28 di bawah 20 tahun.Ran Ok et al, 2007 juga menyatakan bahwa kasus mioma
uteri terbanyak terjadi pada kelompok usia 40 – 49 tahun Hal ini disebabkan karena pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada
usia reproduksi serta akan turun pada usia menopause.Pada usia reproduksi sekresi hormone estrogen oleh ovarium meningkat, berkurang pada usia
klimakterium, dan pada usia menopause hormon estrogen tidak disekresikan lagi oleh ovarium Ganong, 2008.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan :
1. Prevalensi mioma uteri di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014
adalah sebanyak 95 kasus. 2.
Dari 95 kasus mioma uteri yang diteliti didapatkan Mioma Multipel sebanyak 40 kasus 42,1, diikuti mioma Intramural 27 kasus
28,4, Mioma Submukosa sebanyak 21 kasus 22,1 serta mioma Subserosum sebanyak 7 kasus 7,3
29 3.
Pada penelitian ini didapati indeks masa tubuh pasien mioma uteri berupa, IMT Normal sejumlah 29 orang 30,5, Overweight 2
sejumlah 26 orang 27,4, Overweight sejumlah 20 orang 21,1, Obesitas 10 orang 10,5, Underweight 10 orang 10,5
4. Terdapat hubungan antara indeks masa tubuh IMT dengan kejadian
mioma uteri di RSUP H.Adam malik, dengan nilai p =0,007
6.2 Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari penelitian ini adalah : 1.
Wanita baik pada usia reproduktif maupun usia menopaus perlu menjaga IMT dalam batas normal, karena IMT di atas normal akan meningkatkan
resiko terjadinya mioma uteri. 2.
Indeks masa tubuh bisa dijadikan sebagai salah satu variable dalam penelitian faktor risiko mioma uteri.
DAFTAR PUSTAKA
Bath, R. A., Kumar, P. 2006Experience with uterine leiomyoma at a teaching
referral hospital in India. Journal of Gynecologic Surgery.22: p143-150.
Benson, R. C., Sneeden, V. D. 2009 Uterine myoma,Myomectomi and minimaly invasive treatmen. New York:Springer Cham Heidelberg.
Bulun, S. E.2006 Uterine Fibroid Mechanism of Disease , the New England Journal of Medicine.369 [online] 36914: p1344-1355.Didapat dari:
http:www.nejm.org [diakses tanggal: 23 maret 2015] Chen, C.R. et al. 2001 Risk factors for uterine fibroids among women
undergoing tubal sterilization. American Journal of Epidemiologi
5 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Uter us
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah pir yang sedikit gepeng kea rah depan belakang.Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm,lebar di atas
5,25 cm,tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm Prawirohardjo, 2012. Uterus terletak di dalam kavum pelvik diantara anterior dari vesika urinaria dan
posterior dari rektum. Hampir keseluruhan dinding posterior uterus diselaputi oleh serosa atau peritoneum. Bagian bawah uterus membentuk batasan
bagian anterior dari kavum Douglas. Hanya bagian atas dari dinding anterior uterus yang tertutup. Bagian bawahnya menyatu dengan bagian posterior
dinding vesika urinaria Cunningham et al., 2005.
Uterus terdiri dari fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Fundus uteri
adalah bagian uterus proksimal dan merupakan tempat di mana kedua tuba Falloppii masuk ke uterus. Korpus uteri adalah bagian yang terbesar dan rongga
yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim. Serviks uteri terdiri dari pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio dan pars
supra vaginalis servisis uteri adalah bagian serviks yang berada di atas vagina. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis yang berbentuk
seperti saluran lonjong dengan panjang 2,5cm. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri nternum dan pintu di vagina disebut ostium uteri
eksternum Prawirohardjo et al., 2006.
Dinding uterus terdiri atas miometrium, yang merupakan otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang
6 diantara kedua lapisan ini saling beranyaman. Miometrium secara
keseluruhannya dapat berkontraksi dan relaksasi. Kavum uterus dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut endometrium. Yang terdiri
atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan stroma yang kaya dengan pembuluh darah yang berkeluk-keluk Saifuddin et al, 2005.
Arteri pada uterus masing-masing berasal dari arteri internal iliaka yang memperdarahi bagian dari ligamen hingga ke uterus. Setiap akan
membentuk suatu lingkaran yang menperdarahi uterus dan beranastomosis dengan arcuate artery yang lain. Aliran arteri-arteri yang kecil
akan penetrasi ke bagian miometrium sehingga ke endometrium dan menghasilkan arteri spiral Saladin, 2007
2.2 Mioma Uteri