Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

26 5.1.4.Uji chi-square Dari tabel 5.5 dilakukan uji dengan chi square diperolah nilai p p value p=0,007, nilai p lebih kecil dari 0,05 p0,05 berarti H0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara indeks masa tubuh dengan kejadian Mioma Uteri

5.1.5 Uji odds ratio

Analisa data juga dilakukan dengan perhitungan Odds Ratio ,Odds Ratio adalah ukuran asosiasi faktor risiko dengan kejadian penyakit, dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok berisiko terpapar faktor risiko dibanding angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko tidak terpapar faktor risiko. Dari tabel 5.5 didapatkan nilai Odds Ratio sebesar 1,43 , hal ini berarti terjadinya Mioma Uteri pada wanita dengan IMT di atas normal 1,43 kali lebih tinggi dibandingkan wanita dengan IMT normal.

5.2 Pembahasan

Indeks masa tubuh IMT dan peningkatan berat badan menunjukkan hubungan terhadap resiko terjadinya Mioma Uteri Wise et al, 2005. Hal ini disebabkan karena lemak dalam tubuh wanita menghasilkan adrostenedion dan estriol, estriol merangsang pembentukan Estrogen Reseptor alfa E Rα dan Progesteron Reseptor PR, ERα dan PR mempercepat proses proliferasi sel, dan menurunkan proses apoptosis sehingga terjadi pertumbuhan masa pada uterus. Dalam penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara indeks masa tubuh IMT dengan kejadian Mioma Uteri dengan nilai p sebesar 0,007, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wise et al 2005 di Amerika Serikat didapatkan hubungan antara IMT dan kejadian Mioma Uteri dengan nilai p sebesar 0,002, peningkatan berat badan juga dihubungkan dengan kejadian mioma uteri dan didapati nilai p sebesar 0,001. 27 Pada penelitian ini didapati pasien Mioma Uteri dengan IMT normal 23 sebesar 39 orang 41,1 dan jumlah pasien dengan IMT di atas normal 23 sebesar 56 orang 58,9 ,penelitian yang dilakukan oleh Ikramina L 2013 menunjukkan jumlah pasien IMT di atas normal lebih banyak dibandingkan dengan pasien IMT normal, yaitu 35 orang 67,3 dan 17 orang 32,7,dari perhitungan Odds Ratio oleh Ikramina L 2013 didapati nilai Odds Ratio sebesar 2, yang berarti resiko terjadinya Mioma Uteri pada wanita dengan IMT diatas normal 2 kali lebih besar dibandingkan pada wanita dengan IMT normal Penelitian yang dilakukan oleh Faerstein et al 2001, Marshal et al 1998 serta Ross et al 1986 tentang faktor resiko terjadinya Mioma Uteri menunjukkan hubungan yang signifikan antara IMT dengan kejadian Mioma Uteri, tetapi menurut Chen et al 2001 tidak terdapat hubungan yang berarti antara IMT dengan kejadian Mioma Uteri. Ada beberapa jenis mioma yang terjadi, dari 95 Sampel didapatkan bahwa mioma Multipel yang paling sering terjadi yaitu sebanyak 40 kasus 42,1, diikuti mioma Intramural 27 kasus 28,4, Mioma Submukosa sebanyak 21 kasus 22,1 serta mioma Subserosum sebanyak 7 kasus 7,3.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari 2010 di rumah sakit dr.Moewardi Solo, jenis mioma yang paling sering terjadi adalah mioma intramural sebesar 44,7.Penelitian yang dilakukan Bath dan Kumar pada tahun 2004 di Kasturba Hospital India yang mendapatkan mioma jenis intramural sebesar 52 kasus dan penelitian Junget al., 1998 di Mokpo St. Columbian’s Hospital Korea yang menemukan jenis mioma uteri terbanyak adalah mioma uteri intramural yaitu sebesar 55,7. Jumlah kasus Mioma Uteri terbanyak terdapat pada usia 26-45 tahun yaitu 64 kasus 67,4, selanjutnya pada usia 46-65 tahun sebanyak 29 kasus 30,5, serta usia 12-25 tahun 2 kasus 2,1, dari hasil penelitian Wiknjosastro pada tahun 2005 didapati bahwa frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35 – 50 tahun yang mendekati angka 40, jarang ditemukan kasus pada usia 28 di bawah 20 tahun.Ran Ok et al, 2007 juga menyatakan bahwa kasus mioma uteri terbanyak terjadi pada kelompok usia 40 – 49 tahun Hal ini disebabkan karena pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi serta akan turun pada usia menopause.Pada usia reproduksi sekresi hormone estrogen oleh ovarium meningkat, berkurang pada usia klimakterium, dan pada usia menopause hormon estrogen tidak disekresikan lagi oleh ovarium Ganong, 2008.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan : 1. Prevalensi mioma uteri di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014 adalah sebanyak 95 kasus. 2. Dari 95 kasus mioma uteri yang diteliti didapatkan Mioma Multipel sebanyak 40 kasus 42,1, diikuti mioma Intramural 27 kasus 28,4, Mioma Submukosa sebanyak 21 kasus 22,1 serta mioma Subserosum sebanyak 7 kasus 7,3