dari bahan baku tersebut sehingga didapatkan minyak atsiri rimpang lengkuas dengan konsentrasi 100. Lalu minyak atsiri diencerkan dengan etanol 70 supaya didapatkan minyak atsiri dengan konsentrasi sebesar 1, 4, 8, 12 dan 16. c. Minyak Atsiri Kombinasi Merupakan campuran dari kedua jenis minyak atsiri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah didapatkan minyak atsiri dari kulit batang kayu manis dan rimpang lengkuas dengan konsentrasi masing- masing 100, kedua minyak atsiri tersebut lalu dicampur dan diaduk hingga menyatu dengan perbandingan 1:1 sehingga didapatkan campuran minyak atsiri dengan konsentrasi 100. Campuran minyak atsiri tersebut diencerkan dengan etanol 70 supaya didapatkan campuran minyak atsiri dengan konsentrasi sebesar 1, 4, 8, 12 dan 16. commit to user 26 2. Variabel Terikat Zona hambatan pada SDA menunjukkan bahwa bahan yang diuji memiliki efek antifungi. Zona hambatan tampak sebagai daerah berupa halo jernih di sekitar lubang sumuran. Diameter zona hambatan diukur dengan skala mm, pengukuran mengikutsertakan lubang sumuran dengan diameter 6 mm. Waktu pengukuran adalah 24 jam setelah penanaman jamur Candida albicans pada media saborraud dextrose agar pada suhu 37 o C. 3. Variabel Pengganggu Terkendali a. Jumlah Koloni Candida albicans Penanaman Candida albicans distandarkan dengan standar 0,5 McFarland. b. Umur Sampel Candida albicans Umur sampel Candida albicans disetarakan dengan pengambilan sampel pada sub kultur jamur berusia 2 hari. c. Kuman Kontaminan Pertumbuhan mikroorganisme kontaminan dicegah dengan pemberian kloramfenikol ke dalam media saborraud dextrose agar. d. Suhu Pengeraman Suhu waktu pengeraman dikendalikan dengan cara menumbuhkan isolat jamur pada suhu 37 o C di dalam inkubator. commit to user 27 4. Variabel Pengganggu Tak Terkendali Kecepatan Pertumbuhan Candida albicans dipengaruhi oleh struktur genetik sel jamur yang sulit untuk dikendalikan.

H. Alat dan Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Efek Antifungal Dan pH Kombinasi Minyak Atsiri Kayu Manis Dengan Kalsium Hidroksida Terhadap Candida albicans

2 71 78

EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI KAKAO (Theobroma cacao) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

0 3 17

PERBEDAAN EFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH HIJAU, MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH MERAH DAN RESIK V SABUN SIRIH TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 7 55

UJI DAYA ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 2 5

UJI DAYA ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BAWANG MERAH Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 4 18

EFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU MANGGA (Curcuma mangga val.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans IN VITRO.

3 3 12

Efek Antifungi Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

2 11 4

POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA in Vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 54

Efek antifungi decocta rimpang jahe merah (zingiber officinale) terhadap pertumbuhan candida albicans secara in vitro

1 1 44