42 3.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon dan Kecamatan
Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
4.2 Gambaran Umum Desa Gunung Bakti 4.2.1 Letak Geografis
Desa Gunung Bakti merupakan salah satu dari 17 desa yang terdapat di wilayah kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, profinsi Nanggroe Aceh
Darusalam NAD. Luas wilayahnya 2300 Ha, yang mempunyai penduduk 484 jiwa dari tiga dusun Dalam Angka Desa Gunung Bakti 2012. Jarak dari desa
Gunung Bakti ke Kota Subulussalam ±30 Km dengan jarak waktu tempuh melalui kendaraan ±45 Menit melintasi jalur darat lintas Aceh-Sumatera. Daerah ini
seperti halnya di daerah-daerah Indonesia lainnya yang memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Desa Gunung Bakti berada di pinggiran sungai
Lae Soraya, dimana Lae Soraya merupakan sungai besar yang melintasi Kota Subulussalam di batas barat kota, mengalir dari utara ke selatan melalui
Kecamatan Sultan Daulat, Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkip hingga Kabupaten Aceh Singkil Draft RTRW Kota Subulussalam 2012. Desa Gunung
Bakti memiliki batas wilayah: 1.
Sebelah utara berbatasan dengan desa Lae Langge 2.
Sebelah timur berbatasan dengan desa Darul Makmur 3.
Sebelah selatan berbatasan dengan desa Bawan
Universitas Sumatera Utara
43 4.
Sebelah barat berbatasan dengan desa Jambi Baru
4.2.2 Kependudukan 4.2.2.1 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Berdasarkan Jenis
Kelamin
Menurut data yang didapat dari kantor kepala desa, bahwa penduduk yang mendiami desa gunung bakti ini berjumlah 484 jiwa dengan 94 kepala keluarga.
Untuk lebih jelas jumlah penduduk yang mendiami desa gunung bakti dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Jenis Kelamin
No. Jumlah Kelamin Jumlahjiwa
Persentase
1 Perempuan
255 52,7
2 Laki-laki
229 47,3
Jumlah 484
100
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Gunung Bakti 2012
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu 52,7 dibanding jumlah laki-laki 47,3.
Universitas Sumatera Utara
44
4.2.2.2Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Agama
Mayoritas penduduk desa Gunung Bakti memeluk agama Islam, dilihat dari masa-masa dulu di desa Gunung Bakti juga penduduk mayoritas beragama
Islam, apabila pun ada pendatang di desa Gunung Bakti yang bukan beragama Islam ketentraman kehidupan antar umat beragama selalu terjaga dengan baik.
4.2.2.3Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut EtnisSuku
Penduduk desa gunung bakti pada umumnya merupakan masyarakat tradisional ini dapat dilihat dari suku Pakpak Boang menjadi suku mayoritas di
desa ini. Suku Pakpak boang sendiri merupakan suku asli penduduk tersebut hal tersebut dapat dibuktikan dari data komposisi penduduk menurut etnissuku dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Meurut Etnis
No. Etnissuku
Orang Persentase
1 Aceh
3 0,62
2 Jawa
20 4,13
3 Pakpak Boang
286 59,1
4 Pakpak
175 36,15
Jumlah 484
100
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Gunung Bakti 2012
Universitas Sumatera Utara
45
4.2.2.4 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Usia Komposisi penduduk menurut usia dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Usia
No. Umur
Frekuensi Persentase
1 0-5 Tahun
38 7,85
2 6-10 Tahun
45 9,3
3 11-15 Tahun
30 6,2
4 16-20 Tahun
35 7,23
5 21-25 Tahun
68 14,05
6 26-30 Tahun
56 11,57
7 31-35 Tahun
55 11,36
8 36-40 Tahun
58 12
9 41-51 Tahun
49 10,12
10 52-60 Tahun 28
5,78 11 61-85 Tahun
22 4,54
Jumlah 484
100
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Gunung Bakti 2012
Berdasarkan tabel diatas, penduduk desa Gunung Bakti yang paling banyak jumlahnya pada usia 21-25 tahun 14,05. Sedangkan pada urutan kedua
yaitu 36-40 tahun 12.
Universitas Sumatera Utara
46
4.2.2.5 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Mata Pencaharian
Penduduk desa gunung bakti pada umumnya memiliki sumber mata pencaharian dalam sektor pertanian dan perkebunan. Dengan sumber penghasilan
berupa sawit, padi, cengkeh, pinang dan kakau. Sedangkan lainnya bekerja sebagai pedagangwiraswasta, pegawai negeri sipil, guru honor, supir, abang
becak dan nelayan.
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti menurut mata pencaharian
No. Mata Pencaharian
Jumlah Persentase
1 Petani
268 55,37
2 Pegawai Negeri Sipil PNS
4 0,82
3 PedagangWiraswasta
18 3,72
4 Pegawai Honor
6 1,24
5 Lain-lain
188 38,85
Jumlah 484
100
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Gunung Bakti 2012
4.2.2.6 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk desa Gunung Bakti menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada table berikut :
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Desa Gunung Bakti Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
JumlahJiwa Persentase
1 Belum Sekolah
34 7.02
2 Tamat SD
68 14,05
3 Tidak Tamat SD
3 0,62
4 Tamat SMP
62 12,81
5 Tidak Tamat SMP
26 5,4
6 Tamat SMA
28 5,7
7 Tidak Tamat SMA
24 5
8 Tamat Sarjana
- -
9 Lain-lain
239 49,4
Jumlah 484
100
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Gunung Bakti 2012
4.2.3 Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan salah satu sektor dalam proses pembangunan nasional, sebab pendidikan dapat menentukan lajunya
pembangunan, khusunya pembangunan suatu daerah.
Bila dilihat sarana pendidikan di desa Gunung Bakti sekarang ini masih kurang memadai disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana serta kondisi
desa yang masih kepedalaman Data terlampir dari Kecamatan Sultan Daulat: 2013-2014. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yand ada di desa Gunung
Universitas Sumatera Utara
48 Bakti, hanya satu unit Sekolah Dasar sedangkan SMP dan SMA belum ada. Anak-
anak penduduk desa Gunung Bakti yang tingkat pendidikan SMP dan SMA masih sekolah di Kota Subulussalam yang merupakan salah satu kota di Kabupaten Aceh
Singkil, dengan menempuh jarak 30 Km dan menghasbiskan waktu 45 Menit perjalanan untuk mencapai daerah tersebut.
4.2.4 Fasilitas Kesehatan
Untuk mendukung usaha peningkatan kesehatan masyrakat desa gunnung bakti, telah didirikan sarana kesehatan berupa Poskesdes dan penempatan Bidan
Desa yang bekerja dalam wilayah desa Gunung Bakti. Dilihat dari perbandingan Jumlah penduduk dengan sarana kesehatan masih kurang memadai, karena di desa
Gunung Bakti hanya terdapat satu unit sarana kesehatan berupa Poskesdes.
4.2.5 Fasilitas Keagamaan
Dengan penduduk di desa Gunung Bakti yang keseluruhan memeluk agama Islam. Adapun sarana peribahan yang tersedia di desa Gunung bakti terdiri
atas satu buah mesjid serta satu buah mushollah dusun. Semua kegiatan keagamaan dilaksanakan di mesjid dan mushollah tersebut, seperti sholat, mengaji
untuk anak-anak serta kegiatan peribadahan lainnya.
4.3 Gambaran Kualitas Ibu Hamil, Kondisi Bayi, Tempat Persalinan dan Penolong Persalinan di Desa Gunung Bakti
Universitas Sumatera Utara
49 Kualitas ibu hamil di Desa Gunung Bakti pada tahun 2012 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Kondisi Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Desa Gunung Bakti Tahun 2012
No. Kondisi Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Jumlah
orang
1 Jumlah ibu hamil
35 2
Jumlah kematian ibu hamil -
3 Jumlah ibu hamil melahirkan
30 4
Jumlah kematian ibu melahirkan -
5 Jumlah ibu nifas
30 6
Jumlah kematian ibu nifas -
7 Jumlah ibu nifas hidup
30 Sumber Data : Laporan Bulanan Ibu Bersalin Tahun 2012 dari Bidan Desa
di Desa Gunung Bakti
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah ibu hamil pada tahun 2012 di Desa Gunung Bakti sebanyak 35 orang. Ibu hamil yang melahirkan pada tahun
2012 sejumlah 30 orang dan tidak ada satu pun kejadian kematian pada ibu hamil, melahirkan maupun nifas.
Kualitas bayi di Desa Gunung Bakti pada tahun 2012 juga sudah cukup bagus, hal itu dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 4.8 Kondisi Bayi Lahir Desa Gunung Bakti Tahun 2012
No. Kondisi Bayi Lahir
Jumlah orang
1 Jumlah bayi lahir
30 2
Jumlah bayi lahir mati -
3 Jumlah bayi lahir hidup
30 4
Jumlah bayi mati usia 0 – 1 bulan 1
5 Jumlah bayi mati usia 1 – 12 bulan
- 6
Jumlah bayi lahir berat kurang dari 2,5 kg 3
7 Jumlah bayi 0 – 5 tahun hidup yang menderita
kelainan organ tubuh, fisik dan mental -
Sumber Data : Laporan Bulanan Ibu Bersalin Tahun 2012 dari Bidan Desa di Desa Gunung Bakti
Tabel 4.8 di atas merupakan penjelasan lanjutan dari tabel 4.7 dimana pada tabel 4.7 jumlah ibu melahirkan sebanyak 30 orang. Dari tabel 4.8 dapat diketahui
jumlah bayi lahir 30 orang, hal ini sesuai dengan jumlah ibu melahirkan. Keseluruhan jumlah bayi lahir dalam keadaan hidup, sebanyak 3 bayi lahir dengan
berat badan rendah Bayi Berat Lahir RendahBBLR yakni kurang dari 2.500 gram. Kematian bayi justru terjadi pada bayi usia 0–1 bulan sebanyak 1 bayi.
Universitas Sumatera Utara
51 Tempat persalinan bagi ibu bersalin di Desa Gunung Bakti dapat dikatakan
hampir keseluruhan telah memanfaatkan pelayanan kesehatan modern seperti rumah sakit, Pukesmas, PKD dan rumah praktik bidan, hal itu dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.9 Tempat Persalinan bagi Ibu Bersalin Desa Gunung Bakti Tahun 2012
No. Tempat Persalinan bagi Ibu Bersalin
Jumlah orang
1 Rumah Sakit
10 2
Rumah Bersalin -
3 Puskesmas
1 4
Poliklinik Kesehatan Desa PKD 8
5 Balai Kesehatan Ibu dan Anak
- 6
Rumah Praktik Bidan 10
7 Tempat Praktik Dokter
- 8
Rumah Dukun -
9 Rumah Sendiri
1 Sumber Data : Laporan Bulanan Ibu Bersalin Tahun 2012 dari Bidan Desa
di Desa Gunung Bakti
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir keseluruhan jumlah persalinan dilakukan dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan modern. Hanya ada 1
orang yang melahirkan di rumah sendiri karena terkendala oleh keadaan geografis
Universitas Sumatera Utara
52 dimana tempat tinggal ibu tersebut berada di daerah perbukitan dengan kondisi
jalan yang belum beraspal dan curam serta alat transportasi yang masih sangat terbatas. Faktor geografis merupakan permasalahan yang umumnya dialami warga
masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan. Akhirnya bayi lahir terlebih dahulu di rumah sebelum si ibu sempat dibawa menuju pelayanan kesehatan
terdekat.
Kualitas tempat persalinan di Desa Gunung Bakti yang dapat dikatakan sudah bagus tentu akan diikuti dengan kualitas pertolongan persalinan yang bagus
pula, hal tersebut dapat diketahui dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Penolong Persalinan bagi Ibu Bersalin Desa Gunung Bakti Tahun 2012
No. Penolong Persalinan
Jumlah tindakan
1 Jumlah persalinan ditolong dokter
10 2
Jumlah persalinan ditolong bidan 19
3 Jumlah persalinan ditolong perawat
- 4
Jumlah persalinan ditolong dukun bersalin 1
5 Jumlah persalinan ditolong keluarga
- Sumber Data : Laporan Bulanan Ibu Bersalin Tahun 2012 dari Bidan Desa
di Desa Gunung Bakti
Universitas Sumatera Utara
53 Tabel 4.10 di atas masih berkaitan dengan tabel 4.9 dimana pada tabel 4.9
menjelaskan bahwa terdapat 1 kejadian ibu melahirkan di rumah sendiri. Tabel 4.10 memberikan keterangan tambahan bahwa ibu yang melahirkan di rumah
tersebut ditolong oleh dukun bayi.
4.4Karakteristik Informan
Informan menjadi variabel penting dalam sebuah penelitian kualitatif. Informan mampu memberikan informasi yang akurat dan valid bagi permasalahan
penelitian. Penentuan informan di masyarakat juga tidak sembarangan dan harus dilakukan secara tepat. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil jumlah informan
sebanyak 10 orang terdiri dari 7 orang informan kunci dan 3 orang informan biasa. Informan kunci terdiri dari 7 orang diantaranya adalah 2 orang bidan desa
di desa Gunung Bakti dan 5 orang ibu hamil atau ibu melahirkan dan terdaftar sebagai peserta Jaminan Persalinan serta sudah ditentukan kriterianya. Informan
biasa yang terdiri dari 3 diantaranya adalah satu orang dari tokoh masyarakat desa Gunung Bakti, satu orang dari Dinas Kesehatan Kota Subulussalam, dan satu
orang lagi tenaga medis tradisional Dukun Bayi desa Gunung Bakti.
4.4.1 Informan kunci 4.4.2.1Bidan Desa
Nama : Maisyarah Amkeb
Usia : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Universitas Sumatera Utara
54 Suku
: Aceh Agama
: Islam Pendidikan
: DIII Kebidanan Pekerjaan
: Bidan Desa PNS Penghasilan
: Rp. 2.300.000 Wilayah Kerja : Poskesdes Gunung Bakti
Ibu Maisyarah sudah bekerja selama lima tahun di desa Gunung bakti, beliau awal bekerja di pukesmas kecamatan. Dalam bertugas di desa ini beliau
tidak menetap karena beliau tinggal di kecamatan dan mempunyai keluarga yang harus di perhatikannya. Menurut beliau jaminan persalian merupakan batuan
pembiayaan bagi ibu hamil yang akan melakukan persalianan baik di poskesdes, puskesmas maupun rumah sakit. Untuk prgrom jaminan persalian ini sekitar tahun
2011 sudah berjalan di desa ini, ungkap beliau kepada saya. Menurut beliau permasalahan yang dihadapi ibu hamilmelahirkan di desa ini yakni minimnya
sarana kesehatan di desa ini serta tenaga medis di desa ini seperti bidan, dokter dan tenaga keperawatan professional mengakibatkan ibu-ibu sulit mengaksesnya
ditambah lagi jarak desa ke kota yang jauh.
Bagi saya peran bidan desa itu memiliki tiga peran yakni sebagai fasilitator, motivator dan katalisator. Fasilitator yaitu menjadi pemandu setiap
proses individu dalam berpatisipasi secara seimbang dan menciptakan ruang yang aman sehingga semua pihak dapat bersungguh-sungguh berpartisipasi serta
Universitas Sumatera Utara
55 bertanggung jawab untuk menciptakan, mengkoordinasikan iklim kelompok yang
harmonis dan memfasilitasi terjadinya proses belajar dalam kelompok. Sebagai Fasilitator juga mendampingi masyarakat untuk mengatasi proses pembelajaran
untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi. saya sebagai bidan desa memfasilitator untuk kader posyandu, karang taruna, tokoh masyarakat, tokoh
agama dan sebagainya.
Motivator yaitu memberikan dukungan, menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan setiap masalah yang ada dan dapat
mengembangkan potensinya terutama para kader desa serta organisasi yang terkait. Sedangkan Katalisator yaitu memberikan semangat dan memberikan
dukungan, menginisiatifkan setiap masalah yang ada dan sebagai penghubung atau kelompok pendampingan dengan lembaga di luar kelompok tenaga teknis
lainnya. Sebagai bidan saya bertugas rangkap dari jam 8.00 sampai jam 12.30, saya bertugas di poskesdes dan setelah itu bertugas di puskesmas sampai pagi
harinya.
Menurut beliau adanya perubahan dimana setiap persalinan yang dulunya di tangani oleh dukun Kampung karena sebagai besar masyarakat lebih banyak
percaya terhadap dukun kampung sekarang dengan bidan dan angka kematian bayi berkurang, yang dulunya cuek sekarang masyarakat bertambahnya wawasan
mengenai masalah pentingnya kesehatan, cakupan KIAKB yang meningkat, gizi buruk menurun, setiap bulannya para kader mengadakan pendataan, penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
56 di setiap posyandu, kunjungan ke posyandu balita, bumil dan usila meningkat,
serta membentuk adanya dana sehat untuk kesehatan balita, bumil dan remaja. Ditambah lagi dengan adanya dukungan baik dari Pak Kades beserta aparaturnya,
masyarakat dan kader-kader kesehatan yang ada di desa ini.
Pada saat pertama bertugas tidak tersedia data data riel di desa gunung bakti, Sehingga saya bekerja sama dengan lintas sektor dan lintas program untuk
mencari data riel data penduduk. Seperti dari puskesmas, dari kader kesehatan masyarakat, sekolah, kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan dor to dor
tiap rumah. Dari data tersebut saya buat profil poskesdes gunung bakti. Untuk itu bidan mengambil inisiatif untuk menginovasi hal baru memalui pendekatan pada
masyarakat melalui Peran kader dan pendekatan pelayanan kesehatan dengan hati yang dilakukan oleh bidan.
Dari pendekatan tersebut masyarakat mulai simpati dengan adanya bidan yang siap membantu masalah mereka sehingga dapat dilihat melalui data hasil
pelayanan kesehatan menjadi meningkat, masyarakat mulai mengerti pentingnya persalinan sehat dengan bidan karena banyak persalinan dan kematian bayi dan
ibu oleh dukun sebelum ada bidan, masyarakat mulai menggunakan sarana kesehatan yang ada, mulai aktifnya kader-kader dalam berperan membantu bidan
didaerahnya. Cakupan program yang ada mulai meningkat dan dibentuknya kegiatan-kegiatan dimasyarakat yang mendukung kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
57 Kendala saat ini saya rasakan karena ada beberapa bidan yang sedang
melanjutkan sekolah tanpa adanya serah terima oleh bidan lainnya serta staf yang ada maka semua kegiatan berjalan dengan apa adanya tetapi para kader tetap
menjalan pendataan, penyuluhan serta berperan aktif dalam desa siaga serta sering bekerja sama dengan aparat desa. Kami cuman membantu dengan
semampu kami sertamengharapkan agar perangkat desa atau dinas kesehatan yang terkait mengusulkan kepada puskesmas induk agar segera mengirim bidan
untuk menetap di desa ini, juga mengsulkan ke Pemda agar ada dana tambahan buat kader dan bidan.
4.4.2.2Bidan Desa
Nama : Murni Amkeb
Usia : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Suku
: Jawa Agama
: Islam Pendidikan
: DIII Kebidanan Pekerjaan
: Bidan Desa PNS Penghasilan
: Rp. 2.300.000 Wilayah Kerja : Poskesdes Gunung Bakti
Kak Murni begitu dia di panggil ketika melakukan wawancara dengan beliau. Kak Murni adalah bidan desa yang merantau dari Kota Medan, ia lulus
sebagai Pegawai Negeri Sipil setelah mengikuti tes penerimaan PNS tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
58 di kota Subulussalam. Ia merupakan lulusan dari Politeknik Kesehatan Medan.
Sebagai bidan desa di gunung bakti, ia sudah bertugas selama 4 Tahun yang awalnya ia bertugas di desa Jambi Baru. Sebagai bidan desa, Kak Murni menetap
di Kecamatan Sultan Daulat untuk mempermudah ia ke desa Gunung Bakti alasan Kak Murni tidak menetap di desa karena sulitnya mendapat kediaman di desa
tersebut. Menurut kak murni Program jaminan persalinan merupakan program yang dikeluarkan oleh menteri kesehatan yang tujuannya di gunakan untuk
mempermudah ibu hamilmelahirkan dalam mendapatkan jasa persalinan dari tenaga medis yang handal dan program ini diperuntukkan kepada masyarakat
yang kurang mampu. Jaminan persalinan ini sudah berjalan dari awal bulan Juni tahun 2011 yang awalnya dilaksanakan di Kecamatan Sultan Daulat dan
kemudian berkembang ke 17 desa yang ada di Kecamatan Sultan Daulat.
Menurut kak murni permasalahan yang dihadapi ibu hamilmelahirkan di desa ini yaitu kurangnya tenaga medis professional dan minimnya fasilitas
kesehatan. Bagi kak murni peran bidan sangat penting dalam pengembangan kesahatan ibu hamilmelahirkan apalagi bidannya selalu mendorong masyarakat
dan sering sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan bayi, ibu hamilmelahirkan. Selain itu, menurut kak murni bidan juga memiliki tiga peran
yakni sebagai fasilitator, katalisator dan motivator. Sebagai fasilitator bidan melakukan kegiatan seperti penyuluhan, pendataan serta masyarakat yang ingin
membutuhkan bantuan ada namaya program SMS. Sedangkan sebagai katalisator sebagai penghubung aja antara kader kesehatan dengan masayrakat agar saling
Universitas Sumatera Utara
59 bekerja sama. Kalau motivator bidan dan selalu memberikan dukungan dan selalu
memberikan penyuluhan langsung dari rumah ke rumah, melayani pelayanan kesehatan dengan 24 jam seperti adanya persalinan dimana bidannya yang
langsung kerumah untuk penangan lebih lanjut.
Menurut kak murni perbedaan yang ia rasakan jauh banget bedanya, mungkin sebelum adanya bidan masyarakat bingung seperti adanya orang yang
melahirkan harus mencari dukun kemana-mana tetapi adanya bidan masyarakat tinggal sms aja bidannya makanya di bentuk program sms dan kalau tidak bisa
ditangani maka di rujuk segera ke rumah sakit dengan bantuan dana dari Jaminan Persalinan.
Ada peran dari seriap elemen masyarakat dapat meringankan kerja dari bidan desa dan itulah yang saya rasakan, begitu penuturan kak murni. Meskipun
ada kendala yang di dapat seperti kurangnya tenaga medis professional dan minimnya fasilitas kesehatan, sebagai bidan semestinya bisa menangani
permasalahan tersebut dengan segenap kemampuan agar program jaminan persalinan dapat berjalan dan merata kepada masyarakat yang benar-benar
membutuhkan.
4.4.2.3 Ibu hamilmelahirkan Peserta Jampersal
Nama : Samsidah Br. Capah
Usia : 38 Tahun
Universitas Sumatera Utara
60 Jenis Kelamin
: Perempuan Suku
: Pakpak Boang Status Kependudukan
: Penduduk Asli Agama
: Islam Pendidikan Terakhir
: Sekolah Dasar Jumlah Anggota Keluarga
: 3 Anak Pekerjaan
: Petani Penghasilan
: ±Rp 1.000.000bulan
Ibu Samsidah merupakan penduduk asli gunung bakti, beliau sudah tinggal di desa ini sejak kecil dan tetap menatap di desa ini, ia menyatakan bahwa desa
sudah menjadi desa dari keluarganya terdahulu yang juga penduduk asli desa ini. Menurut beliau keadaan penduduk yang masih jauh dari kota mengakibatkan
minimnya sarana dan prasarana di desa ini baik dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pembangunan desa. Bedasarakan penuturan beliau kepada saya
beliau menyebutkan bidan sangat berperan bagi peningkatan kesehatan warga desa ini, meskipun jumlah bidan yang basih belum memadai. Dalam pemilihan
pemeriksaan kesehatan beliau memilih bidan sebagai penolong kesehatan terbukti beliau melakukan persalinan dengan bidan yang menurutnya dengan bidan lah
bisa mendapatkan persalinan sehat. Meskipun di desa ini masih ada dukun bayi.
Beliau sudah terdaftar sebagai peserta jampersal sejak tahun 2012, bagi beliau dengan adanya jampersal ini dapat membantu masyarakat pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
61 dan dirinya sendiri, akan tetapi permasalahan sebuah program pemerintahan
tersebut menurut beliau belum sepenuhnya berjalan dengan baik dikarenakan kurangnya faktor-faktor penudukung seperti fasilitas kesehatan, bagi beliau
diperlukan peran aktif baik pemerintah desa maupun kota agar program tersebut dapat berjalan serta perlunya peningkatan fasilitas kesehatan yang dapat
menunjang keberhasilan program tersebut. Beliau sudah menggunakan kartu jaminan persalinan untuk persalianan anaknya yang ketiga dan ia beranggapan
bahwa program tersebut sangat membantu karena alasan ekonomi yang tidak mencukupi keluarganya serta selama proses persalinan beliau tidak mendapat
banyak hambatan.
4.4.2.4 Ibu hamilmelahirkan Peserta Jampersal
Nama : Mastaria Br. Capah
Usia : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Pakpak Boang
Status Kependudukan : Penduduk Asli
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 2 Anak
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : -
Universitas Sumatera Utara
62 Pada saat mewawancarai beliau, saya langsung ke kediaman beliau
kebetulan beliau sedang berada di rumah. Ibu Mastaria sudah tinggal di desa ini sejak kecil dan hingga sekarang masih di desa ini. Beliau sudah terdaftar sebagai
peserta sejak awal tahun 2012, dan beliau sudah menggunakan kartu pesertanya untuk persalinan anak keduanya. Bagi beliau keberadaan bidan desa sangat
penting karena dengan bidan desa beliau dapat bersalin dengan sehat dan mengurangi biaya persalian dikarenakan bantuan dana dari jampersal. Peruntukan
jampersal bagi masyrakat desa gunung bakti sangatlah penting menurut beliau karena penduduk desa ini masih berada di tinggak ekonomi rendah.
Beliau juga sering memeriksakan kondisi bayinya kepusat layanan kesehatan meskipun di desa ini masih minim saran kesehatan, akan tetapi berkat
adanya dukungan oleh pihak pemerintah desa yang mau mendirikan poskesdes. Menurut beliau di desa ini masih ada warga yang menggunakan jasa dukun bayi,
tetapi bagi beliau persalinan yang sehat itu baiknya didapatkan dari bidan selaku tenaga medis yang handal. Harapan beliau terhadap jaminan ini perlu
ditambahnya bidan-bidan di desa ini agar peningkatan program ini dapat terlaksana dengan baik.
4.4.2.5 Ibu hamilmelahirkan Peserta Jampersal
Nama : Desma Br. Sambo
Usia : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Universitas Sumatera Utara
63 Suku
: Pakpak Boang Status Kependudukan
: Penduduk Asli Agama
: Islam Pendidikan Terakhir
: SMP Jumlah Anggota Keluarga
: 1 Anak Pekerjaan
: Pedagang Penghasilan
: ± Rp. 900.000bulan
Ibu desma merupakan penduduk asli gunung bakti, beliau sudah tinggal di desa ini sejak kecil dan tetap menatap di desa ini, ia menyatakan bahwa desa
sudah menjadi desa dari keluarganya terdahulu yang juga penduduk asli desa ini. Menurut beliau keadaan penduduk yang masih jauh dari kota mengakibatkan
minimnya sarana dan prasarana di desa ini baik dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pembangunan desa. Bedasarakan penuturan beliau kepada saya
beliau menyebutkan bidan sangat berperan bagi peningkatan kesehatan warga desa ini, meskipun jumlah bidan yang basih belum memadai. Dalam pemilihan
pemeriksaan kesehatan beliau memilih bidan sebagai penolong kesehatan terbukti beliau melakukan persalinan dengan bidan yang menurutnya dengan bidan lah
bisa mendapatkan persalinan sehat. Meskipun di desa ini masih ada dukun bayi.
Beliau sudah terdaftar sebagai peserta jampersal sejak tahun 2012, bagi beliau dengan adanya jampersal ini dapat membantu masyarakat pada umumnya
dan dirinya sendiri, akan tetapi permasalahan sebuah program pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
64 tersebut menurut beliau belum sepenuhnya berjalan dengan baik dikarenakan
kurangnya faktor-faktor penudukung seperti fasilitas kesehatan. Ibu satu anak ini melakukan persalian dengan menggunakan tenaga bidan sebagai ibu yang
terdaftar peserta jaminan persalian beliau tidak mendapatkan banyak hambatan dalam melakukan persalinan maupun pemeriksaan kandungan, hingga saat ini ibu
desam masih aktif memeriksakan bayinya di puskesdes yang ada di desa ini. Bagi beliau diperlukan peran aktif baik pemerintah desa maupun kota agar program
tersebut dapat berjalan serta perlunya peningkatan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang keberhasilan program tersebut. Bagi beliau keberadaan dukun bayi
memang membantu masyarakat akan tetapi persalinan yang didapat belum semaksimal dari bidan desa, menurut beliau selain fasilitas dukun bayi juga perlu
di berdayakan agar dapat mengurangi minimnya tenaga medis didesa ini khususnya untuk persalinan dan kesehatan lain pada umumnya.
4.4.2.6 Ibu hamilmelahirkan Peserta Jampersal
Nama : Rismiati Br. Ujung
Usia : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Pakpak Boang
Status Kependudukan : Penduduk Asli
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 1 Anak
Universitas Sumatera Utara
65 Pekerjaan
: Pedagang Penghasilan
: Rp. 1.000.000bulan
Ibu Rismiati merupakan salah satu peserta jaminan persalinan, yang dimana beliau sudah terdaftar sebagai peserta sejak bulan maret 2012. Beliau yang
merupakan penduduk asli di desa ini sudah tinggal sejak kecil dan orang tuanya juga sudah berada di desa ini dari dulu hingga sekarang. Persalinan sehat menurut
beliau dapat dilakukan dengan jasa bidan desa ataupun dukun bayi, tapi bagi beliau sangatlah penting bila bersalin dengan bidan yang banyak mafaatnya selain
kesehatan ibu terjamin bayi juga pasti sehat. Ini terbukti dari persalinan anak pertama ibu Rismi di lakukan berkat jasa bidan desa.
Masalah yang dihadapi warga maupun ibu rismi sendiri adalah masalah sarana dan prasarana yang masih minim di desa ini. Kurang perhatiannya
pemerintahan kota mengakibatkan warga desa kesulitan mendapatkan fasilitas yang layak. Dengan adanya program jaminan persalinan ataupun bidan desa, ini
merupakan suatu hal yang sangat bagus tetapi perlu peningkatan lagi. Terbukti sejak masuknya di tahun 2011 program ini sudah banyak membantu masyarakat
khususnya ibu hamil meskipun hanya bantuan atau kemudahan dalam melakukan persalinan yang baik dan sehat. Harapan ibu rismi untuk desa ini ia berharap agar
program-program yang lain juga perlu dilakukan di desa ini mengingat penduduk desa yang masih bertaraf ekonomi dan pendidikan rendah, serta perlunya
Universitas Sumatera Utara
66 peningkatan lagi terhadap fasilitas-fasilitas penunjang agar dapat mesejahterakan
masyrakat desa gunung bakti.
4.4.2.7 Ibu hamilmelahirkan Peserta Jampersal
Nama : Halijah Br. Sitakar
Usia : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Pakpak Boang
Status Kependudukan : Penduduk Asli
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 3 Anak
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : ±Rp 850.000bulan
Ibu Hajilah merupakan penduduk asli gunung bakti, beliau sudah tinggal di desa ini sejak kecil dan tetap menatap di desa ini, ia menyatakan bahwa desa
sudah menjadi desa dari keluarganya terdahulu yang juga penduduk asli desa ini. Menurut beliau keadaan penduduk yang masih jauh dari kota mengakibatkan
minimnya sarana dan prasarana di desa ini baik dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pembangunan desa. Bedasarakan penuturan beliau kepada saya
beliau menyebutkan bidan sangat berperan bagi peningkatan kesehatan warga desa ini, meskipun jumlah bidan yang basih belum memadai. Dalam pemilihan
pemeriksaan kesehatan beliau memilih bidan sebagai penolong kesehatan terbukti
Universitas Sumatera Utara
67 beliau melakukan persalinan dengan bidan yang menurutnya dengan bidan lah
bisa mendapatkan persalinan sehat. Meskipun di desa ini masih ada dukun bayi.
Informasi tentang jaminan persalian di dapat beliau dari kantor kepala desa yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Beliau sudah terdaftar sebagai
peserta jampersal sejak tahun 2012 dimana menurut beliau program ini berjalan di desa gunung bakti sejak tahun 2011, serta dalam tata cara pendaftaran pemakaian
bantuan program tidak ada masalah yang didapat berkat adda informasi yang didapat dari bidan desa serta peyuluhan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
desa itu sendiri. Bagi beliau dengan adanya jampersal ini dapat membantu masyarakat pada umumnya dan dirinya sendiri, akan tetapi permasalahan sebuah
program pemerintahan tersebut menurut beliau belum sepenuhnya berjalan dengan baik dikarenakan kurangnya faktor-faktor penudukung seperti fasilitas
kesehatan, bagi beliau diperlukan peran aktif baik pemerintah desa maupun kota agar program tersebut dapat berjalan serta perlunya peningkatan fasilitas
kesehatan yang dapat menunjang keberhasilan program tersebut.
4.4.2 Informan Tambahan 4.4.2.1Tokoh Masyarakat
Nama : Sidin Capah Usia
: 58 Tahun
Universitas Sumatera Utara
68 Beliau merupakan salah satu tokoh ada yang ada di desa ini. Poli begitu
sebutan Pak Sidin di panggil oleh sebagaian warga desa. Menurut beliau jaminan persalian merupakan bantuan untuk ibu-ibu hamil yang kurang mampu dimana
bantuan tersebut diberikan secara cuma-cuma tanpa adanya pungutan biaya dan bagi beliau dengan adanya program tersbut dapatmemudahkan masyarkat dalam
pelayanan kesehatan.
Baik peran maupun jaminan persalinan itu sendiri sangat berguna untuk masyarakat sangat membutuhkan dan memudahkan pelayanan kesehatan
ditambah lagi desa gunung bakti merupakan desa yang jauh dari kota. Beliau sangat merespon baik dengan adanya program ini apalagi bidannya tinggal di desa
dengan melayani jika ada yang membutuhkan serta pelayanan posyandu dan masalah kesehatan lingkungan. Kegiatan apapun yang dilakukan oleh bidan desa
kami mendukung walaupun kami cuman membantu dalam hal pelayanan kesehatan seperti donor darah, sunnatan massal serta kegiatan lainnya. Harapan
beliau agar semua fasilitas baik sarana pendidikan, kesehatan dan ekonomi harus ditingkatkan lagi untuk memajukan kesejahteraan warga desa.
4.4.2.2Dinas KesehatanAparatur Desa Gunung Bakti
Nama : Ramdi Fajar Manik
Usia : 40 Tahun
Status Kependudukan : Pendatang Jabatan
: Sekertaris Desa Gunung Bakti
Universitas Sumatera Utara
69 Selaku Sekdes yang sudah bekerja selama 5 tahun di desa gunung bakti,
menurut beliau persalinan sehat adalah persalinan yang dibantu oleh tenaga medis handal seperti bidan begitu juga dengan dukun bayi. Tetapi bidan desa itu sudah
memiliki ilmu yang ahli dalam penanganan persalinan bagi ibu-ibu hamil. Menurut beliau di desa ini masih terdapat dukun bayi meskipun jumlahnya sudah
mulai berkurang. Kehadiran program jaminan persalinan pada tahun 2011 di desa ini sudah membantu meringankan masalah kesehatan ibu hamil dan melahirkan
ditambah lagi adanya tenaga medis handal yang diharapkan dapat menjalankan atau mensosialisasikan program tersebut dengan baik kepada masyrakat, begitu
juga dengan kami.
Kami selaku aparatur desa juga turut serta memajukan program tersebut agar program tersebut tepat sasaran kepada masyrakat yang benar-benar
membutuhkan. Saya cukup prihatin bila melihat failitas yang ada di desa ini khususnya fasilitas kesehatan yang masih minim, hal ini juga yang sudah kami
maksimalkan untuk adanya pertambahan fasilitas kesehtan kepada pemerintah kota, tetapi yang namanya birokrasi butuh proses sana-sini. Untuk menuntupi
selaku aparatur desa kami membantu apapun yang dibutuhkan tenaga medis maupun warga desa kami usahakan semaksimal mungkin agar dapat
meningkatkan kesehatan dan kesejateraan masyarakat desa gunung bakti.
Universitas Sumatera Utara
70
4.4.2.3 Dukun Bayi
Nama : Adong Sumira Br. Ujung
Usia : 68 Tahun
Status kependudukan : Penduduk Asli
Adong Sumira sudah 38 Tahun mengeluti pekerjaan sebagai dukun bayi selain bekerja mengurus ladangnya, menurut beliau peran bidan desa memang
sangat penting untuk persalinan tetapi sebagai masyarakat yang memiliki tradisi persalian dari jaman dulu bagi beliau peran dukun bayi juga tidak terlepas dari
peningkatan kesehatan masyarakat di desa Gunung Bakti. Harga yang di patok pun berdasarkan rasa kekeluargaan tidak ada tarif yang ditawarkan karena niatnya
membantu dan seizin Allah S.W.T persalinan dapat berlangsung dengan baik. Ditanya mengenai program jaminan persalinan beliau tidak mengetahui program
tersebut meskipun terbilang beliau terbilang sudah lama tinggal di desa tersebut.
Besar harapan beliau kepada pemerintah agar fasilitas-fasilitas yang belum dapat dirasakan masyarakat desa Gunung Bakti agar segera disediakan dan bagi
fasilitas yang sudah ada setidaknya perlu ditingkatkan lagi fungsi dan manfaatnya kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini kan demi kebaikan kita-kita juga,
begitu pernyataan beliau.
Universitas Sumatera Utara
71
4.5 Interpretasi Data 4.4.1Peran Bidan Desa Sebagai Agen Sosialisasi dalam Meningkatkan