Campuran Minyak dan Air Penimbunan Minyak Sawit Standar Mutu Minyak Sawit

Minyak sawit dipompakan dari bak tunggu ke dalam tangki penjernihan klarifikator. Di dalam tangki penjernihan ini minyak kelapa sawit dimasak lagi dengan uap air panas selama lebih kurang 60 menit, kemudian didinginkan selama 60 menit. Tidak boleh terjadi kondensasi uap air. Pemanasan juga bertujuan untuk mencegah pembekuan minyak pada proses selanjutnya. Minyak yang dialirkan dari tangki penjernihan, disaring di dalam alat penyaring sentrifugal. Dari penyaringan sentrifugal minyak bersih dipompakan ke dalam tangki penimbunan, sedangkan air dan kotoran dikembalikan ke dalam tangki pengendapan Ketaren,S 1986.

2.4.2 Tujuan Pemurnian

minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan atau pemerasan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan solid, lumpur sludge, maupun air. Tujuan dari pembersihanpemurnian minyak kasar yaitu diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Untuk memahami tujuan dan hakekat pemurnian minyak kasar, perlu di pelajari sifat fisika – kimia dari minyak kasar trsebut. Minyak kasar hasil pengempaan dapat dirinci sebagai berikut:

a. Campuran Minyak dan Air

Campuran yang unsurnya minyak dan air terbagi tidak terlalu halus sehingga dengan cepat dan mudah dapat dipisahkan. Minyak dalam campuran ini disebut minyak bebas karena tidak mempunyai afinitas apapun dengan air Universitas Sumatera Utara yang mengelilinginya. Minyak dari campuran ini bila dibiarkan akan segera terpisah diatas lapisan air yang mengendap.

b. Campuran Homogen Antara Butir dan Minyak

Campuran ini terbagi sangat halus. Dalam keadaan demikian kedua unsur merupakan emulsi yang stabil Iyung Pahan, 2006.

2.4.3 Pemanasan Minyak Sawit

Minyak yang berada dalam monteyues dipanaskan dengan uap air supaya tidak membeku. Dari monteyues dipanaskan dalam bak tunggu dengan bantuan tekanan uap sebesar 2 kgcm², dan dari bak tunggu minyak dialirkan kedalam tangki pengendapan. Di dalam tangki pengendapan, minyak dipanaskan dengan uap air selama kurang lebih 4 jam, kemudian didinginkan selama 3 jam. Perebusan bertujuan untuk memecahkan struktur emulsi. Memasak minyak dan memisahkan kotoran dan air dari minyak. Pendingin selama 3 jam akan memisahkan minyak dari air dan kotoran dengan minyak. Minyak akan terapung diatas permukaan air dan kotoran, karena bobot jenisnya lebih kecil dari pada bobot jenis air atau kotoran tersebut. Setelah terpisah kedua cairan dikeluarkan dari tangki melalui saluran yang berbeda. Minyak sawit dialirkan ke dalam bak tunggu sedangkan air dan kotoran dialirkan ke dalam parit. Di dalam parit, air kotoran dipanaskan lagi dengan uap air dan kemudian didinginkan. Minyak sawit yang terapung dipisahkan dan dimasukkan kembali kedalam tangki pengendapan. Tujuan pekerjaan ini adalah untuk memasak minyak dan memisahkan kotoran dan air. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Pengeringan Minyak Sawit

Minyak yang dikutip dari tangki pengendapan masih mengandung sekitar 0,5 air dan sejumlah kotoran. Ini dipisahkan dengan sentrifugasi berputaran tinggi, biasanya kadar air akan turun menjadi 0,25 dan kadar kotoran menjadi sekitar 0,01. Kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi untuk mencegah peningkatan kadar ALB karena hidrolisis. Untuk mendapat kadar air yang diinginkan 0,08 minyak harus dikeringkan. Untuk ini sebaiknya dipakai pengering vacum pada suhu relatif rendah, agar minyak tidak teroksidasi pada waktu pengeringan pada suhu tinggi. Pengeringan minyak yang tidak sempurna dapat diketahui dari kandungan air dalam minyak, pengeringan dikatakan baik jika kadar air di bawah 0,1. Selesai pengeringan minyak harus didinginkan sampai dibawah 50 ⁰ C untuk mencegah oksidasi pada waktu pemasukan ke tangki timbun. Setelah melalui pemurnian atau klarifikasi yang bertahap, akan menghasilkan minyak sawit mentah CPO. Peroses penjernihan dan pemisahan dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan sistem pengendapan, sentrifugal dan penguapan untuk menurunkan kandungan air dan kotoran dalam minyak. Minyak sawit yang telah dijernihkan ditampung dalam tangki timbun CPO stroge. Minyak sawit pada tangki penampungan sudah siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawut murni Procssed Palm Oil, PPO dan hasil olahan lainnya. Sedangkan sisa olahan yang berupa lumpur dapat dimanfaatkan dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penimbunan Minyak Sawit

Minyak dan inti sawit hasil pemurnian tidak selamanya dapat langsung dikirim untuk dipasarkan. Untuk sementara waktu masih perlu ditimbun di pabrik. Biasanya ruang yang diperlukan cukup untuk satu bulan saja. Sebagai cairan minyak sawit harus disimpan dalam tangki –tangki timbun berukuran 500 – 3000 ton. Selama penimbunan ini dapat terjadi perusakan mutu, baik peningkatan ALB maupun peningkatan oksidasi. Persyaratan penimbunan yang baik adalah : 1. Kebersihan tangki dijaga, khususnya terhadap kotoran dan air 2. Jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor dengan minyak berkadar ALB rendah atau bersih atau kering 3. Membersihkan tangki dan memeriksa pipa –pipa uap pemanas, tutup tangki, alat – alat pengukur dan lain – lain setiap ada kesempatan 4. Memelihara suhu sekitar 40 ⁰ C 5. Pipa pemasukan minyak harus terbenam ujungnya dibawah permukaan minyak 6. Melapisi dinding tangki dengan damar epoksi hanya untuk minyak sawit bermutu khusus tinggi Mangoensoekarjo,S 2003. Universitas Sumatera Utara

2.6 Standar Mutu Minyak Sawit

Akhir – akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai industri, baik pangan maupun nonpangan, banyak yang menggunakannya sebagai bahan baku. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini. Di dalam perdagangan kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar – benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat – sifatnya, antara lain titik lebur angka penyabunan, dan bilangan yodium. Sedangkan yang kedua, yaitu mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional, yang meliputi kadar air dan kotoran, kadar asam lemak bebas, logam besi, logam tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5 Standart Mutu Minyak Sawit CPO Crude Palm Oil Karakteristik Minyak Sawit Keterangan Free Fatty Acid FFA 2,50 Maksimal Moisture M 0,20 Maksimal Impurities I 0,05 Maksimal Colour RY 2140 Maksimal Deterioration Of Bleachibility Index DOBI 2,00 Minimal Melting Point MP 36 ⁰ C Minimal Iodin Value IV 52 meqL Minimal Peroxide Value PV 5,0 ppm Maksimal Caroten 500 ppm Minimal Sumber : PKS PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus

2.7 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Mutu Minyak Sawit