Analisis Hasil Sintesis Dengan GC-MS

Keterangan a. Eugenol hasil isolasi b. Produk reaksi setelah 30 menit c. Produk reaksi setelah 2 jam Gambar 4.8 Kromatogram Analisis KLT Produk Reaksi Produk reaksi yang telah diperoleh dipisahkan dari eugenol dengan penambahan berturut- turut dengan NaOH 10, air suling, asam sulfat encer dan air suling kembali. Produk hasil pemurnian tersebut dianalisis kembali melalui kromatografi lapis tipis dengan menggunakan berbagai pelarut sebagai pengembang yang memberikan harga Rf berturut-turut yakni 0.85 aseton, 0.80 etanol, 0.20 n-heksana dan 0.69 kloroform hanya menunjukkan satu noda. Dari 7.7 ml eugenol 8.2 gram yang digunakan, menghasilkan metil eugenol sebanyak 6.4 ml 6.65 gram atau sekitar 74.78 . Hasil analisis spektrofotometri inframerah FT-IR dari metil eugenol hasil sintesis menunjukkan hilangnya vibrasi gugus –OH pada bilangan gelombang 3512,84 cm -1 , kemudian didukung oleh puncak serapan pada daerah bilangan gelombang ʋ 3077,94 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur C-H aromatik, ʋ=3000-2850 cm -1 menunjukkan vibrasi ulur C- H alkil, ʋ=1641,83 cm -1 vibrasi ulur C=C olefin, ʋ=1261,32 cm -1 merupakan vibrasi ulur asimetrik C-O- C eter, ʋ=1030,32 cm -1 menunjukkan vibrasi ulur simetrik dari C-O-C untuk aril alkil eter dan ʋ=955,78 cm -1 adalah vibrasi stretching C-H dari olefin Gambar 4.2. Indikasi keberhasilan lainnya yaitu ditandai dengan adanya lalat-lalat buah yang berdatangan di sekitar hasil reaksi karena metil eugenol memiliki aroma khas sebagai atraktan dalam menarik lalat buah.

4.2.4 Analisis Hasil Sintesis Dengan GC-MS

1. Berdasarkan hasil analisis GC-MS, metil eugenol yang diperoleh adalah 97.70 Spektrum massa dari metil eugenol metil eugenil eter memberikan puncak ion molekul M + dengan harga me adalah 178 yang merupakan massa molekul metil eugenol diikuti puncak a b c Universitas Sumatera Utara fragmentasi pada me 163 M-CH 3 + , 147 M-OCH 3 + , 135 163-CO + , 115 147-HOCH 3 + , 103135-HOCH 3 + , 77115-C 3 H 2 + atau 103-C 2 H 2 + dan 51 77-C 2 H 2 + . Pola fragmentasi dari senyawa metil eugenol tersebut secara hipotesis Gambar 4.9. O OCH 3 CH 2 CH 3 CH CH 2 e -OCH 3 O CH 3 HC H CH CH 2 H OCH 3 CH C H CH H me=77 me=178 me=147 me=115 O OCH 3 CH 2 CH 3 CH CH 2 -2e -C 2 H 2 me=51 OCH 3 CH 2 CH CH 2 O me= 163 CH 2 CH CH 2 OCH 3 me= 135 -CO C H CH CH 2 me= 103 -CH 3 OH -C 2 H 2 metil eugenol -C 3 H 2 CH 3 Gambar 4.9 Pola Fragmentasi Metil Eugenol 2. Berdasarkan hasil analisis GC-MS, masih terdapat senyawa eugenol sebesar 2.30. Spektrum massa dari eugenol memberikan puncak ion molekul M + dengan harga me adalah 164 yang merupakan massa molekul eugenol yang diikuti puncak fragmentasi pada me 149 M-CH 3 + , 131 149-H 2 O + , 103 131-CO + , 77103- C 2 H 2 + . Universitas Sumatera Utara Pola fragmentasi dari senyawa eugenol tersebut secara hipotesis Gambar 4.10. CH 3 OH OCH 3 CH 2 -CH=CH 2 Eugenol OH OCH 3 CH 2 -CH=CH 2 e -2e me=164 O CH H CH CH 2 H -H 2 O O CH CH C H H C O CH CH H -C 2 H 2 me=149 me=131 me=103 me=77 O Gambar 4.10 Pola Fragmentasi Eugenol Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : 1. Eugenol dapat diisolasi dari minyak cengkeh melalui reaksi penggaraman menggunakan NaOH dilanjutkan ekstraksi dengan menggunakan n-heksana dan diikuti hidrolisis menggunakan H 2 SO 4 25, dimana dari sebanyak 100 ml minyak cengkeh yang digunakan diperoleh eugenol berwarna kuning muda rata-rata 54 ml 54 vv. 2. Metil eugenol dapat disintesis melalui eterifikasi eugenol dengan metil nitrat dengan bantuan pereaksi K 2 CO 3 dalam pelarut aseton pada kondisi refluks, dimana dari sebanyak 7.7 ml 8.2 gram eugenol yang digunakan diperoleh 6.656 gram 74.78 metil eugenol.

5.2. Saran

1. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan pengujian aktivitas metil eugenol selain sebagai bahan atraktan, antibakteri maupun antioksidan. 2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya, sebelum melakukan pembuatan metil eugenol secara industri dapat melakukan studi kelayakan untuk membandingkan pereaksi metil nitrat, metil iodida maupun dimetil sulfat untuk pembentukan metil eugenol. Universitas Sumatera Utara