7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
2.1.2 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Stoner dalam R. Tani Handoko 2003:8.
1. Pentingnya Manajemen
Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen menurut Tani Handoko 2003:8 yaitu:
1. Untuk mencapai tujuan.Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi dan pribadi. 2.
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan– tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan
antara tujuan tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak pihak yang berkepentingan dalam organisasi,
seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan dan lain-lain. 3.
Untuk mencapai efesiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum
adalah efesiensi dan efektifitas.
Universitas Sumatera Utara
8
2.2 Risiko 2.2.1 Pengertian Risiko
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang
merugikan.Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali.Selama
mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert diterjemahkan Irham Fahmi 2013:2 risiko
adalahketidakpastian tentang kejadian di masa depan uncertainty about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae k. Shim mendefinisikan risiko pada tiga
hal yaitu: 1.
Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh
pengambil keputusan, 2.
Variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variabel keuangan lainnya, dan 3.
Kemungkinan masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian
politik, dan masalah industri. Menurut Joel G. Siegel dan Jae k. Shim diterjemahkan Irham Fahmi 2013:2
menjelaskan pengertian dari analisis risiko adalah “proses pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi”.
2.2.2 Tipe Risiko
Universitas Sumatera Utara
9
Bagi pelaku sektor bisnis dan pihak perbankan khusunya perlu mengamati dan memahami tipe-tipe risiko dengan seksama, karena menyangkut dengan
penyaluran kredit yang diberikan kepada para debiturnya dan risiko yang akan ditanggung oleh para debitur tersebut. Dari sudut pandang akademisi ada banyak
jenis risiko namun secara umum risiko itu hanya dikenal dalam 2 dua tipe saja, yaitu risiko murni pure risk dan risiko spekulatif speculative risk. Adapun
kedua bentuk tipe risiko menurut Irham Fahmi 2013 : 5yaitu:
1. Risiko murni pure risk
Risiko murni dapat dikelompokan pada 3 tiga tipe risiko yaitu, a.
Risiko Asset Fisik Merupakan risiko yang berkibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu
perusahaanorganisasi. b.
Risiko Karyawan Merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di
perusahaanorganisasi tersebut. c.
Risiko Legal Merupakan risko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak
tidak berjalan sesuai dengan rencana.
2. Risiko Spekulatif Spekulative risk
Risiko Spekulatif ini dapat dikategorikan kepada 4 empat risiko yaitu: a.
Risiko Pasar Merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar.Contoh:
harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Risiko Kredit
Merupakan risiko yang terjadi karena mitra pengimbang counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Contoh: timbulnya
kredit macet, presentase piutang meningkat. c.
Risiko Likuiditas Merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
kas.Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat waktu menyebabkan perusahaan harus menjual aset
yang dimilikinya. d.
Risiko Operasional Merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak
berjalan dengan lancar.
2.3 Manajemen Risiko
2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan
atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Irham Fahmi 2013:2 mendefinisikan Manajemen risiko adalah “suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai
pendekatan manajemen secara komperhensif dan sistematis”.
Universitas Sumatera Utara
11
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. Menurut kamus besar bahasa Indonesia di kutip dari Tony
Peramanna 2011, risiko adalah “akibat yang kurang menyenangkan merugikan,membahyakan dari suatu perbuatan atau tindakan.” Dengan kata
lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu.
2.3.2 Manfaat Manajemen Risiko
Menurut Irham Fahmi 2013:3 dengan diterapkannya manajemen risiko disuatu perusahaan, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh, yaitu:
1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati prudent dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
2. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya dari segi finansial.
4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
5. Dengan adanya konsep manajemen risiko risk manajement concept yang
dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan suistainable.
Universitas Sumatera Utara
12
1.
Identifikasi
2.
Pengukuran 3.
Pengelolaan
2.3.3 Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko menurut Mamduh M. Hanafi 2012 : 9 terbagi atas identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko, berikut
merupakan alur manajemen risiko:
Tabel 2.1 Alur Manajemen Risiko
Sumber: Alur Manajemen RisikoMamduh. M. Hanafi 2012:9 1.
Identifikasi Risiko Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja
yang dihadapi oleh organisasi. Dalam hal ini identifikasi akan dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab yang menjadikan kredit pada produk Krasida menjadi
bermasalah baik secara intern dan ekstern. Pada proses ini akan disesuaikan yang dilakukan PT. Pegadaian Persero.
2. Pengukuran
Pengukuran Risiko dilakukan berdasarkan kolektibilitasnya.Kredit dianggap sebagai risiko adalah kredit bermasalah atau NPL dimana kredit tersebut
masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet. Dalam hal ini peneliti
Universitas Sumatera Utara
13
akan membandingkan dengan pengukuran yang dilakukan pada produk Krasida di PT. Pegadaian Persero.
3. Pengelolaan Risiko
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengelolaan risiko diantaranya adalah:
a. Transfer Risiko, transfer risiko dilakukan jika tidak ingin menanggung
risiko. Risiko tersebut ditransfer kepada pihak lain yang lebih mampu menanggung risiko yaitu pihak asuransi.
b. Diversifikasi, Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang dimiliki
sehingga tidak terkonsentrasi pada satu eksposur saja.Jika terjadi kerugian pada satu produk, kerugian tersebut bisa dikompensasi oleh
keuntungan. c.
Pelelangan, Pada proses ini akan disesuaikan dengan yang dilakukan PT Pegadaian Persero.
2.3.4 Metode Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2009
Definisi risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian objektif. Dampak menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan,
bisa bersifat positif dannegatif. Menurut ISO 31000:2009, manajemen risiko suatu organisasi harus
mengikuti 11 prinsip dasar agar dapat dilaksanakan secara efektif. Berikut penjabaran prinsip-prinsip tersebut.
1. Manajemen risiko menciptakan nilai tambah createsvalue
Manajemen risiko berkontribusi terhadap pencapaian nyata objektif dan peningkatan, antara lain, kesehatan dan keselamatan manusia, kepatuhan terhadap
Universitas Sumatera Utara
14
hukum dan peraturan, penerimaan publik, perlindungan lingkungan, kinerja keuangan, kualitas produk, efisiensi operasi, serta tata kelola dan reputasi
perusahaan. 2.
Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi an integral part of organizationalprocesses
Manajemen risiko adalah bagian tanggung jawab manajemen dan merupakan suatu bagian
integraldalamprosesnormalorganisasisepertijugamerupakanbagiandariseluruhpros esproyek dan manajemen perubahan. Manajemen risiko bukanlah merupakan
aktivitas yang berdiri sendiri yangterpisahdariaktivitas- aktivitasutamadanprosesdalamorganisasi.
3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan part of
decisionmaking Manajemenrisikomembantupengambilkeputusanuntuk
mengambilkeputusandenganinformasiyang cukup.Manajemenrisikodapatmembantumemprioritaskantindakandanmembedaka
nberbagai pilihan alternatif tindakan. Pada akhirnya, manajemen risiko dapat membantu memutuskan apakah suatu risiko dapat diterima atau apakah suatu
penanganan risiko telah memadai dan efektif. 4.
Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian explicitly addresses uncertainty
Manajemen risiko menangani aspek-aspek ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sifat alami dari ketidakpastian itu, dan bagaimana
menanganinya.
Universitas Sumatera Utara
15
5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu
systematic, structured andtimely Suatu pendekatan sistematis, tepat waktu, dan terstruktur terhadap
manajemen risiko memiliki kontribusi terhadap efisiensi dan hasil yang konsisten, dapat dibandingkan, serta andal.
6. Manajemenrisikoberdasarkaninformasiterbaikyangtersediabasedonthebest
available information Masukanuntukprosespengelolaanrisikodidasarkanolehsumberinformasisep
ertipengalaman, umpan balik, pengamatan, prakiraan, dan pertimbangan pakar. Meskipun demikian, pengambil
keputusanharusterinformasidanharusmempertimbangkansegalaketerbatasandataata umodel yang digunakan atau kemungkinan perbedaan pendapat antarpakar.
7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhantailored
Manajemen risiko diselaraskan dengan konteks eksternal dan internal organisasi serta profil risikonya.
8. Manajemenrisikomemperhitungkanfaktormanusiadanbudayatakeshumana
ndcultural factors intoaccount Manajemen risiko organisasi mengakui kapabilitas, persepsi, dan tujuan
pihak-pihak eksternal dan internal yang dapat mendukung atau malah menghambat pencapaian tujuan organisasi.
9. Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif transparent
andinclusive
Universitas Sumatera Utara
16
Pelibatan para pemangku kepentingan, terutama pengambil keputusan, dengan sesuai dan tepat waktu pada semua tingkatan organisasi, memastikan
manajemen risiko tetap relevan dan mengikuti perkembangan. Pelibatan ini juga memungkinkan pemangku kepentingan untuk cukup terwakili dan diperhitungkan
sudut pandangnya dalam menentukan kriteria risiko. 10.
Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap perubahan dynamic, iterative and responsive tochange
Seiring dengan timbulnya peristiwa internal dan eksternal, perubahan konteks dan pengetahuan, sertaditerapkannyapemantauandanpeninjauan,risiko-
risikobarubermunculan,sedangkanyang adabisaberubahatauhilang.Karenanya,suatuorganisasiharusmemastikanbahwaman
ajemen risiko terus menerus memantau dan menanggapiperubahan. 11.
Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan berkelanjutan organisasi facilitates continual improvement and
enhancement of theorganization Organisasi harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi
untuk memperbaiki kematangan manajemen risiko mereka bersama aspek-aspek lain dalam organisasi mereka.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 2.1 Detail Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009
2.4 Kredit