Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

commit to user 35 g. Ke dalam 5 sumuran pada cawan petri III, masing-masing diisi 0,05 ml campuran larutan minyak atsiri kulit batang kayu manis dan rimpang lengkuas konsentrasi 1, 4, 8, 12 dan 16. h. Seluruh cawan petri lalu disimpan di dalam inkubator pada suhu 37 o C selama 24 jam. i. Pengukuran diameter zona hambatan dalam satuan mm dengan menggunakan penggaris dengan ketelitian hingga 1 mm, termasuk diameter lubang sumuran Pepeljnjak et al., 2005.

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna antara diameter daya hambat efek antifungi dari minyak atsiri kulit batang kayu manis, rimpang lengkuas dan kombinasinya. Jika terdapat perbedaan yang bermakna, akan dilanjutkan dengan tes LSD, yaitu post hoc test untuk melihat perbedaan di antara dua kelompok. Hasil uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk lampiran 1 menunjukkan bahwa rerata dari beberapa kelompok memiliki nilai p0,05. Setelah dilakukan proses transformasi data, rerata dari beberapa kelompok tetap memiliki nilai p0,05 sehingga syarat mutlak untuk uji one way ANOVA tetap tidak terpenuhi. Karena syarat untuk uji parametrik tidak tercapai, maka digunakan uji non-parametrik homolognya, yaitu uji Kruskal- Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney Dahlan, 2009. Semua uji commit to user 36 statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows 17.0. dengan tingkat signifikansi, p=0,05. commit to user 37

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan antara bulan Juni hingga Agustus 2010. Diameter zona hambat diukur setelah dilakukan pengeraman kultur dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37 o C. Hasil penelitian mengenai efek antifungi minyak atsiri kulit batang kayu manis Cinnamomum burmannii, rimpang lengkuas Alpinia galanga dan kombinasinya terhadap pertumbuhan Candida albicans, digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans pada . Cawan Kontrol Pembeda Diameter mm i ii iii iv Mean Kontrol - - - - - - Kontrol + 20 18 16 17 17,75 Sumber : Data Primer, 2010 Tabel 2. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans oleh . Minyak Atsiri Cinnamomum burmannii No. Konsentrasi Diameter mm Mean Ket. i ii iii iv 1 1 11 16 14 9 12,5 KM1 2 4 17 18 18 18 17,75 KM2 3 8 22 19 16 21 19,5 KM3 4 12 23 20 19 23 21,25 KM4 5 16 30 28 25 33 29 KM5 Sumber : Data Primer, 2010 37 commit to user 38 Tabel 3. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans oleh . Minyak Atsiri Alpinia galanga No. Konsentrasi Diameter mm Mean Ket. i ii iii iv 1 1 7 6 7 7 6,75 L1 2 4 8 7 8 7 7,5 L2 3 8 9 8 9 10 9 L3 4 12 10 10 11 11 10,5 L4 5 16 12 16 16 12 14 L5 Sumber : Data Primer, 2010 Tabel 4. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans oleh . Minyak Atsiri Kombinasi No. Konsentrasi Diameter mm Mean Ket. i ii iii iv 1 1 3 3 2 2 2,5 C1 2 4 8 7 6 6 6,75 C2 3 8 20 8 11 12 12,75 C3 4 12 22 11 13 13 14,75 C4 5 16 23 13 18 16 17,5 C5 Sumber : Data Primer, 2010 Perbedaan rerata hasil pengukuran diameter zona hambat yang tertera pada tabel 1, 2 dan 3 digambarkan dalam grafik berikut: commit to user 39 Sumber : Data Primer, 2010 Gambar 3. Rerata Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans oleh Berbagai Minyak Atsiri Grafik pada gambar 3 menunjukkan bahwa diameter zona hambat pertumbuhan Candida albicans yang paling tinggi terdapat pada cawan petri yang diberi minyak atsiri Cinnamomum burmannii caulis garis KM, ini terjadi pada setiap jenis konsentrasi. Rerata diameter zona hambat pada cawan petri yang diberi minyak atsiri lengkuas garis L pada awalnya lebih tinggi daripada rerata diameter zona hambat pada cawan petri yang diberi minyak atsiri kombinasi garis C. Tetapi pada konsentrasi 8 dapat dilihat bahwa minyak atsiri kombinasi memiliki daya hambat yang lebih tinggi daripada daya hambat minyak atsiri lengkuas. Lalu pada konsentrasi 16 tampak garis L kembali mendekati garis C. Tampak garis KM berada jauh di atas garis L dan garis C. 5 10 15 20 25 30 35 1 4 8 12 16 Dia m eter Z o n a Ha m b at m m Konsentrasi Minyak Atsiri KM L C commit to user 40

B. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efek Antifungal Dan pH Kombinasi Minyak Atsiri Kayu Manis Dengan Kalsium Hidroksida Terhadap Candida albicans

2 71 78

EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI KAKAO (Theobroma cacao) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

0 3 17

PERBEDAAN EFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH HIJAU, MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH MERAH DAN RESIK V SABUN SIRIH TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 7 55

UJI DAYA ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 2 5

UJI DAYA ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BAWANG MERAH Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 4 18

EFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU MANGGA (Curcuma mangga val.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans IN VITRO.

3 3 12

Efek Antifungi Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

2 11 4

POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA in Vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 54

Efek antifungi decocta rimpang jahe merah (zingiber officinale) terhadap pertumbuhan candida albicans secara in vitro

1 1 44