sebagai suatu sistem yang mencakup air yang mempunyai drajat keterikatan yang berbeda – beda dalam suatu bahan Purnomo, H 1995.
2.7.3 Cara –cara Penentuan Kadar Air Pada Minyak dan Lemak
1. Cara hot plate
Cara hot plate digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan – bahan lain yang menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak. Cara ini dapat
digunakan pada semua minyak dan lemak kecuali pada minyak yang di ekstraksi dengan pelarut yang mudah menguap. Sebelum dilakukan
pengujian pada contoh, minyak harus diaduk dengan baik karena air cenderung untuk mengendap.
Contoh ditimbang dalam gelas piala yang kering dan telah didinginkan dalam desikator. Kemudian contoh dipanaskan diatas hot
plate sambil memutar gelas piala secara perlahan – lahan dengan tangan, agar minyak tidak memercik. Pemanasan dihentikan setelah terlihat lagi
gelembung gas atau buih. Cara lain yang lebih baik digunakan adalah dengan meletakkan gelas arloji diatas gelas piala. Adanya uap air akan
terlihat dari adanya air yang mengembun pada gelas arloji. Pada akhir pemanasan suhu minyak tidak boleh lebih dari 130
⁰ C, selanjutnya disimpan dalam desikator dan didinginkan dalam suhu kamar dan
ditimbang. Penyusutan bobot dari air dan zat yang mudah menguap yang terkandung dalam minyak dan lemak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Cara oven terbuka
Cara oven terbuka air oven method digunakan untuk lemak nabati dan lemak hewan, tetapi dapat digunakan untuk minyak yang mengering
drying oil atau setengah mengering semi drying oil. Contoh yang telah diaduk, selanjutnya ditimbang di dalam “cawan
kadar air moisture dish”, lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan pada suhu 105
⁰ C selama 30 menit. Contoh diangkat dari oven dan didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar, kemudian ditimbang.
Cara oven hampa udara vacum oven methods dapat digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak kecuali minyak kelapa dan minyak
yang sejenis yang tidak mengandung asam lemak bebas lebih dari 1. Contoh yang telah diaduk di timbang dalam “cawan kadar air”, kemudian
dikeringkan di dalam oven dan didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar, kemudian ditimbang. Bobot tetap diperoleh jika selama
pengeringan 1 jam perbedaan penyusutan tidak lebih dari 0,05 Ketaren, S 1986.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari sekitar 20 jenis tanaman perkebunan yang di kembangkan di Indonesia, kelapa sawit termasuk jenis tanaman yang perkembanagannya cukup unik dalam
sejarah perkebunan di negara ini. Walaupun kelapa sawit berasal dari Afrika, upaya pembudidayaannya justru di rintis di Indonesia Hindia Belanda, waktu
itu. Hasil jadi suatu pabrik minyak sawit biasanya adalah minyak sawit kasar
atau crude palm oil CPO dan inti sawit atau minyaknya palm kernel oil PKO. Keunggulan minyak sawit terhadap minyak nabati lain ialah bahwa dalam bentuk
CPO mengandung tokoferol, yaitu suatu zat antioksidan. Zat ini akan hilang atau rusak pada proses rafinasi. Minyak sawit dengan kadar ALB tinggi biasanya kadar
tokoferolnya rendah. Karoten dan tokoferol akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Kualitas minyak sawit di pengaruhi oleh kadar kotoran dan kadar air.
Kadar kotoran adalah bahan – bahan tak larut dalam minyak, yang dapat disaring setelah minyak dilarutkan dalam suatu pelarut pada kepekatan 10 . Jika
kadar kotoran terlalu tinggi maka akan mempercepat keausan mesin pemecah inti sawit dan menyulitkan pembentukan pelet dari bungkilnya. Selain itu kadar
protein dalam bungkil, harus lebih dari 15. Jika kadar protein kurang maka kadar minyak dalam bungkil harus diperbasar. Sedangkan harga jual sebagai
minyak adalah jauh lebih tinggi dibanding harga jual sebagai bungkil, lebih kurang 6 : 1.
Universitas Sumatera Utara