commit to user 16
4. Candida albicans
a. Taksonomi Kingdom
: Fungi Divisi
: Eumycophyta Kelas
: Deuteromycetes Ordo
: Melaneoniales Famili
: Moniliaceae Genus
: Candida Spesies
: Candida albicans Ariani, Susanti, Susilowati, 2004
b. Morfologi dan Identifikasi Dalam biakan atau jaringan, spesies candida tumbuh sebagai
sel-sel ragi bertunas dan oval berukuran 3-6 µm. Mereka juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi gagal
melepaskan diri, menghasilkan rantai sel-sel yang memanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi di antara sel-sel Brooks, Butel
Morse, 2001. Candida albicans bersifat dimorfik; selain ragi-ragi dan
pseudohifa, Candida albicans juga bisa menghasilkan hifa sejati. Dalam media agar atau dalam 24 jam pada suhu 37
o
C atau pada suhu ruangan, spesies candida menghasilkan koloni halus, berwarna krem
commit to user 17
dengan aroma ragi. Pseudohifa jelas sebagai pertumbuhan yang terbenam di bawah permukaan agar Brooks, Butel Morse, 2001.
Pemeriksaan isolasi dan identifikasi jamur dilakukan melalui perbenihan jamur pada SDA yang dieramkan pada suhu kamar selama
24 jam, dari hasil perbenihan ini didapat koloni berwarna putih sampai krem, permukaan bulat agak cembung dengan bau khas ragi Mulyati et
al., 2002. Uji germ tube yang dipakai untuk identifikasi Candida albicans
adalah dengan menggunakan bahan yang mengandung faktor protein, seperti putih telur, serum dan plasma. Bahan tersebut kemudian
diinokulasikan dengan isolat Candida albicans yang berumur 48-72 jam. Jika dalam 2-3 jam pada suhu 37
o
C ditemukan sel yang berkecambah seperti raket, maka isolat tersebut merupakan Candida
albicans Mulyati et al., 2002.
c. Habitat Di alam bebas, jamur ini dapat ditemukan di tanah, buah-
buahan, kotoran binatang dan air Gandahusada, Illahude, Pribadi, 1998. Jamur ini ditemukan lebih banyak pada daerah tropis dengan
kelembapan udara yang tinggi dan saat musim hujan. Dapat menyerang segala umur, baik laki-laki maupun perempuan Siregar, 2005.
commit to user 18
d. Kandidiasis Kandidiasis merupakan penyakit jamur yang mengenai kulit,
kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam dan disebabkan oleh banyak spesies Candida, terutama Candida albicans Gandahusada, Illahude,
Pribadi, 1998. Kandidiasis dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu kandidiasis mukokutan dan kandidiasis sistemik.
Kulit. Jamur ini sering ditemukan sebagai kelainan di sela jari
kaki atau tangan dan dikenal sebagai “kutu air” atau “rangen”. Gejala yang ditimbulkan adalah rasa gatal dan timbul rasa sakit bila terjadi
maserasi atau infeksi sekunder oleh kuman. Daerah lain yang sering terkena adalah daerah inguinal, pada daerah yang tertutup popok pada
bayi, ketiak dan sekitar dubur pada anak Gandahusada, Illahude, Pribadi, 1998.
Kuku. Jamur Candida dapat tertimbun pada kuku sebagai
akibat garukan pada kulit yang terinfeksi jamur atau tercemar sewaktu membersihkan diri setelah defekasi. Keadaan ini sering tidak
memberikan gejala kecuali bila terjadi paronikia yang menimbulkan rasa sakit. Kuku yang terkena kadang-kadang berubah warna, seperti
susu atau warna lain dan rapuh. Kadang-kadang permukaan kuku menimbul dan tidak rata Brooks, Butel Morse, 2001.
Selaput Lendir. Candida sering ditemukan pada bayi sebagai
bercak putih seperti susu di bibir, lidah atau selaput lendir mulut. Keadaan ini juga ditemukan pada orang dewasa dengan faktor
commit to user 19
predisposisi. Kejadian ini sering disertai kandidasis intestinal dengan gejala perut sering kembung dengan atau tanpa disertai diare Brooks,
Butel Morse, 2001. Pada wanita, Candida sering menimbulkan vaginitis dengan
gejala utama fluor albus yang sering disertai rasa gatal. Pada selaput lendir traktus respiratorius, Candida dapat menimbulkan kelainan
setempat yang memberi gejala batuk atau dapat mengadakan infiltrasi ke dalam parenkim paru dan memberi gejala seperti tumor paru atau
mirip penyakit infeksi lain. Candida dapat menyebar secara hematogen menuju jantung atau ginjal. Infeksi vesica urinaria oleh Candida juga
ditemukan, terutama pada wanita dan penderita yang menggunakan kateter. Gejala yang ditimbulkan berupa rasa sakit di daerah vesica
urinaria, rasa sakit dan panas waktu BAK dan urin keruh. Keadaan ini dapat disertai peningkatan suhu badan Gandahusada, Illahude, Pribadi,
1998. Kandidemia bisa disebabkan oleh kateter menetap, pembedahan,
penyalahgunaan obat-obatan intravena, aspirasi, atau kerusakan pada kulit atau saluran pencernaan Brooks, Butel Morse, 2001.
Penatalaksanaan untuk kandidiasis mukokutan, diobati dengan pemberian nystatin topikal, gentian violet, Ketoconazol atau
Fluconazol. Kandidiasis sistemik diobati dengan Amphotericin B, kadang-kadang dibarengi dengan Flucytosine oral. Penyembuhan lesi
kulit dipercepat
dengan menyingkirkan
faktor-faktor yang
commit to user 20
mempengaruhi seperti kelembaban yang berlebihan, dan obat-obat antibakteri Brooks, Butel Morse, 2001.
B. Kerangka Pemikiran